27 Sukarelawan di Surakarta Positif Covid-19, Sempat Bantu Proyek Huntara di Semeru
Sebanyak 27 sukarelawan dari Politeknik Akbara Surakarta terkonfirmasi positif Covid-19. Mereka diduga terpapar di sela-sela melakukan kegiatan pengabdian masyarakat berupa pembangunan huntara untuk korban erupsi Semeru.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 27 sukarelawan dari Politeknik Akademi Teknologi Bank Darah atau Akabara, Surakarta, Jawa Tengah, terkonfirmasi positif Covid-19. Mereka diduga terpapar di sela-sela melakukan kegiatan pengabdian masyarakat berupa pembangunan hunian sementara bagi korban erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.
Para sukarelawan tersebut terdiri dari 26 mahasiswa dan seorang pembimbing. Mereka berasal dari program studi manajemen penanggulangan bencana di akademi tersebut. Mereka diberangkatkan ke Lumajang sejak 27 Januari 2022. Mereka berangkat mengendarai mobil pribadi.
”Kami dapat amanah sumbangan untuk disampaikan ke sana dalam bentuk huntara (hunian sementara). Jadi, teman-teman ini berangkat untuk kegiatan pengabdian masyarakat membangun huntara tersebut,” kata Pembina Yayasan Akbara Sumartono Hadinoto saat dihubungi, Rabu (9/2/2022).
Selama melakukan kegiatan pengabdian masyarakat, para sukarelawan tinggal di tenda tersendiri yang berlokasi di Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Lumajang. Adapun proyek huntara yang mereka kerjakan bertempat di Desa Sumbermujur.
Direktur Politeknik Akbara Titis Wahyuono menyampaikan, Selasa (1/2/2022), salah seorang mahasiswa yang ikut dalam tim sukarelawan ke Semeru tersebut merasakan gejala demam. Penanganan awal dilakukan dengan memberikan obat-obatan yang dibawa tim tersebut. Selanjutnya, semua anggota tim memeriksakan diri ke puskesmas setempat.
”Hasil tes menunjukkan lima orang di antara anggota tim kami positif Covid-19 dari tes antigen. Kami memutuskan segera pulang. Kami juga melaporkan temuan ini kepada pemerintah setempat,” kata Titis.
Selanjutnya, ia menyampaikan, tim sukarelawan tersebut kembali ke kampus di Surakarta. Mereka memastikan kondisi kesehatan lewat tes usap dengan metode reaksi berantai polimerase (PCR), Sabtu (5/2/2022).
”Ternyata, semua anggota tim terkonfirmasi positif Covid-19. Mereka juga langsung diisolasi di kampus kami. Sebanyak 26 orang diisolasi di kampus, sedangkan satu orang lainnya menjalani isolasi mandiri di rumahnya,” kata Titis.
Titis mengungkapkan, pihaknya tak bisa memastikan penyebab penularan Covid-19. Pasalnya, anggota tim sudah menerapkan protokol kesehatan ketat selama menjalankan tugas. Mereka juga tinggal di tenda tersendiri. Namun, pihaknya menduga, penularan terjadi sewaktu mereka beraktivitas di luar tenda.
Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta Siti Wahyuningsih menyampaikan, paparan Covid-19 di lingkungan sekolah terus ditemukan. Hingga Selasa (9/2/2022) malam, 506 kasus positif ditemukan di 41 sekolah. Namun, sebagian besar kasus merupakan warga yang berdomisili di luar Kota Surakarta.
Kasus paling banyak ditemukan di SMA MTA. Jumlah kasus yang diperoleh mencapai 341 kasus. Ini menjadi yang terbanyak. Kemungkinan ini disebabkan model pendidikan yang sebagian berasrama. Interaksinya juga lumayan intens. Jadi, potensi risikonya tinggi.
Kasus paling banyak, kata Wahyuningsih, ditemukan di SMA MTA. Jumlah kasus yang diperoleh mencapai 341 kasus. ”Ini menjadi yang terbanyak. Kemungkinan ini disebabkan model pendidikan yang sebagian berasrama. Interaksinya juga lumayan intens. Jadi, potensi risikonya tinggi,” katanya.
Wahyuningsih meminta masyarakat senantiasa menerapkan protokol kesehatan ketat. Sebab, pandemi belum sepenuhnya rampung. Bahkan, belakangan terjadi peningkatan kasus positif Covid-19 harian yang cukup signifikan. Setidaknya tiga hari terakhir, penambahannya mencapai 100 kasus per hari.
Menurut laporan Dinas Kesehatan Kota Surakarta, Selasa petang, terjadi penambahan kasus aktif sebanyak 135 kasus. Dengan penambahan tersebut, total kasus aktif berjumlah 692 kasus. Sebagian besar merupakan pasien tanpa gejala. Pasien yang dirawat di rumah sakit berjumlah 33 kasus. Perawatan di rumah sakit hanya ditujukan untuk pasien bergejala sedang hingga berat.