Rencana PTM 100 Persen di Magelang Ditunda hingga Februari
Pemerintah Kota Magelang masih belum memutuskan jadwal pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM). Rencana tersebut akan mempertimbangkan perkembangan kasus Covid-19 hingga Februari mendatang.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS - Pemerintah Kota Magelang, Jawa Tengah, belum menetapkan jadwal pelaksanaan pembelajaran tatap muka atau PTM bagi seluruh pelajar di wilayah tersebut. Rencana PTM yang awalnya akan dilaksanakan akhir Januari ini ditunda hingga Februari dengan mempertimbangkan perkembangan kasus Covid-19.
Wali Kota Magelang M Nur Aziz mengatakan, tidak sekadar mempertimbangkan perkembangan situasi penularan Covid-19 di Magelang, rencana pelaksanaan PTM 100 persen juga akan melihat kasus di daerah-daerah lain dalam skala nasional. "Kita tidak boleh lengah dan mengabaikan yang terjadi di kota-kota lain. Kita harus sadar Kota Magelang adalah kota persinggahan, sehingga juga rawan untuk didatangi, tertular penyakit dari warga dari berbagai daerah,” ujarnya, saat ditemui, Rabu (19/1/2022).
Di skala Jawa Tengah, Aziz mengatakan, untuk sementara, jumlah kasus Covid-19 baru memang relatif sedikit, kurang dari 20 kasus. Namun, dia mengaku sangat cemas dengan perkembangan kasus Covid-19 di provinsi lain, seperti Jawa Barat, Jawa Timur, dan terutama DKI Jakarta, yang cenderung kembali meningkat, termasuk di antaranya terkait varian Omicron. Sebelumnya, Pemerintah Kota Magelang sudah sempat berencana memulai PTM 100 persen pada minggu keempat Januari. Namun, melihat kondisi di daerah-daerah lain itu, rencana tersebut ditunda.
“Sembari menunggu perkembangan situasi, maka sekolah-sekolah kami minta untuk tetap melakukan PTM terbatas saja,” ujarnya. PTM terbatas yang dimaksudkan dengan melaksanakan kegiatan belajar tatap muka secara bergantian, dengan jumlah murid hanya 50 persen dari kapasitas kelas.
Selama 10 hari terakhir, Kota Magelang nihil kasus baru Covid-19. Namun sebelumnya, dari hasil uji petik tes usap di sekolah, satu guru dari salah satu SMP negeri di Kota Magelang, diketahui positif Covid-19. Guru tersebut merupakan warga Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Sembari dilakukan tes dan pelacakan penularan, pembelajaran tatap muka terbatas di SMP tempat guru itu mengajar sempat dihentikan selama seminggu.
Aziz mengatakan, temuan kasus tersebut sudah cukup memberi peringatan, bahwa semua orang masih harus tetap waspada, dan tetap menjalankan protokol kesehatan. "Kita masih harus waspada dan berjaga-jaga,” ujarnya.
Pemerintah Kota Magelang sudah sempat berencana memulai PTM 100 persen pada minggu keempat Januari. Namun, melihat kondisi di daerah-daerah lain itu, rencana tersebut ditunda.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Magelang, Intan Suryahati, mengatakan, selain mempertimbangkan kondisi yang terjadi di daerah-daerah lain, warga Kota Magelang masih harus mewaspadai dampak perilaku bepergian selama masa liburan Natal dan Tahun Baru, yang mungkin baru akan muncul sebulan mendatang. "Karena masih ada potensi peningkatan kasus Covid-19 akibat libur Natal dan Tahun Baru, ada baiknya kita berdiam diri dulu, tidak melakukan kegiatan berskala masif, termasuk tidak melaksanakan PTM dalam waktu dekat,” ujarnya.
Sementara itu, di Kabupaten Magelang, saat ini terdapat enam pasien Covid-19 yang masih dirawat. Dari jumlah tersebut, empat orang dirawat di rumah sakit, sedangkan dua lainnya menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing. Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang, Nanda Cahyadi Pribadi, mengatakan, mengantisipasi kasus Covid-19 baru, kamar-kamar isolasi di rumah sakit serta tempat isolasi terpadu (isoter) di Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) di Kecamatan Salaman, saat ini masih terus disiapkan untuk menerima pasien Covid-19.
"Saat ini, di Isoter Bapelkes di Kecamatan Salaman, kami juga masih menyiagakan tenaga kesehatan selama 24 jam, yang bertugas bergantian dalam tiga shift,” ujarnya.