Seekor bayi gajah sumatera, yang diperkirakan baru berusia beberapa hari, ditemukan mati di Kabupaten Pidie, Aceh.
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
SIGLI, KOMPAS — Seekor bayi gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus), yang diperkirakan baru berusia beberapa hari, ditemukan mati di Desa Cot Seutui, Kecamatan Mila, Kabupaten Pidie, Aceh. Lokasi kematian bayi gajah itu merupakan kawasan yang tinggi intensitas konflik satwa.
Kepala Seksi I Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Kamarudzaman, Rabu (23/2/2022), menuturkan, bangkai gajah itu ditemukan tergeletak di alur sungai di kawasan perkebunan warga. Di dekat bangkai itu terdapat ari-ari yang menandakan bayi gajah itu baru lahir.
Lokasi kematian bayi gajah itu merupakan kawasan dengan catatan konflik satwa yang masif. Kelompok gajah kerap berada di kawasan perkebunan warga. ”Kondisi habitat mereka (gajah) yang rusak membuat gajah-gajah tidak nyaman lagi,” kata Kamarudzaman.
Dalam satu pekan terakhir, dua gajah sumatera di Aceh mati. Sebelumnya, pada Selasa (22/2), satu gajah jantan ditemukan mati di tepi sungai di Desa Alue Dua, Kecamatan Nisam, Kabupaten Aceh Utara.
Gajah jantan itu diduga mati karena diserang gajah liar lain. Pada badannya terdapat luka yang diduga tertusuk gading. Kedua gajah itu mati alami atau tanpa ada unsur perburuan sehingga tidak dilanjutkan ke proses penyelidikan.
Data dari BKSDA Aceh, periode 2015–2021, jumlah gajah yang mati sebanyak 63 ekor. BKSDA Aceh mengelompokkan penyebab kematian, yakni 27 ekor karena konflik, 16 ekor kematian alami/sakit, dan 10 ekor karena perburuan. Adapun jumlah populasi gajah di Aceh saat ini 539 ekor.
Sementara berdasarkan The IUCN Red List of Threatened Species, organisasi internasional untuk konservasi alam, gajah adalah spesies yang terancam kritis. Satwa ini berisiko tinggi untuk punah di alam liar.
Kematian bayi gajah di Aceh juga tinggi. Pada 16 November 2021, seekor anak gajah mati setelah belalainya terkena jerat babi. Pada Mei 2021, satu ekor anak gajah usia sebulan juga mati karena terjatuh ke kubangan. Data yang dihimpun Kompas, sepanjang 2013-2022, sebanyak sembilan anak gajah mati.
Sebelumnya, dokter hewan dari BKSDA Aceh, Rika Wahyuni, menuturkan, bayi gajah yang terkena penyakit atau dalam keadaan kritis saat dievakuasi sulit diselamatkan. Selama ini banyak kasus anak gajah yang dievakuasi berakhir dengan kematian. Daya tahan yang lemah terhadap serangan virus membuat anak gajah rentan terhadap kematian.