Pemerintah Kota Surakarta menyiapkan tempat isolasi terpusat seiring dengan peningkatan kasus Covid-19 di kota tersebut. Tempat tersebut juga mulai terisi. Fasilitas layanan kesehatan juga diminta memastikan kesiapannya.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·4 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Tempat isolasi terpusat yang disiapkan Pemerintah Kota Surakarta, Jawa Tengah, seiring dengan peningkatan kasus Covid-19 di kota tersebut mulai terisi. Fasilitas layanan kesehatan juga diminta memastikan kesiapannya menghadapi potensi kemunculan gelombang ketiga penularan.
Tempat isolasi terpusat yang berlokasi di Ndalem Priyosuhartan, Kota Surakarta, itu mulai ditempati warga terkonfirmasi positif Covid-19 pada Rabu (9/2/2022). Hingga Kamis (10/2/2022), sudah ada 11 warga positif Covid-19 yang melakukan isolasi di sana. Lima orang di antaranya merupakan anak-anak, paling muda berusia 15 tahun.
”Kriteria yang melakukan isolasi di sini adalah mereka yang tanpa gejala dan bergejala ringan saja. Ini menjadi salah satu upaya untuk mengatasi peningkatan kasus Covid-19 yang terjadi beberapa waktu terakhir,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Surakarta Nico Agus Putranto saat dihubungi, Kamis siang.
Total kapasitas di Ndalem Priyosuhartan itu mencapai 41 tempat tidur. Fasilitas tambahan, seperti televisi dan akses internet nirkabel, juga diberikan guna menambah kenyamanan warga selama menjalani isolasi. Sementara kebutuhan makanan sehari-hari dipenuhi oleh Dinas Sosial Kota Surakarta.
Para pasien dikirim ke tempat isolasi terpusat itu oleh puskesmas dengan menggunakan ambulans. Untuk memantau kesehatan warga, ada petugas kesehatan yang disiagakan di tempat isolasi tersebut. Para petugas akan mengecek secara rutin kondisi kesehatan semua warga yang tengah menjalani isolasi. Koordinasi dengan puskesmas setempat juga dilakukan secara rutin.
Nico menambahkan, ada satu tempat lagi yang bisa digunakan sebagai tempat isolasi terpusat, yakni Graha Wisata. Tahun 2020, tempat tersebut juga pernah difungsikan untuk keperluan yang sama. Kini, pemerintah tengah mempersiapkan kembali tempat tersebut.
”Untuk sekarang, kami fokus menggunakan Ndalem Priyosuhartan dahulu. Nanti, kalau di sana penuh, baru pakai Graha Wisata. Graha Wisata sedang kami siapkan sekarang. Jadi kapasitasnya belum bisa dipastikan,” kata Nico.
Secara terpisah, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengakui, peningkatan kasus Covid-19 yang terjadi belakangan cukup signifikan. Dalam beberapa hari terakhir, penambahan kasus melebihi 100 kasus per hari. Bahkan, Rabu (9/2/2022), terjadi penambahan sebanyak 208 kasus dalam sehari.
Bahkan, Rabu (9/2/2022), terjadi penambahan sebanyak 208 kasus dalam sehari.
Untuk itu, menurut Gibran, persiapan tempat isolasi penting dilakukan. Selain dua tempat yang dikelola Pemkot Surakarta, pasien bergejala ringan dari kota tersebut juga dikirim ke Asrama Haji Donohudan di Kabupaten Boyolali.
Gibran juga meminta Satuan Tugas ”Jogo Tonggo”-satgas yang memantau kondisi tetangga dalam satu rukun warga-intens memantau warga yang tengah menjalani isolasi mendiri. Sebab, sebagian besar kasus yang ditemukan merupakan pasien tanpa gejala. Dengan demikian, mereka perlu dibantu pemenuhan kebutuhan pokoknya demi memastikan agar isolasi mandiri dapat dijalankan dengan optimal.
”Kami pantau semua (yang menjalankan isolasi mandiri). Sembako kami kirim ke rumah-rumah. Dalam waktu seminggu ini, kami terus mengirimkan sembako-sembako,” kata Gibran.
”Adanya penambahan kasus harian yang cukup signifikan itu juga berdampak pada keterisian rumah sakit di Kota Surakarta. Menurut data Dinas Kesehatan Kota Surakarta, hingga Kamis sore, angka keterisian rumah sakit mencapai 39,76 persen dari 497 tempat tidur yang tersedia di 16 rumah sakit.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta Siti Wahyuningsih menyatakan, pihaknya telah meminta jajaran rumah sakit agar menambah kapasitasnya. Selain itu, pihak rumah sakit juga diminta memastikan ulang ketersediaan oksigen dan obat-obatan yang ada. Hal tersebut dilakukan guna mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus Covid-19.
”Sejauh ini, semuanya sudah siap. Oksigen cukup. Tenaga kesehatannya cukup. Saya sudah mengumpulkan jajaran rumah sakit untuk benar-benar mempersiapkan ini,” kata Wahyuningsih.
Peningkatan kapasitas tempat tidur, kata Wahyuningsih, setidaknya dilakukan hingga sekitar 800 unit. Penambahan kapasitas terhitung penting mengingat pasien yang dirawat, di kota tersebut, juga berasal dari daerah-daerah di sekitar Surakarta, seperti Sukoharjo, Boyolali, Sragen, dan Wonogiri. Bahkan, beberapa daerah di Jawa Timur juga menjadikan sejumlah rumah sakit di Kota Surakarta sebagai rujukannya.
Dihubungi secara terpisah, Direktur Utama RSUD Dr Moewardi Surakarta Cahyono Hadi menyampaikan, pihaknya siap menambah kapasitas tempat tidur bila sewaktu-waktu dibutuhkan. Saat ini, pihaknya menyediakan sekitar 200 tempat tidur bagi pasien Covid-19, baik yang berada di ruang isolasi maupun ruang perawatan intensif. Dari jumlah tersebut, baru terisi sekitar 50 unit.
”Kami siap jika diminta menambah bed kapan pun. Sebab, pengalaman menghadapi gelombang dua (penularan Covid-19), kami bisa menyediakan sampai 650 bed,” kata Cahyono.
Sejauh ini, kata Cahyono, oksigen dan obat-obatan masih mencukupi. Hal serupa berlaku untuk tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan. Pihaknya mengharapkan agar penularan Covid-19 bisa semakin terkendali. Pengalaman menghadapi lonjakan kasus akibat adanya varian Delta dapat menjadi bekal menangani kemunculan varian baru penyakit tersebut.