Jadi Kluster Covid-19, Puluhan Sekolah di Jateng Ditutup Dua Pekan
Puluhan sekolah tingkat SMA/SMK di Jateng menghentikan pembelajaran tatap muka akibat ada warga sekolah yang terkonfirmasi positif Covid-19. Penghentian PTM di sekolah-sekolah itu dilakukan selama dua pekan.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Sedikitnya 81 sekolah tingkat sekolah menengah atas dan kejuruan di Jawa Tengah ditutup sementara karena kluster penularan Covid-19. Penerapan protokol kesehatan di lingkungan sekolah, terutama yang masih melakukan pembelajaran tatap muka atau PTM diimbau untuk tetap ketat.
Data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng, hingga Rabu (16/2/2022), ada 327 kasus Covid-19 yang tersebar di sejumlah sekolah tingkat menengah atas dan sekolah menengah kejuruan di wilayahnya. Ratusan kasus yang menimpa guru dan siswa itu tersebar di 81 sekolah.
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng Suyanta mengatakan, sebanyak 81 sekolah yang menjadi kluster penularan Covid-19 itu diminta menghentikan kegiatan PTM selama dua pekan. Proses pembelajaran dialihkan ke pembelajaran jarak jauh secara daring.
”Dengan adanya kejadian ini, kita harus lebih waspada. Kami akan terus berkoordinasi dengan cabang-cabang Dinas Pendidikan di seluruh daerah untuk menggalakkan penerapan protokol kesehatan di sekolah-sekolah,” ujar Suyanta, Jumat (18/2/2022).
Selain menghentikan PTM, Suyanta juga meminta para kepala sekolah melakukan pelacakan dan pengetesan kepada warga sekolah yang berkontak erat dengan pasien positif Covid-19. Adapun warga sekolah yang positif diharapkan bisa segera dirawat dan dicegah penularannya.
”Kepala sekolah harus kembali mengaktifkan satuan tugas Covid-19 sekolah dan bekerja sama dengan satuan tugas Covid-19 atau puskesmas setempat. Pelaksanaan PTM harus sesuai dengan rekomendasi mereka,” imbuh Suyanta.
Sebelumnya, Kota Semarang sempat menghentikan PTM di tingkat SD dan SMP selama dua pekan mulai Senin (7/2/2022). Hal itu dilakukan seiring adanya penambahan kasus positif Covid-19 di Kota Semarang.
Hingga Jumat, kasus Covid-19 aktif tercatat di siagacorona.semarangkota.go.id, mencapai 895 orang. Jumlah itu bertambah sekitar 105 dibandingkan jumlah kasus, Kamis (17/2/2022). Kendati jumlah kasus Covid-19 di Kota Semarang masih terus bertambah, pemerintah setempat berencana menggelar kembali PTM, Senin (21/2/2022).
”Meski sudah PTM, jangan langsung PTM 100 persen. Mulai dengan kapasitas 50 persen dulu, nanti minggu berikutnya, kalau situasinya sudah lebih baik, bisa ditingkatkan lagi,” kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.
Hendrar berharap, sekolah-sekolah yang akan menggelar PTM mempersiapkan infrastruktur penunjang pelaksanaan PTM di masa pademi serta mempersiapkan standar operasionalnya. Guru dan siswa peserta PTM juga diimbau mengikuti tes usap secara rutin sebagai upaya deteksi dini.
Sementara itu, di Kota Pekalongan, PTM akan digelar dengan kapasitas 50 persen dari kapasitas. Sebab, wilayah yang sebelumnya menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 1 itu secara resmi menerapkan PPKM level 3 mulai Selasa (15/2/2022).
”Sesuai aturan PPKM level 3, Kota Pekalongan masih bisa menggelar PTM 50 persen. Tapi, kebiajakan itu bisa disesuaikan dengan kondisi daerah. Kalau memang ada orangtua yang khawatir anaknya mengikuti PTM, saya persilakan untuk pembelajaran daring,” tutur Wali Kota Pekalongan Achmad Afzan Arslan Junaid.
Menurut Afzan, sekolah yang tetap akan menggelar PTM 50 persen akan dipantau Satuan Tugas Covid-19 Kota Pekalongan. Sekolah yang kedapatan melanggar penerapan protokol kesehatan akan diberi surat peringatan.
”Satuan Tugas Covid-19 akan terus melakukan inspeksi ke sekolah-sekolah. Dari hasil inspeksi selama ini, memang masih ada yang abai terhadap protokol kesehatan, mulai dari guru, karyawan, maupun siswa,” imbuh Afzan.