Sempat Menolak, Pusat Kegiatan Belajar Agama di Sragen Mulai Terima Vaksinasi
Penolakan vaksinasi Covid-19 sempat ditemukan di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Penolakan tersebut dilakukan suatu pusat kegiatan belajar masyarakat berbasis agama. Edukasi vaksinasi dilakukan terus-menerus.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SRAGEN, KOMPAS — Penolakan vaksinasi Covid-19 sempat ditemukan di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Penolakan tersebut dilakukan sebuah pusat kegiatan belajar masyarakat yang punya ratusan peserta didik. Secara bertahap, warga dari pusat kegiatan belajar tersebut mulai bersedia divaksinasi. Edukasi atas pentingnya vaksinasi terus dilakukan.
Pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) tersebut berada di Kecamatan Kedawung, Jawa Tengah. Jumlah peserta didiknya lebih dari 200 orang. Adapun fokus pembelajaran di tempat tersebut perihal keagamaan.
Camat Kedawung Nugroho Dwi Wibowo menjelaskan, penolakan dari pusat kegiatan belajar tersebut berawal dari program percepatan vaksinasi di daerahnya. Pihaknya mengumpulkan para ketua rukun tetangga (RT) di wilayah tersebut untuk mengetahui penduduk yang belum divaksinasi. Dari pertemuan itu, ia menanyakan persoalan-persoalan dalam melaksanakan vaksinasi.
”Yang belum mau ini (divaksinasi) ada beberapa kategori. Salah satunya belum yakin dengan kehalalan vaksin. Kebetulan kasus ini ditemukan di PKBM tersebut,” kata Wibowo, saat dihubungi, Minggu (6/2/2022).
Penolakan vaksinasi, kata Wibowo, tidak diungkapkan secara langsung. Pasalnya, pengurus dari PKBM tersebut selalu datang saat diundang pemerintah desa ataupun kecamatan untuk sosialisasi soal vaksinasi. Namun, mereka tak pernah datang saat diundang vaksinasi.
Wibowo menyampaikan, penolakan tersebut disikapinya dengan melakukan langkah-langkah persuasif. Sosialisasi terus dilakukan agar warga dari PKBM tersebut bersedia divaksinasi. Pemahaman akan pentingnya vaksinasi juga disampaikan secara terus-menerus. Pihaknya juga bakal memfasilitasi sewaktu-waktu mereka siap menerima vaksin.
Usaha tersebut, lanjut Wibowo, mulai menunjukkan hasil. Sabtu (5/2/2022) lalu setelah dua pengurus PKBM tersebut bersedia divaksinasi. Mereka divaksinasi di Puskesmas Pembantu Desa Pengkok, Kecamatan Kedawung.
”Kami tidak lelah dan tidak akan berhenti. Pesan pemerintah kami sampaikan. Umpamanya terjadi penolakan pun kami akan pelan. Sedikit-sedikit tidak masalah. Yang terpenting nanti menjadi mau dan bisa,” kata Wibowo.
Dihubungi terpisah, Ari Natalia Probandari, pakar kesehatan masyarakat dari Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta, mengungkapkan, edukasi terus-menerus perlu dilakukan pemerintah. Adanya penolakan vaksinasi menunjukkan informasi tentang pentingnya vaksinasi Covid-19 belum diterima masyarakat secara utuh. Padahal, vaksinasi menjadi salah satu jalan memerangi pandemi Covid-19 yang belum juga rampung.
”Pemerintah harus melakukan pendekatan-pendekatan khusus agar pemahaman tentang vaksinasi bisa diterima. Adanya penolakan menjadi kendala dalam memenuhi cakupan vaksinasi yang nantinya membentuk kekebalan komunitas,” kata Ari.
Lebih lanjut, Ari menyebutkan, penolakan vaksinasi berpotensi menghambat penanganan pandemi Covid-19. Pasalnya, vaksinasi menjadi salah satu cara mencegah tingkat fatalitas yang dialami warga apabila tertular Covid-19. Dikhawatirkan, penolakan-penolakan semacam ini bisa membuat semakin banyak orang tertular Covid-19 dalam kondisi parah. Pengalaman dari varian Delta menunjukkan rumah sakit kewalahan akibat banyaknya warga tertular dengan kondisi parah.
Menurut data dari Dinas Kesehatan Sragen, warga yang sudah menerima vaksinasi Covid-19 dosis pertama berjumlah 705.186 orang, atau setara 90,9 persen target sasaran. Dosis kedua telah diberikan kepada 659.475 orang, atau setara 85,01 persen target sasaran. Adapun dosis ketiga, atau penguat baru menjangkau 22.050 orang atau setara dengan 2,84 persen target.
Penolakan vaksinasi berpotensi menghambat penanganan pandemi Covid-19. Pasalnya, vaksinasi menjadi salah satu cara mencegah tingkat fatalitas yang dialami warga apabila tertular Covid-19. (Ari Natalia Probandari)
Kepala Dinas Kesehatan Sragen Hargiyanto mengatakan, pihaknya terus berupaya mengedukasi masyarakat agar mau divaksinasi. Tak dimungkirinya, masih ada sebagian masyarakat yang enggan divaksinasi. Ketakutan dan kondisi kesehatan menjadi alasan yang mendasari keengganan mereka.
”Jadi bukan penolakan. Mungkin, ada yang masih takut atau dalam kondisi sakit. Untuk itu, masih butuh kami beri pengertian lagi mengenai vaksinasi Covid-19,” kata Hargiyanto.