Konflik Sebabkan 18 Orang Tewas di Sorong, Kepolisian Janji Tegakkan Hukum
Kepolisian berjanji mengusut tuntas kasus yang menyebabkan 18 orang tewas di Kota Sorong, Papua Barat, Selasa (25/1/2022).
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kepala Polda Papua Barat Inspektur Jenderal Tornagogo Sihombing mengimbau agar tokoh-tokoh masyarakat turut berupaya meredam konflik antardua kelompok yang bertikai di Kota Sorong, Selasa (25/1/2022), agar tak terulang kembali. Kepolisian juga berjanji akan menegakkan hukum dalam peristiwa yang menyebabkan 18 orang tewas ini.
Tornagogo berada di Kota Sorong untuk meninjau langsung kasus ini. Ia pun menyatakan telah ada posko di Markas Polresta Sorong untuk mendata identitas keluarga korban. ”Kami berharap ada data dari keluarga korban yang selengkapnya agar proses identifikasi para korban kebakaran oleh tim DVI (Disaster Victim Identification) tidak terkendala,” katanya.
Ia menegaskan, pihak kepolisian akan menegakkan hukum dalam peristiwa ini. Sebab, terjadi tindakan pidana yang menyebabkan insiden ini. ”Penyidik telah melaksanakan olah tempat kejadian perkara. Tidak hanya di Double O, tetapi juga terdapat sejumlah tempat kejadian perkara lainnya,” ujar Tornagogo.
Bentrokan antardua kelompok masyarakat terjadi di Diskotek Double O, Kota Sorong, Papua Barat, pada Senin (24/1/2022) malam hingga Selasa (25/1/2022) dini hari. Seorang warga tewas dibacok dan 17 orang lainnya tewas karena terperangkap di diskotek yang diduga dibakar salah satu kelompok massa.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Polresta Sorong, bentrokan antarkedua kelompok itu terjadi pada Senin pukul 23.30 WIT di Diskotek Double O. Salah satu warga yang tewas dibacok dalam insiden tersebut bernama Kahni Rumaf. Kelompok massa dari pihak Kahni kemudian melakukan aksi balasan pada Selasa sekitar pukul 02.00. Dalam aksi tersebut, terjadi pembakaran Diskotek Double O.
Kepolisian setempat berupaya menyelamatkan para pengunjung diskotek. Namun, belasan pengunjung di lantai dua tempat hiburan malam tersebut tidak berhasil diselamatkan. ”Kondisi jenazah 17 korban tidak dapat dikenali. Kami telah membawa 17 jenazah ke Rumah Sakit Umum Daerah Sele Be Solu Sorong,” kata Kepala Polresta Sorong Ajun Komisaris Besar Ary Nyoto Setiawan saat dihubungi dari Jayapura.
Data sementara, identitas 17 korban tewas akibat kebakaran itu adalah Mimi, Afifa, Rista, Ami, Meilan, Kris, Dezra, Yanra, Soni, Kleo Indah, Klara, Fikram, Ica, Nanin, Edith Tri Putra, Ferman Syahputra, dan Ridwan Dodoh. Situasi keamanan di Sorong pun masih berstatus siaga satu atau kesiagaan tertinggi setelah insiden ini. Aparat keamanan masih berjaga di lokasi permukiman kedua kelompok massa yang bertikai.
Menurut Ary, bentrok yang terjadi pada Senin malam dipicu terlebih dulu oleh pertikaian dua orang pada Sabtu malam di Diskotek Double O. ”Sebelumnya terjadi kesalahpahaman di antara sejumlah orang di Diskotek Double O pada Sabtu malam dan perusakan sekretariat salah satu kelompok massa pada Minggu. Kami telah memediasi kedua pihak yang bertikai, tetapi kembali terjadi bentrokan pada Senin malam,” tuturnya.
Secara terpisah, juru bicara Jaringan Damai Papua, Yan Christian Warinussy, menyesalkan terjadinya bentrokan antardua kelompok warga sehingga menyebabkan belasan orang menjadi korban. Ia menduga pemicu awalnya karena salah satu pihak yang bertikai di bawah pengaruh minuman beralkohol.
”Saya berharap ada evaluasi peredaran minuman keras di tempat hiburan malam setelah kejadian ini. Hal ini untuk mencegah terjadinya pertikaian antarwarga karena dampak mengonsumsi miras,” ujarnya.