Kebakaran Relokasi Pasar Johar MAJT Semarang Belum Padam, Penyebab Masih Didalami
Kebakaran melanda tempat relokasi Pasar Johar di Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang, Rabu (2/2/2022) malam. Sejumlah kios terbakar dan belum berhasil dipadamkan. Penyebab kebakaran masih didalami.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Kebakaran melanda relokasi Pasar Johar di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang, Rabu (2/2/2022) malam. Penyebab kebakaran masih diselidiki. Kerumunan warga di sekitar lokasi menyulitkan proses pemadaman.
Api pertama kali diketahui muncul di sekitar blok F sekitar pukul 18.45. Sebanyak 16 mobil pemadam kebakaran dari Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kudus, dan Demak dikerahkan. Selain itu, ada dua mobil tangki penyuplai air dari Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang dan tiga mobil water cannon dari Kepolisian Resor Kota Besar Semarang.
Hingga Rabu pukul 22.00, kobaran api belum bisa dipadamkan. Pantauan di sekitar lokasi tampak padat. Pedagang dan pemlik kios berlalu lalang menyelamatkan dagangan mereka. Sebagian terlihat menangis histeris bahkan beberapa orang pingsan.
Tak hanya pedagang dan pemilik kios, sejumlah warga juga turut datang ke lokasi kebakaran untuk menonton. Jalanan menuju pasar juga penuh dengan sepeda motor yang diparkir sembarangan karena pemiliknya berkerumun di sekitar lokasi kebakaran. Kerumunan kendaraan dan warga itu menghambat pemadaman api.
”Kendala kami adalah akses masuk ke lokasi yang sangat sulit. Pedagang dan penonton tidak mau minggir. Kalau seandainya diberi jalan, (upaya pemadaman) pasti bisa lebih cepat,” kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang Agus Harmunanto.
Agus menambahkan, kencangnya angin yang bertiup di sekitar lokasi juga membuat api terus berkobar di blok F yang khusus menjual pakaian dan kain. Saat ditanya penyebab kebakaran dan kerugian, Agus mengaku masih menunggu penyelidikan pihak kepolisian.
Adapun Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo turut datang meninjau kebakaran. Keduanya berkomitmen membantu pedagang yang terdampak kebakaran.
”Pasca-kebakaran, kami akan berembuk. Tadi saya sudah matur (bicara) dengan Pak Ganjar supaya dibantu terkait penanganannya. Nanti biar diidentifikasi dulu oleh dinas terkait. Saya pastikan, nanti ada bantuan dari pemerintah supaya mereka bisa berjualan,” tutur Hendrar.
Sementara itu, Ganjar meminta agar dinas-dinas terkait segera mendata pedagang yang terdampak kebakaran. Pendataan itu akan menjadi dasar menentukan penanganan selanjutnya. ”Nanti akan disiapkan rencana kontijensinya. (Pedagang) Yang sudah bisa dipindah (ke Pasar Johar lama) segera pindah saja. Kalau yang belum (pindah), besok mesti dipikirkan. Nanti dihitung skema untuk mereka. Ke depan, kami akan bantu,” ujar Ganjar.
Ahmad, salah satu pedagang yang turut menjadi korban kebakaran, mengungkapkan, kerugian yang ditanggungnya akibat kebakaran mencapai ratusan juta rupiah. Pedagang pakaian itu berharap mendapatkan bantuan.
”Kios saya ada dua, dua-duanya ludes terbakar semua. Satu kios kerugiannya ratusan juta rupiah. Saya bingung sekali setelah ini mau bagaimana,” ujar Ahmad.
Ahmad sebenarnya mendapatkan jatah satu kios di Pasar Johar lama dalam program relokasi. Namun, dia belum pindah ke pasar yang diresmikan Presiden Joko Widodo bulan lalu itu karena hanya mendapatkan jatah satu kios. Ukuran kios itu juga, dinilai Ahmad, lebih kecil dari kiosnya di relokasi Pasar Johar kawasan MAJT.