Sejumlah Korban Kecelakaan Bus di Bantul Masih Dirawat
Sejumlah korban kecelakaan bus pariwisata di Kabupaten Bantul, DIY, Minggu (6/2/2022) siang, masih dirawat di sejumlah rumah sakit. Sebagian korban mengalami cedera kepala dan patah tulang.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
BANTUL, KOMPAS — Sejumlah korban kecelakaan bus pariwisata di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (6/2/2022) siang, masih dirawat di sejumlah rumah sakit. Sebagian korban tersebut mengalami cedera di bagian kepala dan patah tulang. Seorang pasien juga dirujuk ke rumah sakit lain karena membutuhkan perawatan intensif khusus.
Hingga Senin (7/2/2022) pagi, ada lima orang korban luka-luka yang masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati, Bantul. ”Ada pasien yang mengalami patah tulang dan ada yang mengalami cedera kepala,” kata Staf Humas RSUD Panembahan Senopati Siti Rahayuningsih.
Seperti diberitakan, sebuah bus pariwisata mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Imogiri-Dlingo, tepatnya di dekat obyek wisata Bukit Bego, Kecamatan Imogiri. Kecelakaan yang terjadi pada Minggu sekitar pukul 14.00 itu menyebabkan 13 orang meninggal dan 34 orang luka-luka.
Salah satu korban meninggal adalah pengemudi bus. Berdasarkan keterangan dari polisi, bus tersebut membawa rombongan karyawan sebuah perusahaan konfeksi asal Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, beserta keluarganya.
Siti memaparkan, selain merawat lima korban luka, RSUD Panembahan Senopati juga merujuk satu pasien ke RS Bethesda, Kota Yogyakarta. Hal ini karena pasien tersebut membutuhkan perawatan intensif khusus. ”Ada satu yang dirujuk ke RS Bethesda karena butuh perawatan intensif khusus dan di rumah sakit ini belum mampu,” ujar Siti.
Manajer Humas RS PKU Muhammadiyah Bantul Wahyu Priyono menjelaskan, hingga Senin pagi, masih ada 11 korban yang menjalani perawatan di rumah sakit tersebut. Wahyu menyebut, total korban kecelakaan yang dibawa ke rumah sakit tersebut sebanyak 16 orang. Namun, dari 16 orang itu, lima orang di antaranya meninggal.
Wahyu memaparkan, sebanyak 11 orang yang dirawat mengalami cedera dengan kondisi ringan hingga sedang. Dia menambahkan, hingga sekarang, pihak rumah sakit belum bisa memastikan apakah ada korban yang membutuhkan tindakan operasi atau tidak.
”Mereka perlu perawatan pascacedera ringan sampai sedang. Kalau hasil pemeriksaan memang menunjukkan perlu tindakan operatif, pasti kami akan lakukan dengan persetujuan keluarga,” ujar Wahyu.
Wahyu menyatakan, pihak rumah sakit telah melakukan tes antigen terhadap para korban yang masih dirawat. Berdasarkan hasil tes antigen itu, para pasien tersebut dinyatakan negatif Covid-19. Oleh karena itu, mereka bisa menjalani perawatan di ruang biasa, bukan ruang isolasi Covid-19.
Wahyu juga menambahkan, jenazah lima korban kecelakaan yang meninggal telah dibawa ke rumah duka. Jenazah lima orang itu diberangkatkan dari RS PKU Muhammadiyah Bantul pada Minggu sekitar pukul 22.00.
Salah seorang korban kecelakaan, Danarto (38), mengaku mengalami luka di bagian kepala, lutut kanan, dan pinggang sebelah kiri. Menurut dia, saat kecelakaan, dirinya terlempar keluar dari dalam bus. ”Pas kecelakaan itu saya terlempar keluar dan masuk selokan,” katanya, yang saat itu duduk di samping pengemudi bus.
Danarto menceritakan, sebelum mengalami kecelakaan, bus itu mengunjungi obyek wisata Puncak Becici di Kecamatan Dlingo, Bantul. Setelah itu, bus berjalan melalui Jalan Imogiri-Dlingo yang penuh dengan tanjakan dan turunan yang berkelok-kelok.
Menurut Danarto, setelah meninggalkan Puncak Becici, bus tersebut bertemu dengan tanjakan tinggi. Namun, bus tidak kuat menanjak sehingga sebagian penumpang turun untuk mengurangi beban kendaraan. Sesudah penumpang turun, bus akhirnya berhasil melewati tanjakan. Setelah itu, bus melewati sejumlah tikungan di Jalan Imogiri-Dlingo. Dia menyebut, kecelakaan terjadi di tikungan keempat yang dilewati bus.
”Kalau enggak salah, ada empat tikungan. Di tikungan ketiga, sopir mau ganti persneling tetapi kayaknya sudah enggak masuk. Di tikungan keempat, persneling sudah enggak bisa dan sopir mau mengerem tetapi remnya sudah enggak bisa,” katanya.
Menurut Danarto, istri, dua anak, dan ibu mertuanya juga ikut dalam rombongan yang berada di dalam bus tersebut. Seluruh anggota keluarga Danarto itu selamat dan hingga Senin pagi masih dirawat di RS PKU Muhammadiyah Bantul.