Kasus Semakin Tinggi, Jatim Perkuat Surveilans dan Vaksinasi
Pertambahan kasus baru Covid-19 di Jawa Timur meningkat signifikan seiring merebaknya varian Omicron. Untuk mengurangi dan mengendalikan sebaran virus berbahaya tersebut, Pemerintah Provinsi Jatim memperkuat surveilans.
SURABAYA, KOMPAS — Penambahan kasus baru Covid-19 di Jawa Timur meningkat signifikan seiring merebaknya varian Omicron. Untuk mengurangi dan mengendalikan sebaran virus berbahaya tersebut, Pemerintah Provinsi Jatim memperkuat surveilans dan menggenjot cakupan vaksinasi primer maupun dosis ketiga untuk meningkatkan kekebalan warga.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 3 Februari 2022, tercatat penambahan 17.895 kasus baru dalam sehari. Penambahan kasus terbanyak berasal dari DKI Jakarta 10.117 kasus, Jawa Barat (7.308), Banten (4.312), Bali (1.501), dan Jatim (1.394).
Kenaikan kasus harian Covid-19 di Jatim itu sejalan dengan pertambahan kasus konfirmasi positif yang disebabkan varian Omicron. Berdasarkan data Institute of Tropical Disease Universitas Airlangga (ITD Unair) pada 28 Januari 2022, terdapat penambahan kasus sebanyak 82 orang. Akibatnya, total konfirmasi Omicron menjadi 108 orang di 13 kabupaten dan kota di Jatim.
Kepala Dinas Kesehatan Jatim Erwin Astha Triyono mengatakan, dari 82 pasien baru Omicron, sebanyak 31 orang berasal dari Surabaya, Kota Malang (22), Sidoarjo (5), Gresik (5) dan Kabupaten Madiun (5). Selain itu, terdapat lima pasien Omicron dari Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan (4). Ada juga masing-masing satu orang dari Jember, Kota Mojokerto, Lamongan, Pacitan, dan Trenggalek.
Baca juga: Surabaya Tingkatkan Kewaspadaan Terhadap Penyebaran Omicron
”Dari total 108 orang yang terkonfirmasi positif Omicron, sebanyak 47,2 persen orang telah dinyatakan sembuh atau selesai menjalani isolasi. Sedangkan 52,8 persen lainnya masih menjalani isolasi dengan kondisi mayoritas tanpa gejala atau bergejala ringan,” ujar Erwin.
Sebanyak 63 persen pasien Omicron sudah divaksinasi primer secara lengkap dua dosis. Artinya, vaksinasi dapat mengurangi tingkat keparahan akibat Covid-19. Meski demikian, vaksinasi saja tidak cukup. Untuk menangkal Omicron, masyarakat harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat terutama memakai masker.
Menyikapi perkembangan kasus Covid-19, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah strategi guna menangani dengan sigap serangan gelombang ketiga di wilayahnya. Strategi itu mengedepankan upaya preventif atas lonjakan kasus yang biasa terjadi usai libur panjang.
”Seperti pola sebelumnya bahwa akan terjadi lonjakan kasus pascalibur panjang. Kita sudah siapkan rencana aksi sejak November tahun lalu sehingga lonjakan kasus diharapkan bisa terantisipasi,” kata Khofifah, Jumat (4/2/2022).
Adapun langkah antisipatif dan preventif tersebut antara lain melakukan optimalisasi tracing, testing, dan treatment (3T), pengetatan memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan (5M), serta percepatan vaksinasi. Oleh karena itu, meski secara nasional kasus merangkak naik dan situasi di Jatim juga mengalami kenaikan, masih terkendali. Indikator penanganan pandemi masih sesuai standar yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Baca juga: Sidoarjo Berpotensi Jadi Alternatif Karantina Terpusat bagi Pekerja Migran Jatim
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Jatim per tanggal 3 Februari 2022, kapasitas pengetesan mencapai empat kalinya dari standar WHO yakni 160.000-180.000 tes PCR per minggu. Dengan pengetesan yang memadai, persentase positivity rate di Jatim tercatat 1,72 persen.
”Positivity rate tersebut masih sesuai standar WHO. yakni dibawah 5 persen. Sementara kita tahu saat ini positivity rate nasional adalah 8,95 persen,” ujarnya.
Persentase tracing dari kasus positif di Jatim juga masih dalam kondisi memadai, yakni 15,64. Hal tersebut sesuai standar yang ditetapkan Kemenkes yakni 15 orang per 1 kasus positif. Penelusuran kontak erat di Jatim lebih baik dibandingkan dengan rasio nasional saat ini di angka 8,92.
