Kasus Covid-19 di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, melonjak signifikan dalam dua pekan terakhir. Adanya temuan varian baru Omicron diduga turut memicu meluasnya penularan Covid-19 di daerah tersebut.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
KLATEN, KOMPAS — Kasus Covid-19 di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, melonjak signifikan dalam dua pekan terakhir. Adanya temuan varian baru Omicron diduga turut memicu meluasnya penularan di daerah tersebut. Vaksinasi dioptimalkan untuk menekan tingkat fatalitas dari paparan penyakit tersebut.
Menurut data Dinas Kesehatan Klaten, pada 17 Februari 2022, terjadi penambahan 253 kasus positif Covid-19. Dengan penambahan tersebut, total kasus positif aktif mencapai 981 kasus. Selain itu, dilaporkan pula dua kasus meninggal di daerah tersebut.
”Memang dua pekan terakhir ada pergerakan kenaikan kasus. Setidaknya dalam tiga atau empat hari terakhir, jumlah penambahannya sudah di atas 100 kasus,” kata Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Klaten Anggit Budiarto saat dihubungi, Kamis (17/2/2022).
Sebagian besar, kata Anggit, kasus disumbangkan oleh kontak erat. Misalnya, pada 15 Februari 2022, terjadi penambahan 131 kasus positif. Dari jumlah tersebut, sebanyak 75 kasus berasal dari kontak erat kasus sebelumnya. Biasanya, penularan semacam itu ditemukan pada kluster keluarga.
Menurut Anggit, kondisi itu disebabkan adanya temuan varian baru Covid-19, yakni Omicron. Varian baru tersebut punya karakter yang lebih cepat menular. Sedikitnya ada 14 kasus varian baru ditemukan di daerah tersebut. Kasus awal bermula dari seorang pasien terkonfirmasi positif yang merupakan pelaku perjalanan dari luar negeri.
”Karakteristik Omicron ini, kan, virusnya sangat padat. Ketika ada orang yang sudah terjangkit itu, hampir dipastikan yang menjadi kontak erat juga akan menjadi kasus positif. Itu karakter Omicron. Maka, penularannya terjadi secara meluas,” kata Anggit.
Maraknya penularan Covid-19, kata Anggit, diimbangi dengan tingginya angka vaksinasi di daerah tersebut. Bahkan, vaksinasi akan terus didorong agar semua penduduk bisa segera terlindungi dari penularan penyakit tersebut. Capaian vaksinasi yang tinggi diyakini mampu mengurangi risiko fatal atas paparan penyakit tersebut.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Klaten, vaksinasi dosis pertama telah menjangkau 92 persen dari total sasaran sekitar 1 juta penduduk. Sementara vaksin kedua sudah menyasar 85 persen. Untuk vaksinasi penguat atau booster, baru sekitar 7-8 persen.
Lebih lanjut Anggit mengungkapkan, vaksinasi penguat sebagian besar menjangkau warga lansia. Sejauh ini sudah ada sekitar 20 persen warga lansia yang menerima vaksinasi penguat. Adapun total sasaran vaksinasi lansia berjumlah 165.000 orang.
Ada faktor-faktor yang membuat mereka tidak bisa lolos penapisan kesehatan untuk vaksinasi.
”Artinya, sudah ada sekitar 33.000 warga lansia yang divaksinasi booster. Capaian ini mendudukkan kami pada peringkat pertama soal capaian vaksinasi booster lansia di Jawa Tengah,” ujar Anggit.
Meski demikian, Anggit tak memungkiri, kasus positif meninggal mulai ditemukan lagi di daerah tersebut. Sejak Januari 2022 terdapat 10 kasus positif yang dilaporkan meninggal. Semua kasus memiliki komorbid atau penyakit penyerta, seperti diabetes melitus, tuberkulosis, jantung, dan gagal ginjal. Sebanyak tujuh kasus di antaranya belum tervaksinasi.
”Mereka belum bisa divaksinasi karena alasan yang bermacam-macam. Ada faktor-faktor yang membuat mereka tidak bisa lolos penapisan kesehatan untuk vaksinasi. Untuk itu, vaksinasi bagi warga lansia menjadi sangat penting di sini,” kata Anggit.
Dihubungi terpisah, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Klaten Tri Nyantosani menyampaikan, angka keterisian rumah sakit menanjak sejak awal Februari 2022. Hingga Kamis siang, tempat tidur isolasi yang terisi di rumah sakit sebesar 41,85 persen dari 325 unit yang tersedia.
Sementara tempat perawatan intensif terisi 12,07 persen dari 58 tempat tidur yang tersedia. Pada Januari, tempat tidur rumah sakit sempat mencatatkan nol persen angka keterisian.
Bagi pasien bergejala ringan dan tanpa gejala, kata Tri, pelayanannya difokuskan di tempat isolasi terpusat. Ada dua tempat isolasi terpusat yang disiapkan, yakni Panti Semedi dan Gedung Olahraga Gelarsena. Panti Semedi sudah terisi enam orang dari kapasitas total 38 tempat tidur.
Sementara itu, Gedung Olahraga Gelarsena sama sekali belum digunakan. Kapasitasnya mencapai 101 tempat tidur. Sebagian besar kasus positif memutuskan menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.