Kabupaten Magelang Berencana Gelar Pembelajaran Tatap Muka Lagi
Kasus Covid-19 telah ditemukan di 33 sekolah di Kabupaten Magelang. Oleh karena itu, PTM nantinya dipastikan akan dilaksanakan lebih ketat.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Pembelajaran tatap muka atau PTM berpotensi kembali dilakukan di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, pada 10 Maret 2022. Pemerintah daerah setempat berjanji menerapkan kebijakan itu dengan protokol kesehatan lebih ketat.
Sebelumnya, periode 23 Februari-9 Maret, Kabupaten Magelang memberlakukan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ). Hal itu dilatarbelakangi peningkatan kasus baru, termasuk di lingkungan sekolah.
Hingga akhir Februari, kasus Covid-19 ditemukan di 33 sekolah, mulai dari TK hingga SMP. Setidaknya, lebih dari 100 orang tertular, mulai dari siswa hingga guru. Namun, pemda mengklaim proses penularan kasus-kasus itu tidak terjadi di sekolah.
Begitu periode PJJ itu usai, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang Azis Amin Mujahidin mengatakan, evaluasi akan dilakukan untuk membuka kembali PTM. Namun, demi menghindari penularan Covid-19, pelaksanaannya akan dilakukan lebih ketat.
Selain dilakukan terbatas, sekolah diminta terus memantau, mengecek kondisi kesehatan siswa. Menghadapi siswa terpantau sakit, sekolah diminta langsung melarangnya masuk sekolah.
”Tanpa harus meminta atau menunggu hasil tes usap, semua anak bergejala sakit, terutama sakit batuk dan pilek, wajib tinggal di rumah,” ujarnya, Jumat (4/3/2022).
Wacana PTM belum muncul di Kota Magelang. Daerah ini kini dua kali berstatus level 4 pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). ”Sebelum turun level PPKM, kami tidak bisa berpikir merencanakan PTM,” ujar Wali Kota Magelang M Nur Aziz.
Menurut dia, Kota Magelang tidak mungkin merencanakan pelaksanaan PTM. Alasannya, berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2022 tentang PPKM Level 4,3, dan 2 Covid-19 di Wilayah Jawa dan Bali, daerah level 4 dilarang melaksanakan PTM.
Saat ini, Aziz mengatakan, pihaknya tengah fokus menurunkan status PPKM. Salah satunya berusaha menambah kapasitas tempat tidur pasien Covid-19 di rumah sakit. Tujuannya, agar tingkat hunian di rumah sakit tidak lebih dari 50 persen.
Kini, di Kota Magelang, sedikitnya 500 orang masih menjalani perawatan Covid-19. Rata-rata tingkat hunian kamar isolasi di empat rumah sakit sekitar 40 persen.