Reaktivasi Isoter, Jatim Siapkan 13.853 Tempat Tidur di 38 Daerah
Penambahan kasus baru Covid-19 di Jatim tembus 2.154 kasus dalam sehari. Menyikapi hal itu, tempat isolasi terpadu untuk pasien bergejala ringan dan tanpa gejala direaktivasi. Sebanyak 13.853 tempat tidur disiapkan.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Penambahan kasus baru Covid-19 di Jawa Timur menembus 2.154 kasus dalam sehari. Menyikapi hal itu, pemerintah provinsi mereaktivasi tempat isolasi terpusat untuk pasien bergejala ringan dan tanpa gejala di sejumlah daerah, seperti Sidoarjo, Malang, Gresik, dan Bangkalan. Sebanyak 13.853 tempat tidur pasien disiapkan di 38 kabupaten dan kota.
Berdasarkan data Satgas Covid-19 Jatim, penambahan kasus baru secara harian mencapai 2.154 kasus pada Sabtu (5/2/2022). Penambahan ini lebih tinggi dibandingkan sehari sebelumnya, Jumat, yang sebanyak 1.679 kasus dan pada Kamis 1.394 kasus.
Dengan penambahan kasus baru yang semakin tinggi, jumlah kasus aktif di Jatim saat ini tercatat mencapai 5.055 orang atau 1,23 persen dari keseluruhan kasus terkonfirmasi positif sebanyak 409.432 kasus. Kasus aktif Covid-19 terbanyak terdapat di Surabaya, yakni 1.254 kasus, Sidoarjo 892 kasus, dan Kota Malang 551 kasus.
Menyikapi penambahan kasus Covid-19 harian yang semakin tinggi, Pemerintah Provinsi Jatim mereaktivasi fasilitas isolasi terpadu atau terpusat (isoter) di sejumlah daerah, seperti Sidoarjo, Gresik, Bangkalan, dan Malang. Sebanyak 13.853 tempat tidur pasien disiapkan untuk mengantisipasi lonjakan kasus. Selain itu, 164 rumah sakit rujukan kembali membuka layanan pasien Covid-19. Mereka menyiapkan kembali tenaga kesehatan dan relawan.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, episentrum sebaran Covid-19 saat ini berada di wilayah Surabaya Raya dan Malang Raya. Surabaya Raya meliputi Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik. Sementara Malang Raya meliputi Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu.
Terkait pengaktifan lagi tempat-tempat isoter, Khofifah mengatakan, langkah ini sebagai respons terhadap terus melonjaknya jumlah kasus positif dan status Indonesia yang telah memasuki gelombang ketiga pandemi Covid-19. ”Karena itu, dibutuhkan opsi isoter untuk pasien bergejala ringan dan tanpa gejala, yang cukup dan layak,” ujar Khofifah di Sidoarjo, Minggu (6/2/2022).
Khofifah mengatakan, reaktivasi isoter merupakan upaya kuratif mengatasi pandemi Covid-19. Kebijakan ini untuk memastikan masyarakat Jatim mendapatkan penanganan terbaik. Oleh karena itu, warga terkonfirmasi positif, terutama yang kesulitan melakukan karantina mandiri karena kondisi rumahnya mengharuskan berbagi ruang dengan penghuni lain, bisa memanfaatkan fasilitas ini.
Reaktivasi isoter merupakan upaya kuratif mengatasi pandemi Covid-19. Kebijakan ini untuk memastikan masyarakat Jatim mendapatkan penanganan terbaik. (Khofifah Indar Parawansa)
Selain menyediakan tempat tidur bagi pasien, isoter dilengkapi sarana penunjang lain, seperti obat-obatan dan oksigen. Tenaga kesehatan, termasuk dokter, juga bersiaga selama 24 jam untuk menangani pasien yang menjalani karantina agar kondisi kesehatannya segera membaik. Isoter terkoneksi dengan rumah sakit rujukan Covid-19 untuk memudahkan proses rujukan pasien.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jatim Erwin Astha Triyono menambahkan, upaya reaktivasi isoter di berbagai kabupaten dan kota ini dilakukan secara bertahap sesuai perkembangan kondisi Covid-19. Isoter yang direaktivasi antara lain RS Ijen Boulevard di Kota Malang dengan kapasitas 320 kamar yang masing-masing kamar berisi dua tempat tidur.
Selain itu, fasilitas isoter lain juga berada di Kantor Badan Pengembangan Wilayah Suramadu di Kabupaten Bangkalan, Madura. Fasilitas ini menyediakan 330 tempat tidur untuk menampung pasien dari beberapa kabupaten di wilayah Madura. Adapun Kabupaten Gresik mereaktivasi isoter di tujuh puskesmas.
Tujuh puskesmas itu meliputi Puskesmas Sidayu, Ujung Pangkah, Kebomas, Cerme, Benjeng, Wringin Anom, dan Driyorejo. Dari tinjauan yang dilakukan di Puskesmas Sidayu, kondisinya sudah siap menerima pasien. Ada dua kamar yang disiapkan, dengan kapasitas masing-masing kamar adalah lima tempat tidur.
Fasilitas isoter terbaru yang direaktivasi adalah aula Mall Pelayanan Publik Sidoarjo. Total kapasitas isoter ini 124 tempat tidur. Namun, yang direaktivasi untuk tahap awal sebanyak 85 tempat tidur. Dibandingkan isoter lainnya, MPP Sidoarjo memiliki fasilitas yang mirip hotel karena privasi setiap pasien terjaga baik.
”Total tempat tidur di isoter yang sudah direaktivasi dan siap menerima pasien saat ini 3.400-an unit. Reaktivasi isoter tidak hanya menyediakan tempat tidur, tetapi tenaga kesehatan dan fasilitas pendukung lainnya,” kata Erwin.
Erwin menambahkan, sebenarnya, tempat isoter yang direaktivasi ini tidak pernah ditutup total. Meski demikian, beberapa fasilitasnya harus dibersihkan dan koneksitas sistem layanannya dipastikan berfungsi baik. Tenaga kesehatan yang melayani isoter juga harus kembali disiapkan.
Tingkatkan kewaspadaan
Khofifah juga meminta masyarakat terus menjaga protokol kesehatan dan meningkatkan kewaspadaan. Meskipun pemerintah gencar meningkatkan pelayanan kuratif, tindakan preventif akan jauh lebih baik.
”Saya meminta warga tetap menjaga protokol kesehatan yang ketat, menjaga jarak aman, mencuci tangan, dan memakai masker dengan benar,” ucapnya.
Menurut Khofifah, pemerintah memiliki tugas meningkatkan testing, tracing dan treatment. Pada saat bersamaan, masyarakat harus bersinergi dengan menjaga prokes 5M. Hal itu menjadi penting untuk menghadapi lonjakan kasus, khususnya yang dipicu varian Omicron yang punya kecepatan transmisi jauh lebih tinggi.
Secara terpisah, Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali mengatakan, selain mengaktifkan kembali isoter di MPP, pihaknya juga menyiapkan tempat karantina pasien Covid-19 dengan gejala ringan dan tanpa gejala di Puskesmas Sedati dan Puskesmas Porong. Hal itu karena jumlah kasus aktif di Sidoarjo saat ini merupakan yang tertinggi kedua di Jatim setelah Surabaya.
”Pendekatan persuasif akan dilakukan agar masyarakat mau dipindahkan ke fasilitas isoter. Selain untuk mendapatkan penanganan terbaik, juga untuk mencegah penularan yang lebih banyak lagi apabila mereka melakukan karantina di rumah,” ujar Muhdlor.