Ditemukan Kasus Covid-19 di Sekolah, Orangtua Siswa di Kota Malang Mulai Khawatir
Siswa MAN di Kota Malang terpapar Covid-19, diduga dari aktivitasnya di beberapa kegiatan. Ratusan warga sekolah dites usap untuk mendeteksi persebaran virus. Kasus ini membuat wali murid mulai khawatir.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Seorang siswa di sebuah Madrasah Aliyah Negeri di Kota Malang, Jawa Timur, terkonfirmasi Covid-19. Akibatnya, lebih kurang 200 orang di sekolah itu harus menjalani tes usap massal untuk mendeteksi persebaran kasus tersebut. Kondisi itu membuat sejumlah orangtua siswa khawatir terkait potensi penyebaran kasus Covid-19 di tingkat pendidikan.
Sebelumnya, dalam surat edaran yang ditandatangani kepala sekolah pada 17 Januari 2021, seorang siswa dinyatakan terkonfirmasi Covid-19 pada Jumat (14/1/2022). Siswa kelas XII itu sudah menjalani isolasi mandiri sejak merasa sakit pada 11 Januari 2022. Namun, sehari sebelumnya, siswa itu masih mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah.
Oleh karena itu, sekolah memutuskan menghentikan pembelajaran tatap muka dan menggantinya dengan pembelajaran daring hingga waktu yang belum ditentukan. Selain itu, puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Malang disebut sudah melakukan tracking dan tes usap antigen kepada teman sekelas, guru, dan semua kontak erat, baik di madrasah maupun di asrama.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang Husnul Muarif mengatakan, aparat terkait sudah melakukan penyelidikan epidemiologi. Menurut Husnul, kasus Covid-19 pada siswa tersebut bukan varian Omicron.
”Swab antigen massal telah dilakukan Selasa ini dengan total 200-an orang atau setidaknya untuk satu sekolah. Nanti, jika ditemukan kasus positif akan diisolasi di gedung sekolah yang disiapkan untuk isolasi dengan pengawasan ketat,” kata Husnul.
Sejauh ini, kondisi kesehatan siswa terpapar Covid-19 itu terpantau baik. Husnul mengatakan, kasus ini tidak terkait riwayat perjalanan. Namun, menurut dia, siswa pernah ikut di beberapa kegiatan. ”Siswa itu kini menjalani isolasi mandiri di rumah dengan pantauan teman-teman puskesmas,” kata Husnul.
”Sebagai tindak lanjut, kami juga sudah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang untuk memperketat protokol kesehatan di sekolah. Mulai dari siswa masuk hingga keluar lingkungan sekolah. Kedua, di lingkungan rumah dan sekitarnya,” kata Husnul.
Saat ini, di Kota Malang tercatat 11 kasus Covid-19 aktif dengan satu di antaranya adalah varian Omicron. Selain itu, Pemerintah Kota Malang juga melakukan dua tes whole genome sequencing pada dua warga Kota Malang terduga terpapar Covid-19. Tujuannya, mendeteksi potensi Omicron atau tidak.
Munculnya kasus di sekolah membuat sebagian orangtua siswa khawatir. Yanti (43), orangtua siswa sekolah negeri di Kota Malang, mengaku khawatir dengan keselamatan anaknya di sekolah. Meski ada kewajiban protokol kesehatan, realitas yang terjadi tidak selalu seperti yang diharapkan. Dalam mata pelajaran olahraga, misalnya, banyak siswa di sekolah anaknya justru melepas masker.
”Yang lebih menakutkan saat ganti baju setelah olahraga. Siswa harus ganti baju bersama beberapa temannya demi mengejar jam pelajaran berikutnya. Ini jelas mengkhawatirkan, mengingat kamar mandi merupakan salah satu lokasi rawan penularan Covid. Sekolah seharusnya tegas dan ketat menerapkan prokes,” katanya.
Wanto (42), orangtua siswa di sekolah swasta, sejauh ini yakin sekolah menerapkan protokol kesehatan ketat. Dia mengatakan, pagar sekolah selalu terkunci dan tidak akan dibukakan sebelum siswa dijemput keluarga.
Jadi, anak-anak tidak bisa jajan di luar makanan yang dibawa dari rumah. Selama proses belajar mengajar pun sangat taat prokes. ”Semoga ini terus dipertahankan. Jika tidak, kami sangat khawatir keselamatan anak-anak,” katanya.