Elektabilitas Terus Naik, Ganjar: Saya Fokus Urus Covid-19
Elektabilitas Gubernur Jateng Ganjar Pranowo terus naik, mengacu Survei Kepemimpinan Nasional yang dilakukan Litbang ”Kompas”. Hal itu belum tentu menjadi pertimbangan PDI-P mengajukannya dalam Pemilihan Presiden 2024.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjadi satu dari tiga tokoh dengan elektabilitas tertinggi dalam Survei Kepemimpinan Nasional yang diselenggarakan Litbang Kompas. Kendati demikian, Ganjar tidak banyak berkomentar terkait hasil survei tersebut dan memilih fokus pada tugas-tugasnya sebagai gubernur.
Litbang Kompas mengadakan survei terkait calon presiden pilihan masyarakat saat ini pada 17-30 Januari 2022. Survei yang dilakukan lewat wawancara tatap muka terhadap 1.200 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi Indonesia itu menghasilkan tiga nama tokoh dengan elektabilitas tertinggi (Kompas, 23/2/2022).
Tiga tokoh tersebut, antara lain, Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Jika pemilu dilaksanakan saat ini, Prabowo akan dipilih 26,5 persen responden, Ganjar dipilih oleh 20,5 persen responden, dan Anies akan dipilih 14,2 persen responden.
Ganjar secara konsisten terus menunjukkan kenaikan potensi keterpilihan, dari 7,3 persen pada April 2021 menjadi 13,9 persen pada Oktober 2021 dan sekarang menjadi 20,5 persen. Meskipun suara untuk Ganjar naik, posisi peringkatnya tertinggal dari Prabowo dan percepatan kenaikan suaranya pada survei Januari 2022 juga tidak sedrastis sebelumnya.
Terkait survei tersebut, Ganjar tak mau banyak berkomentar. Ia mengaku lebih memilih untuk fokus terhadap tugasnya memimpin Jateng.
”Saya lagi konsentrasi mengurus kenaikan angka infeksi Covid-19, masalah minyak goreng, kedelai, dan kasus Wadas yang memang butuh perhatian. Soal survei, biarkan menjadi bacaan publik,” ungkap Ganjar.
Dia menambahkan, ”Saya kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang sedang ditugaskan memimpin Jateng.”
Saya kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang sedang ditugaskan memimpin Jateng. (Ganjar Pranowo)
Dihubungi terpisah, pengamat politik Universitas Diponegoro, Semarang, Wahid Abdulrahman, mengatakan, kenaikan elektabilitas Ganjar berbeda dengan kenaikan elektabilitas Joko Widodo dalam Pemilu 2014. Ia mengibaratkan, Jokowi yang saat itu juga menjabat sebagai gubernur, kenaikan elektabilitasnya seperti roket. Adapun kenaikan elektabilitas Ganjar diistilahkan Wahid seperti naik anak tangga.
”Konsistensi peningkatan elektabilitas Ganjar dipengaruhi oleh tiga faktor. Pertama, karena (Ganjar) masih punya panggung sebagai gubernur ataupun sebagai Ketua Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama). Kedua, karena masih punya banyak momentum berkah politik, misalnya kasus Wadas ataupun kasus Covid-19, dan yang ketiga karena Ganjar merupakan sosok yang sadar bermedia sosial serta mampu menjaga hubungan baik dengan media,” ujar Wahid.
Kendati elektabilitas dan popularitasnya terus meningkat, hal tersebut disebut Wahid tidak serta-merta langsung membuat Ganjar dipilih PDI-P untuk maju sebagai calon presiden. Selain karena belum mendapatkan dukungan penuh dari internal partai, Ganjar juga harus bersaing dengan sejumlah kader PDI-P lain, termasuk Puan Maharani yang secara ideologis dan biologis dekat dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
”Tantangannya saat ini adalah Ganjar tidak bisa terang-terangan mengatakan bahwa dirinya akan maju dalam pemilu. Sebagai kader partai, Ganjar tidak akan berani keluar dari pakem dan garis komando partai. Kecuali, nanti kalau sudah dapat lampu hijau dari Megawati. Kalau sekarang ini, saya kira Ganjar lebih cenderung menunggu dan memanfaatkan momentum,” imbuhnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, PDI-P akan menunggu penilaian dari Megawati dalam menentukan calon presiden yang akan diusung dalam Pilpres 2024. Sekalipun ada empat kadernya masuk dalam survei Litbang Kompas, yakni Ganjar Pranowo, Puan Maharani, Basuki Tjahaja Purnama, dan Tri Rismaharini, PDI-P belum menentukan siapa yang akan diusung dalam Pilpres 2024.
Namun, menurut Hasto, siapa pun yang ditetapkan oleh Megawati kelak, diyakini telah melalui serangkaian penilaian secara komprehensif, baik dari aspek ideologi Pancasila, kepemimpinan, keteguhan dalam prinsip, keberanian menghadapi risiko dalam mengambil kebijakan bagi masa depan, rekam jejak kepemimpinan, maupun terpenuhinya aspek-aspek psikologis berupa kematangan sebagai pemimpin. ”Proses pertimbangan ini tentunya dengan mendengarkan suara kebatinan rakyat,” ucap Hasto (Kompas.id, 22/2/2022).