Kolaborasi dukungan diperlukan agar target 30 juta unit UMKM dapat terwujud pada 2023 mendatang.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, usaha mikro, kecil, dan menengah telah bertumbuh pesat serta menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Ia pun optimistis jika terus didukung, UMKM yang saat ini berjumlah 17,2 juta unit dapat terdongkrak menjadi 30 juta unit pada 2023.
”Kalau kita terus bersama-sama, kita semua kompak mendukung (UMKM), tidak sudah terlalu banyak omong-omong, pasti bisa (tercapai target),” kata Luhut dalam peluncuran Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, Rabu (19/1/2022), di Bandara Sultan Thaha, Jambi.
Turut hadir Menteri Agraria dan Tata ruang/BPN RI Sofyan Djalil, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumardi, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, serta Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Abdullah Azwar Anas. Selain itu, hadir ppula Gubernur Jambi Al Haris, Kepala Polda Jambi, Wali Kota Jambi, dan sejumlah bupati di Jambi.
Menurut Luhut, Gernas BBI ini merupakan tahun ketiga. Pada awal diluncurkan tahun 2020, terdata jumlah UMKM masih 9,2 juta unit. Saat ini, jumlah UMKM terus bertumbuh pesat hingga mencapai 17,2 juta unit. Peningkatan yang pesat itu, katanya, atas dukungan kolaboratif pada pihak terakhir baik dari pemerintah daerah maupun industri dan otoritas jasa keuangan. Jika kolaborasi tadi terus dipertahankan, ia optimistis target 30 juta unit UMKM dapat terwujud.
Ia pun mendorong agar produk-produk UMKM dapat terdaftar dalam e-katalog. Saat ini e-katalog telah dijalankan juga di daerah-daerah. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang akan mendatanya secara terintegrasi sehingga satuan-satuan kerja dapat menggunakan produk-produk UMKM dengan mengakses e-katalog.
Peluncuran Gerakan Nasional BBI dilaksanakan Kementerian Perhubungan. Acara itu juga diisi pameran hasil kerajinan dari sejumlah daerah di Jambi yang mengisi sekeliling teras dan pelataran parkir bandara.
Gubernur Jambi Al Haris mengatakan, ekspor dari Jambi sepanjang 2021 naik signifikan. Nilainya Rp 6 triliun. Namun, sejauh ini, hasil ekspor masih berupa komoditas perkebunan, pertanian, dan migas. Produk-produk UMKM masih belum terangkat. ”Jambi padahal cukup besar bahan bakunya, tetapi belum dimanfaatkan,” ujarnya.
Ditambahkan Kepala Bank Indonesia Perwakilan Jambi Suti Masniari, program Bangga Buatan Indonesia terus didorong dapat melesatkan pasar UMKM. Pihaknya pun mengupayakan pembinaan selama tiga bulan ke depan. Selama masa itu, ada pelatihan digitalisasi hingga pemasaran bertaraf ekspor bagi kalangan UMKM. ”Targetnya selama proses ini tercapai transaksi (oleh UMKM) Rp 7 miliar,” katanya.