Hal yang sama juga terjadi dalam persentase bed occupancy rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur di Jatim yang masih dalam kategori aman meski penambahan kasus juga terjadi. Tercatat saat ini BOR Isolasi di Jatim masih berada dalam angka 4,31 persen per minggunya, sedangkan BOR mingguan nasional sudah merangkak naik di angka 13,8 persen.
”Tentunya terkendalinya indikator epidemiologi ini berkat pengalaman sebelumnya dari Jatim dan kolaborasi yang baik dari seluruh elemen masyarakat,” ujar Khofifah.
Pasukan patroli protokol kesehatan dikerahkan untuk mendisiplinkan penerapan prokes di masyarakat yang mulai mengendur, Senin (24/1/2022), di Makodam V Brawijaya. Hal itu untuk mencegah penularan penyakit seiring terjadinya kecenderungan penambahan kasus harian dan sebaran Omicron.
Pada kesempatan yang sama, Khofifah berharap terjadinya gelombang Omicron yang juga dialami oleh negara-negara besar lainnya tidak membuat masyarakat kaget dan panik. Di negara lain, gelombang Omicron terjadi selama 1-2 bulan. Namun, masyarakat tidak boleh panik dengan terjadinya kenaikan kasus.
Hal itu disikapi dengan bersama-sama dan fokus pada penguatan prokes dan vaksinasi. Mantan Menteri Sosial RI ini juga mengungkapkan bahwa dalam upaya penanganan Covid-19 pihaknya menggencarkan vaksinasi. Saat ini capaian vaksinasi ketiga Jatim tertinggi secara nasional dengan total capaian vaksin mencapai 766.800 orang.
”Kita akan bersama-sama dengan tiga pilar plus pemerintah daerah, TNI/Polri, DPRD/parpol, plus tokoh agama dan tokoh masyarakat, serta melibatkan pemerintah, kampus, media, sektor swasta dan masyarakat untuk terus menggenjot capaian vaksinasi. Utamanya di daerah yang vaksinnya belum mencapai standar. Sinergitas akan menjadi kunci percepatan capaian vaksinasi ini,” kata Khofifah.
Data Satgas Covid-19 Jatim menunjukkan capaian vaksinasi dosis pertama Jatim mencapai 87,60 persen atau setara 27.878.421 dosis tersuntikan. Sementara untuk capaian vaksinasi dosis kedua mencapai 64,56 persen atau setara 20.545.928 dosis tersuntikan. Baik capaian dosis pertama maupun dosis kedua menjadikan Jatim menempati posisi kedua tertinggi capaian vaksin nasional.
Untuk capaian vaksinasi anak (6-11 tahun) telah tervaksin sebanyak 2.244.708 anak di 38 kabupaten dan kota seluruh Jatim. Daerah yang capaian vaksinasinya belum memenuhi target agar segera melakukan percepatan. Selain itu, penerapan prokes dan 5M diperketat di tengah mobilitas yang sudah tinggi.
Erwin menambahkan, untuk mengantisipasi penyebaran Omicron di Jatim, pihaknya melaksanakan surveilans ketat, termasuk dengan mengintensifkan pemeriksaan dan pelacakan kontak erat pasien untuk deteksi dini kasus dan pencegahan penularan lebih cepat di komunitas. Juga mengampanyekan protokol kesehatan dengan pendekatan 5M dan 3T.
Selain itu, juga perlu mempertimbangkan faktor ventilasi udara, durasi dan jarak interaksi untuk mengurangi risiko penularan Covid-19, serta mengoptimalkan pelaksanaan surveilans aktif, utamanya pada pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan Kemenkes.
Untuk kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan, Pemprov Jatim melakukan self assesment kesiapan rumah sakit, meningkatkan rasio tempat tidur untuk penanganan Covid-19, menyiapkan pengaturan SDM kesehatan dan non-kesehatan dalam mengantisipasi lonjakan kasus, melakukan pemenuhan logistik kesehatan, menyiapkan alur pelayanan pasien dan sistem rujukan pasien Covid-19.
Juga menjalin kerjasama dengan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya dan ITD Unair untuk meningkatkan penguatan kapasitas laboratorium dengan fasilitas pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR)–S gene target failure (SGTF) dalam deteksi dini serta melanjutkan sampel kemungkinan Omicron lewat pemeriksaan whole genome sequencing (WGS).
Baca juga: Kasus Omicron di Jatim Menjadi-8 Orang, Sebaran Semakin Meluas