Puan Kunjungi Dua Pulau di Indonesia Timur, Bangun Patung Bung Karno
Dalam dua hari, Ketua DPR Puan Maharani Morotai dan Lembeh untuk meresmikan dan mencanangkan pembangunan patung Soekarno. Patung bapak bangsa itu diharapkan dapat menjadi simbol sejarah dan persatuan bangsa.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
BITUNG, KOMPAS — Dalam dua hari, Ketua DPR Puan Maharani mengunjungi dua pulau di timur Indonesia, yaitu Morotai di Maluku Utara dan Lembeh di Sulawesi Utara, untuk mencanangkan serta meresmikan pembangunan monumen Soekarno. Patung bapak bangsa itu diharapkan dapat menjadi simbol sejarah dan persatuan bangsa.
Puan bertandang ke Monumen Trikora di selatan Pulau Lembeh, Kota Bitung, Rabu (9/2/2022) sore, diiringi rombongan kader-kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Monumen itu didirikan pada 1992 untuk mengenang tiga komando rakyat yang dicetuskan Bung Karno pada 1961 untuk merebut Papua Barat dari Belanda.
Menurut Puan, Trikora adalah bukti visi Soekarno akan Indonesia sebagai satu kesatuan yang kedaulatannya harus dijaga. ”Kita harus mengingat bahwa Bung Karno sejak awal gigih mempertahankan wilayah dan bangsa Indonesia. Bukan hanya bagian barat, tetapi juga timur,” ujarnya.
Operasi Trikora dideklarasikan pada 19 Desember 1961 dan berlangsung hingga 15 Agustus 1962. Kala itu, Pulau Lembeh dijadikan pangkalan aju persiapan untuk melaksanakan operasi di Papua Barat yang kala itu disebut Irian Barat. Maka, didirikan sebuah tugu yang berdampingan dengan sebuah pesawat tempur tua.
Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) VIII Brigadir Jenderal TNI (Mar) I Wayan Ariwijaya mengatakan, Pulau Lembeh pada 1961-1962 memainkan peran penting dalam mempertahankan keutuhan Indonesia. ”Dukungan logistik, rencana operasi, rencana intelijen, pengisian logistik air dan bahan bakar kapal, semuanya bermula dari sini,” ujarnya.
Meski menyimpan ingatan akan sejarah yang mendalam, monumen itu kini tampak kumuh dan tak terawat. Catnya kusam dan banyak kaca di puncak tugu yang sudah hilang. Untuk itu, Puan mencetuskan kembali ungkapan Soekarno, yaitu Jasmerah atau ”Jangan sekali-kali melupakan sejarah.”
Monumen Trikora menegaskan perjuangan bangsa Indonesia untuk berdiri sejajar dan sama tinggi dengan negara-negara lain. Revitalisasi monumen pun disebut sudah sangat mendesak. (Puan Maharani)
Menurut Puan, Monumen Trikora menegaskan perjuangan bangsa Indonesia untuk berdiri sejajar dan sama tinggi dengan negara-negara lain. Revitalisasi monumen pun disebut sudah sangat mendesak.
Sebagai bagian dari revitalisasi, sebuah patung Bung Karno akan didirikan di sana. Puan yang juga ketua DPR perempuan pertama, secara simbolis memulai pembangunan patung Bung Karno dengan meletakkan tiga batu pertama, kemudian mengoleskan adonan semen di atasnya.
Ia pun berharap peremajaan monumen akan terlaksana dalam sembilan bulan sehingga monumen itu bisa menjadi tempat wisata, pelabuhan, sekaligus pengingat bangsa akan sejarah. Kendati begitu, ia mengatakan pembangunan itu didanai sepenuhnya oleh Pemkot Bitung dan Pemprov Sulut.
Wali Kota Bitung Maurits Mantiri pun menyatakan kesanggupannya untuk menyelesaikan pembangunan hingga setidaknya awal 2023. Dana yang dikucurkan untuk patung Soekarno dan revitalisasi monumen ia sebut sekitar Rp 37,5 miliar.
”Kehadiran Ibu Puan menambah energi bagi kami di tempat ini. Bitung adalah pintu gerbang Indonesia di Timur. Monumen ini pasti bisa terealisasi karena dari tangan Ibu Puan, segala sesuatu dapat diwujudkan untuk Indonesia,” katanya.
Komandan Lantamal VIII I Wayan Ariwijaya mengapresiasi inisiatif pemerintah tersebut. Monumen ini pun nantinya akan menjadi simbol kesatuan bangsa yang harus dipertahankan oleh segenap anak bangsa, termasuk oleh TNI AL. ”Kami berharap generasi penerus bisa mengenang perjuangan merebut Irian Barat,” katanya.
Sekolah
Sehari sebelumnya, Puan bertandang ke Pulau Morotai untuk meresmikan patung Bung Karno sedang duduk dan membaca. Patung itu didirikan di kompleks Pusat Belajar dan Olahraga Morotai.
Monumen itu didirikan untuk mengenang kedatangan Bung Karno pada 1957 sekadar untuk meresmikan sebuah SMP negeri. ”Bayangin, tahun 1957 datang ke Morotai yang jauh sekali di ujung utara Indonesia (bagian) timur hanya untuk meresmikan satu SMP. Mengapa? Karena Bung Karno sudah berpikir pendidikan bagi anak-anak Indonesia itu hal mutlak,” kata Puan.
Adapun di Pulau Lembeh yang dipisahkan sebuah selat selebar satu kilometer dari Kota Bitung di daratan Sulawesi, Puan juga secara simbolis mendukung upaya Pemkot Bitung meningkatkan gizi anak sekolah dasar dengan program makanan tambahan. Siswa SD akan diberi telur, bubur tuna, kacang hijau, dan susu sepekan sekali oleh sekolah.
Wali Kota Bitung Maurits menyebutkan, upaya itu sebagai cara meningkatkan kecerdasan anak dengan menyediakan protein yang cukup. Dana bantuan operasional sekolah (BOS) Bitung cukup untuk menyediakan makanan tambahan itu sekali sebulan. ”Tetapi, berkat Pak Gubernur (Olly Dondokambey), makanan ini bisa diberikan seminggu sekali,” ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bitung Eugenie Mantiri mengatakan, program itu dimaksudkan mendorong anak-anak SD, baik sekolah negeri maupun swasta, untuk gemar makan ikan dan makanan sehat lainnya. ”Memang kecerdasan itu belum bisa dilihat saat ini, tetapi lima atau enam tahun lagi,” ujarnya.