Para tokoh masyarakat di Kota Sorong, Papua Barat, bersepakat untuk menjaga harmoni dan persatuan. Semua warga diharapkan mengendalikan diri.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·3 menit baca
SORONG, KOMPAS — Tokoh masyarakat dari kedua kelompok yang berseteru di Kota Sorong, Papua Barat, menyerukan agar menjaga harmoni hidup bersama di kota tersebut. Para tokoh masyarakat pun telah bersepakat mengakhiri masalah dengan menandatangani surat pernyataan.
Demikian benang merah dari pernyataan yang disampaikan Kepala Suku Kerukunan Maluku Tenggara Raya Sorong Raya Malif Renwarin dan penasihat Kerukunan Matasi-Pelauw Sorong Raya, Hadi Tuasikal, yang diwawancara terpisah di Kota Sorong, Rabu (26/1/2022). Sebelumnya, kedua pihak bertemu dan menandatangani kesepakatan damai atas kerusuhan pada Senin (24/1/2022). Kesepakatan tersebut disaksikan para petinggi Kepolisian Daerah Papua Barat.
Malif menyatakan, permasalahan di antara kedua kelompok sudah berakhir saat adanya kesepakatan perdamaian pada Selasa (25/1/2022) malam. ”Harapan saya, kita semua bersatu padu, menciptakan situasi aman. Mari kita membangun harmoni dengan suku-suku lain di Kota Sorong ini,” ujarnya. Di Kerukunan Maluku Tenggara Raya, para kepala suku turun ke warga masing-masing untuk menyampaikan kesepakatan damai agar masyarakat mengerti sehingga situasi terkendali.
Adapun Hadi menyampaikan agar semua pihak meredam situasi dan kondisi di Kota Sorong. Semua bersama-sama menjaga situasi aman. ”Mari kita menahan diri, berkoordinasi dengan semua warga,” katanya.
Kedua kerukunan warga pada Rabu malam kembali menggelar pertemuan di komunitas masing-masing untuk mengingatkan agar semua warga menjaga keamanan. Mereka juga telah menyebarkan kesepakatan damai ke grup-grup percakapan di luar Kota Sorong agar semua pihak mengetahuinya sekaligus untuk meredam gejolak. Langkah itu ditanggapi positif oleh anggota kerukunan di berbagai daerah.
Pada Senin lalu, pecah bentrokan antarkedua kelompok di Kota Sorong. Hal itu berbuntut pada terbakarnya tempat hiburan malam Double O di Distrik Sorong Timur. Satu orang tewas dibacok, 17 orang lainnya tewas karena terjebak di dalam ruangan yang terbakar.
Secara umum, aktivitas warga dan kondisi Kota Sorong telah normal pascabentrokan tersebut. Warga beraktivitas seperti biasa, seperti tampak di jalan-jalan yang ramai arus lalu lintas. Toko dan pusat bisnis lainnya di Jalan Basuki Rahmat, salah satu pusat aktivitas ekonomi Kota Sorong, juga tetap dibuka dan didatangi warga.
Sementara anggota Polri dan TNI masih berjaga di Double O. Mereka mendirikan pos penjagaan. Gedung yang terbakar tersebut dipasangi garis polisi.
Pengambilan sampel keluarga
Sejumlah anggota keluarga dari 17 korban yang tewas saat diskotek dibakar telah menyampaikan informasi terkait para korban. Petugas kesehatan juga telah mengambil sampel deoxyribonucleic acid (DNA) dari sejumlah anggota keluarga (antemortem) untuk tujuan identifikasi. Pengambilan sampel dilakukan Posko Antemortem RSUD Sele Be Solu Kota Sorong. Jenazah para korban berada di rumah sakit tersebut.
Kepala Seksi Dokter Kesehatan Polres Kota Sorong Inspektur Satu Juffandi menyampaikan ada enam korban yang telah diambil sampel antemortemnya. Anggota keluarga juga memberikan informasi terkait keluarga mereka yang diduga menjadi korban. Sejauh ini, ada keluarga yang datang dari Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, dan Jawa Timur. ”Kami membuka informasi dan sampel sebanyak-banyaknya agar identifikasi korban akurat,” katanya.
Juffandi mengatakan, Tim Identifikasi Korban Bencana (DVI) Polri akan tiba di Sorong pada Kamis (27/1/2022). Mereka akan menganalisis sampel yang ada untuk dicocokkan dengan para korban.
Saat Kompas berada di Posko Antemortem, ada dua anggota keluarga korban yang datang ke posko. Mereka diwawancarai petugas dan diambil sampel DNA-nya. Mereka berasal dari Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan.
Nursyam (43), yang mewakili keluarga dari Soppeng, mengatakan ayah dan adik korban bernama Rista datang memberikan informasi dan sampel untuk dicocokkan. Ia berharap proses identifikasi dipercepat agar korban bisa dibawa pulang untuk dimakamkan.