Siswa dan Guru Positif Covid-19, Empat Sekolah di Medan Hentikan Pembelajaran Tatap Muka
Kasus Covid-19 ditemukan di empat sekolah di Kota Medan, yakni MAN 1 Medan, MAN 2 Medan, MTs GUPPI Medan, dan SD Negeri 060837 Silalas. Pembelajaran tatap muka dihentikan sementara di sekolah itu.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Kasus Covid-19 ditemukan di empat sekolah di Kota Medan, yakni di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Medan, MAN 2 Medan, Madrasah Tsanawiyah GUPPI Medan, dan SD Negeri 060837 Silalas. Pembelajaran tatap muka pun dihentikan sementara di sekolah itu. Adapun kasus Covid-19 di Sumut terus meningkat dan kini sudah menyebar kembali ke 23 kabupaten dan kota.
”Langkah penutupan pembelajaran tatap muka (PTM) kami ambil karena ditemukan kasus positif di sekolah itu. Ini sesuai dengan protokol kesehatan yang harus menutup PTM jika ditemukan kasus positif,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan Laksamana Putra Siregar di Medan, Sumatera Utara, Selasa (8/2/2022).
Putra mengatakan, beberapa siswa harus dirawat di rumah sakit karena mengalami gejala demam, batuk, dan sakit tenggorokan. Siswa lainnya hanya menjalani isolasi mandiri. Putra menyebut belum mendapat data pasti berapa kasus yang ditemukan di sekolah di Medan. Di empat sekolah itu hanya ditemukan 1-3 kasus positif di setiap sekolah.
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Medan pun langsung melakukan penelusuran kontak, pengetesan, dan perawatan terhadap semua kasus yang ditemukan di sekolah-sekolah itu.
Dengan meningkatnya kasus di Kota Medan, kata Putra, sekolah-sekolah juga sudah diminta mengurangi PTM maksimal 50 persen, dan 50 persen lainnya melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara daring. ”Kami juga terus mengevaluasi perkembangan penyebaran Covid-19. Jika penyebaran di sekolah terus meningkat, semua PTM akan dialihkan sementara menjadi PJJ,” kata Putra.
Kepala MAN 1 Reza Faisal mengatakan, di sekolahnya hingga kini ditemukan tiga kasus positif, yakni dua siswi dan satu guru. ”Kasus positif pertama kali ditemukan setelah seorang siswi mengalami gejala demam dan batuk,” katanya.
Siswi itu pun dirawat di rumah sakit karena gejalanya cukup berat. Setelah dilakukan tes PCR, siswi tersebut dinyatakan positif Covid-19. Siswi lainnya dan seorang guru juga mengalami gejala dan dinyatakan positif Covid-19 setelah tes PCR.
Reza mengatakan, sudah sebulan atau sejak awal tahun mereka melakukan PTM 100 persen. PTM dilakukan dengan protokol kesehatan ketat.
Mereka juga sudah melakukan vaksinasi lengkap terhadap 86 persen siswa dan 90 persen guru, termasuk dua siswi dan seorang guru yang positif Covid-19 tersebut. Yang lainnya tidak mendapat vaksinasi karena tidak memenuhi syarat.
Reza menyebut, mereka mulai mencurigai penyebaran Covid-19 karena dalam sepekan terakhir ada 20-30 siswa setiap hari yang diperiksa di usaha kesehatan sekolah (UKS) karena mengalami gejala demam dan batuk.
Dalam sepekan terakhir, ada 20-30 siswa setiap hari yang diperiksa di usaha kesehatan sekolah (UKS) karena mengalami gejala demam dan batuk.
Setelah beberapa hari ditemukan gejala demam yang terus meluas, sekolah pun langsung mengurangi jumlah siswa-siswi yang mengikuti PTM terbatas hingga akhirnya dialihkan sepenuhnya menjadi PJJ.
”Saat ini sedang dilakukan penelusuran kontak terutama pada kontak erat, yakni teman sekelas dan guru yang mengajar mereka,” kata Reza.
Kepala Dinas Kesehatan Sumut Ismail Lubis mengatakan, Sumut kini mengantisipasi penyebaran Covid-19 di sekolah dengan meminta semua sekolah mengurangi PTM maksimal 50 persen dari kapasitas. ”Dalam sepekan ini juga akan terus dievaluasi melihat perkembangan penyebaran Covid-19,” kata Ismail.
Jika penyebaran terus meningkat, PTM akan dihentikan sementara di semua sekolah dan dialihkan menjadi PJJ secara daring.
Pertambahan kasus positif baru di Sumut pada Selasa (8/2/2022) mencapai 538 kasus per hari. Laju itu meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan hari sebelumnya yang masih 245 kasus. Jika laju peningkatan kasus terus meningkat dua kali lipat setiap hari, gelombang ketiga Covid-19 di Sumut tidak terbendung dan diperkirakan mencapai lebih dari 10.000 kasus baru per hari pada 19 Februari.
Saat ini, hanya sebagian kecil kasus yang harus dirawat di rumah sakit, yakni yang mengalami gejala berat dan penyakit penyerta. Keterisian tempat tidur ruang isolasi Covid-19 di Sumut pun kini 4,77 persen atau 190 tempat tidur dari 3.982 tempat tidur yang tersedia. Sementara keterisian tempat tidur ICU 2,84 persen atau 10 tempat tidur dari 352 tempat tidur.