Angka Kasus Aktif di Surakarta Lampaui Puncak Varian Delta
Penularan Covid-19 terus meluas di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Saat ini, jumlah kasus aktif telah melampaui puncak kasus aktif tertinggi saat merebaknya varian Delta. Tempat isolasi terpusat pun ditambah.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·4 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS – Penularan Covid-19 terus meluas di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Saat ini, jumlah kasus aktif telah melampaui puncak kasus aktif tertinggi semasa merebaknya varian Delta. Penanganan dioptimalkan dengan menambah tempat isolasi terpusat.
Pada Senin (21/2/2022), terjadi penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 225 kasus. Adapun pasien sembuh tercatat sebanyak 147 kasus. Dengan penambahan dan kesembuhan pasien, total kasus aktif berjumlah 3.156 kasus. Angka tersebut berada di atas jumlah kasus aktif sewaktu puncak varian Delta, yakni sekitar 2.500 kasus, pada tahun 2021.
Penambahan jumlah kasus harian juga terhitung tinggi dalam beberapa hari terakhir. Mulai 16 Februari hingga 20 Februari 2022 terjadi penambahan lebih dari 300 kasus per hari. Bahkan, pada 18 Februari tercatat ada penambahan sebanyak 480 kasus dalam sehari. Jumlah itu menjadi penambahan kasus harian terbanyak dalam periode tersebut.
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menyampaikan, tren peningkatan kasus terjadi hampir di semua daerah. Ditemukannya varian Omicron diduga menjadi salah satu penyebab peningkatan kasus. Pasalnya, varian tersebut punya karakter untuk menular secara lebih cepat. Ia juga menduga tingginya catatan kasus aktif belum mencapai puncaknya. Untuk itu, pihaknya meminta segenap warga senantiasa waspada terhadap potensi penularan Covid-19.
”Naiknya sudah sangat tinggi. Jadi, perlu kewaspadaan lebih. Tempat-tempat isolasi terpusat akan kami tambah,” kata Gibran seusai rapat koordinasi penanganan Covid-19 di Balai Kota Surakarta, Jawa Tengah, Senin sore.
Sejauh ini ada tiga tempat isolasi terpusat yang disiapkan Pemerintah Kota Surakarta. Ketiga tempat itu ialah Ndalem Priyosuhartan, Graha Wisata, dan Rumah Sakit Lapangan Covid-19 Benteng Vastenburg. Dari ketiga tempat itu, baru dua lokasi yang digunakan, yakni Ndalem Priyosuhartan yang sudah terisi 21 orang dari kapasitas 41 orang dan Graha Wisata yang terisi 10 orang dari kapasitas 80 orang.
Sementara itu, Rumah Sakit Lapangan Covid-19 Benteng Vastenburg sama sekali belum ditempati. Kapasitasnya mencapai 80 orang. Tempat itu akan segera digunakan setelah dua tempat awal yang disiapkan penuh terisi pasien positif. Tempat-tempat itu menjadi lokasi isolasi bagi warga terkonfirmasi positif yang rumahnya tak memadai untuk menjalani isolasi mandiri.
Menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta, hingga 21 Februari 2022, sebagian warga terkonfirmasi positif lebih memilih melakukan isolasi mandiri. Dari total 3.156 warga yang berstatus kasus aktif, 3.058 orang di antaranya menjalani isolasi mandiri. Dalam kondisi tersebut, peran satuan tugas Covid-19 tingkat RT dan RW, yang kerap disebut Jogo Tonggo, sangat diperlukan.
”Sekarang banyak yang isoman (isolasi mandiri). Maka, penting pengawasan dari RT, RW, sampai lurah. Adanya satgas Jogo Tonggo penting sekali,” ujar Gibran.
Sekarang banyak yang isoman (isolasi mandiri). Maka, penting pengawasan dari RT, RW, sampai lurah. Adanya satgas Jogo Tonggo penting sekali.
Level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Surakarta, lanjutnya, juga akan meningkat dari semula level 2 menjadi level 3. Dengan peningkatan level PPKM tersebut, katanya, akan dilakukan pengurangan kapasitas tempat terkait aktivitas masyarakat di ruang publik. Namun, pihaknya menjamin aktivitas perekonomian dapat tetap berjalan. Secara rinci, bentuk-bentuk pembatasan bakal dituangkan pada surat edaran yang masih dimatangkannya.
Selanjutnya, Gibran menambahkan, vaksinasi Covid-19 juga akan semakin digenjot. Misinya adalah agar penduduk kota tersebut semakin terlindungi saat beraktivitas di ruang publik. Tingginya capaian vaksinasi, menurut dia, cukup berhasil sebagai strategi penanganan Covid-19. Hal itu dibuktikan dari banyaknya kasus Covid-19 yang tanpa gejala.
”Penanganannya lebih ke vaksinasi. Sudah terbukti efektif. Ini jumlah kasusnya sudah melewati saat varian Delta. Tetapi, jumlah keterisian rumah sakit dan lainnya tidak separah waktu itu,” ujar Gibran.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta Siti Wahyuningsih mengungkapkan, angka keterisian rumah sakit mengalami peningkatan dua pekan terakhir. Hingga Senin siang, sudah 77 persen tempat tidur isolasi dan ruang perawatan Covid-19 di rumah sakit yang terisi dari 688 unit yang tersedia. Namun, jumlah tempat tidur masih bisa ditambah. Dari pengalaman varian Delta, semua rumah sakit yang berada di kota tersebut mampu menyediakan sekitar 1.000 tempat tidur.
”Kami sudah mengingatkan rumah sakit untuk bersiap-siap menambah lagi jumlah tempat tidur. Namun, jika terus ditambah, pasien-pasien non-Covid-19 juga perlu ditolong. Jadi, tidak bisa serta-merta menambah kapasitas tempat tidur,” kata Wahyuningsih.
Wahyuningsih menyatakan, tidak semua pasien Covid-19 yang dirawat di Kota Surakarta berasal dari kota tersebut. Berdasarkan data yang dimilikinya, hanya 32 persen pasien Covid-19 yang berasal dari kota tersebut. Sisanya merupakan pasien-pasien kiriman dari wilayah di sekitar kota tersebut, seperti Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Karanganyar. Bahkan, ada sejumlah pasien yang berasal dari Jawa Timur.