Sembilan Pasien Covid-19 Meninggal Dunia di Surakarta Selama Februari
Sembilan pasien Covid-19 meninggal di Kota Surakarta, Jawa Tengah, sepanjang Februari. Semua pasien memiliki penyakit penyerta dan kebanyakan warga lansia.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Sembilan pasien Covid-19 meninggal di Kota Surakarta, Jawa Tengah, sepanjang Februari 2022. Semua pasien disebut memiliki komorbid atau penyakit penyerta yang memperparah kondisi mereka. Vaksinasi penguat bagi warga lanjut usia terus didorong untuk mengurangi risiko fatal akibat tertular penyakit tersebut.
”Kita harus terus waspada, ya. Penularannya juga sangat cepat. Kalau tidak punya komorbid (penyakit penyerta) mungkin tidak masalah. Kalau ada komorbid, seperti warga lansia, ini harus sangat hati-hati,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta Siti Wahyuningsih, saat ditemui di Kompleks Balai Kota Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (17/2/2022).
Menurut data Dinas Kesehatan Kota Surakarta, kasus pasien Covid-19 yang meninggal baru muncul pada Februari ini. Pada Januari, tidak ditemukan sama sekali kasus dengan tingkat kefatalan demikian. Temuan kasus meninggal seiring dengan peningkatan kasus positif harian. Jumlah penambahan kasus melebihi 100 kasus per hari sejak 5 Februari 2022.
Bahkan, pada 16 Februari, terjadi penambahan 339 kasus dalam sehari. Dengan penambahan tersebut, total kasus positif aktif berjumlah 2.013 kasus. Angka tersebut cukup signifikan, mengingat pada pekan lalu jumlah kasus positif baru sekitar 1.000 kasus.
Wahyuningsih menjelaskan, dari semua kasus pasien meninggal dunia, semuanya memiliki komorbid. Komorbid yang dimiliki bermacam-macam, seperti diabetes melitus, kanker, dan jantung. Diabetes melitus menjadi komorbid yang paling banyak diderita pasien. Kebanyakan pasien juga merupakan warga lansia. Kondisi tersebut membuat risiko yang dialami jika tertular Covid-19 semakin tinggi.
Untuk itu, lanjut Wahyuningsih, vaksinasi Covid-19 perlu terus digencarkan. Khususnya bagi kalangan warga lansia yang termasuk salah satu kelompok berisiko tinggi. Ia berharap agar kesempatan mengakses vaksin penguat dimanfaatkan sebaik-baiknya.
”Maka, ayo segera memanfaatkan fasilitas vaksinasi booster. Jika ada undangan segera datang. Kerabat dan keluarga yang memiliki warga lansia dimohon pengertiannya untuk membantu warga lansia dalam mendapatkan vaksinasi booster ini,” kata Wahyuningsih.
Hingga 16 Februari 2022, warga Surakarta yang sudah menerima vaksin penguat berjumlah 58.702 orang. Sebanyak 18.871 orang di antaranya merupakan warga lansia. Selanjutnya, 24.278 orang lainnya terdiri dari warga kelompok rentan atau berpenyakit kronis. Sisanya tenaga kesehatan dan petugas publik.
Untuk vaksinasi dosis pertama, jumlah penerimanya sudah mencapai 591.563 orang, sedangkan vaksinasi dosis kedua menjangkau 546.152 orang. Para penerima vaksin terdiri dari tenaga kesehatan, warga lansia, remaja, anak-anak sekolah, ibu hamil, hingga kalangan difabel. Sampai saat ini, vaksinasi dosis pertama dan kedua masih terus dilakukan.
”Dosis pertama dan dosis kedua masih ada yang terus disasar. Dosis primer ini (dosis pertama dan dosis kedua) juga penting. Apa artinya vaksinasi booster kalau primernya tidak dilakukan? Artinya, semua program vaksinasi dilakukan paralel. Vaksinasi tidak pernah berhenti,” kata Wahyuningsih.
Keterisian rumah sakit
Di sisi lain, angka keterisian rumah sakit juga terus meningkat. Hingga Kamis pagi, tempat tidur untuk pasien Covid-19 di rumah sakit sudah terisi sekitar 60 persen. Adapun total tempat tidur yang disediakan berjumlah 680 unit. Jumlahnya sudah ditambah lagi dari semula hanya 580 unit.
Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa meminta masyarakat ikut mewaspadai tren peningkatan kasus harian Covid-19. Protokol kesehatan perlu terus diterapkan secara ketat. Ia menegaskan, ancaman penularan Covid-19 belum menghilang. Hendaknya masyarakat tidak lengah dengan melonggarkan penerapan protokol kesehatan.
”Pandemi belum selesai. Kita harus tetap pakai masker. Kita juga akan mengejar capaian vaksinasi booster. Kalau booster agak selesai, kondisinya bisa agak lumayan,” kata Prakosa.
Angka pasien Covid-19 yag meninggal juga disoroti Teguh. Menurut dia, angka yang ditunjukkan masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan puncak varian Delta pada 2021. Saat itu, angka pasien meninggal bisa mencapai 21 orang dalam sehari. Di hari-hari lainnya, pasien meninggal berjumlah belasan orang per hari. Ia berharap program vaksinasi penguat bisa mengurangi risiko fatalitas yang dialami pasien, khususnya kelompok rentan dan warga lansia.