Ratusan Mahasiswa di Purwokerto Gelar Aksi Solidaritas Kasus Wadas
Sekitar 200 mahasiswa di Purwokerto menggelar aksi solidaritas untuk kasus konflik Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Mereka mengecam tindakan represif aparat dan menuntut penghentian rencana penambangan di sana.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Sekitar 200 mahasiswa di wilayah Purwokerto berunjuk rasa di depan kantor Bupati dan DPRD Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (11/2/2022), sekitar pukul 14.30. Mereka mengecam tindakan represif aparat dalam konflik di Desa Wadas, Purworejo, dan menuntut pemerintah menghentikan rencana penambangan di wilayah tersebut.
”Tuntutannya ada empat. Pada intinya, kami menuntut penghentian rencana penambangan di Desa Wadas. Kedua, kami mengecam tindakan represif, intimidasi, dan teror kepada warga Wadas serta penangkapan secara tidak jelas alasannya,” kata Koordinator Lapangan Aksi Bagus Adi Kusuma, Jumat (11/2/2022), di Purwokerto.
Selanjutnya, tuntutan yang ketiga, lanjut Bagus, meminta pemerintah pusat dan daerah, dalam hal ini Gubernur Jawa Tengah, mengembalikan hak-hak warga Wadas baik atas ruang hidup maupun ruang pencariannya. Sementara tuntutan keempat, mahasiswa meminta akses masuk ke Desa Wadas dibuka untuk jaringan solidaritas, para sukarelawan, media, dan pers.
Para mahasiswa, antara lain, membawa spanduk bertuliskan ”Wadas Ora Didol” atau Wadas tidak dijual, ”Lawan Segala Bentuk Perusakan di Bumi Wadas”, ”Rakus Tambang Harus Tumbang”, serta ”Mengutuk Represifitas dan Intimidasi”. Selain berorasi dan bernyanyi, mereka juga meminta Ketua DPRD Budhi Setiawan menemui mereka.
Budhi pun datang dan menyapa mereka. Budhi mendengarkan aspirasi mereka dan akan meneruskan aspirasi itu kepada DPRD Purworejo dan Gubernur Jawa Tengah di Semarang. ”Teman-teman mahasiswa, tuntutan kalian yang ada empat poin akan saya teruskan ke DPRD Purworejo dan Gubernur di Semarang,” kata politisi PDI-P tersebut.
Budhi juga mengajak dua perwakilan mahasiswa untuk ikut mengantarkan tuntutan itu ke Purworejo dan Semarang pada Senin depan. Mahasiswa pun mulai membubarkan diri sekitar pukul 16.47. Aksi ini dijaga oleh 250 personel dari kepolisian.
Seperti diberitakan Kompas.id, Kamis (10/2/2022), pada Selasa (8/2/2022) terjadi kericuhan di Wadas saat petugas Badan Pertanahan Nasional hendak melakukan pengukuran lahan yang akan menjadi lokasi tambang batu andesit. Sejumlah orang kemudian ditangkap polisi. Sebanyak 66 orang yang ditangkap itu kemudian dilepaskan pada Rabu (9/2/2022).
Puluhan warga yang ditangkap polisi saat pengukuran lahan di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jateng, segera dibebaskan, Rabu (9/2/2022). Dialog dan pendekatan persuasif dengan warga serta pihak-pihak terkait akan terus dilakukan demi menekan potensi konflik (Kompas.id, 9/2/2022).
Dalam konferensi pers di Purworejo, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta maaf kepada warga Wadas terkait peristiwa yang terjadi saat pengukuran tanah, Selasa (8/2/2022). Ganjar menjamin, warga yang ditangkap polisi akan segera dibebaskan.
”Saya berkomunikasi intens dengan kapolda, wakapolda, dan lainnya, memantau perkembangan yang ada di Purworejo, khususnya di Wadas. Kami sudah sepakat, masyarakat yang diamankan kemarin, hari ini akan dibebaskan untuk dipulangkan,” kata Ganjar.