Pemkab Indramayu Telusuri Empat Calon Pekerja Migran Tewas di Malaysia
Empat warga Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, meninggal dalam kecelakaan di perairan Johor. Keluarga berharap jenazah korban segera pulang.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
INDRAMAYU, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, tengah menelusuri empat calon pekerja migran yang meninggal akibat kecelakaan di perairan Johor, Malaysia. Keluarga telah menerima kabar tersebut dan berharap jenazah para korban segera dipulangkan.
Berdasarkan data Konsulat Jenderal Republik Indonesia Johor Bahru, Rabu (19/1/2022), lima warga meninggal dalam kecelakaan di perairan Pontian Besar, Johor, Senin (17/1/2022). UPT Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Jabar pun diminta menelusuri keluarga korban.
Dalam surat itu, 11 warga negara Indonesia berangkat dari Pulau Terung, Kepulauan Riau, Senin pukul 19.00 menuju Johor. Namun, ketika di tengah laut, perahu berpenumpang 13 orang itu diempas ombak dan terbalik sekitar pukul 23.00. Enam orang meninggal dan tujuh orang lainnya selamat.
Empat korban di antaranya merupakan warga Indramayu, yakni Elma Febriani (24) dari Desa Lelea, Wader (42) dari Losarang, Ratna Erna Sari (20) dari Balongan, dan Milah dari Sliyeg. ”Kami dapat kabar dari BP2MI, Milah yang sebelumnya kritis sekarang sudah meninggal. Jadi, empat korban jiwa,” ujar Camat Balongan Iing Kuswara, Jumat (21/1/2022).
Pihaknya telah menginformasikan insiden itu kepada keluarga Ratna dan Milah yang tinggal di Balongan. ”Suami Milah sedang dalam perjalanan dari Kalimantan. Ibu kandungnya tinggal di Malaysia. Kami juga terus koordinasi dengan dinas tenaga kerja untuk masalah ini,” ungkapnya.
Wartipan (50), paman Ratna, shock mendengar kabar duka keponakannya tenggelam di perairan Johor. Ratna berangkat dari Indramayu ke Jakarta pada Minggu (9/1/2022), lalu terbang ke Batam, Kepri. Setelah sepekan, Ratna bersama calon pekerja migran lain menyeberang ke Johor hingga kecelakaan itu terjadi.
”Saya tuh sudah cegah (Ratna) berangkat. Apalagi, anaknya masih satu, belum dua tahun. Tapi, dia ngeliat tetangga berangkat ke luar negeri dan bisa bangun rumah,” ujarnya. Menurut dia, Ratna hanya mengurus anak di rumah, sedangkan suaminya buruh tani dengan penghasilan tidak menentu.
”Sekarang, saya berharap (jenazah) Ratna bisa pulang. Yang saya pikirkan, korban pulangnya ada ongkos enggak? Jangan sampai dimintai ongkos. Di sini sudah enggak ada (uang). Dia ini baru pertama kali ke luar negeri untuk cari pengalaman,” ungkap Wartipan.
Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja Indramayu Johar Manun mengatakan menerima informasi empat warga Indramayu jadi korban kecelakaan kapal di Johor. ”Petugas masih menelusuri keluarga korban,” ucapnya.
Dia mengklaim pihaknya telah mengantisipasi keberangkatan calon pekerja migran ilegal Indramayu lewat jalur nonprosedural melalui sosialisasi. Pemerintah desa juga telah diminta memastikan warga berangkat dengan jalur legal. ”Tetapi, banyak warga diiming-imingi sponsor (perekrut) bisa kaya,” ucapnya.
Indramayu termasuk kantong pekerja migran di Indonesia. Selama Januari hingga November 2021, BP2MI mencatat warga Indramayu yang merantau ke luar negeri sebanyak 4.785 orang. Selama periode tersebut, BP2MI juga menerima 69 pengaduan terkait masalah pekerja migran.