Sederet perusahaan rintisan mendapatkan pendanaan dari para investor untuk mengembangkan layanan kepada pemilik warung.
Oleh
Joice Tauris Santi
·4 menit baca
Para pengusaha warung, sebagian besar membukukan arus kas bisnisnya dengan sangat sedarhana. Seringkali uang bisnis bercampur tidak jelas dengan uang keluarga. Semua uang di laci seakan jadi uang pribadi. Padahal, sebagian adalah uang bisnis yang harus dikelola cermat agar bisnis bisa terus berputar.
Belum adanya pengelolaan keuangan bisnis dengan rapi merupakan persoalan banyak pemilik usaha mikro dan kecil. Kalaupun ada catatan pembelian barang, dilakukan secara sederhana di sebuah buku. Itu pun kalau tidak terlupa. Begitu pula catatan utang. Maklum, tetangga kadang belum punya uang ketika harus membeli gula pasir atau minyak goreng.
Tidak adanya pembukuan itu sebenarnya menyulitkan para pengelola warung. Berapa keuntungan yang didapat tidak jelas. Apalagi ketika uang keluar pun tidak dicatat, bisa saja sebagian dikeluarkan bukan untuk membeli barang dagangan tetapi untuk keperluan keluarga. Akibatnya, modal tergerus perlahan.
Tidak adanya pembukuan juga membuat para pengelola warung kecil ini sulit mengakses produk perbankan seperti kredit. Arus kas yang tidak jelas membuat bank sulit memberikan keputusan soal pemberian kredit.
Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah menyebutkan, baru ada 41 juta pelaku UMKM yang dapat mengakses pendanaan dari perbankan. Sementara 23 juta pelaku UMKM lainnya tidak punya akses.
Tidak adanya pembukuan juga membuat para pengelola warung kecil ini sulit mengakses produk perbankan seperti kredit. Arus kas yang tidak jelas membuat bank sulit memberikan keputusan soal pemberian kredit.
Saat ini, perusahaan rintisan sudah membuat jurnal pencatatan pembelian dan penjualan barang, juga catatan uang untuk warung. PT Bukalapak.com Tbk misalnya, membuat BukuMitra yang antara lain memiliki fitur aplikasi pencatatan keuangan warung. BukuMitra adalah bagian dari aplikasi Mitra Bukalapak.
Menurut Presiden Bukalapak Teddy Oetomo, aplikasi Mitra Bukalapak telah membantu 8,7 juta pelaku UMKM di Indonesia. Pembukuan tradisional di atas kertas juga berisiko catatan hilang atau kotor. Pencatatan secara digital dengan telepon genggam membuat risiko-risiko tradisional ini lenyap.
Pencatatan digital juga bisa digunakan untuk menelusuri arus kas. Kelak dapat digunakan oleh perbankan untuk memutuskan apakah sebuah warung layak mendapat kredit.
Selain BukuMitra, ada juga Payfazz Buku kolaborasi antara CrediBook dengan Payfazz. Ini merupakan aplikasi pencatatan keuangan digital yang bisa diakses melalui smartphone berbasis Android secara gratis.
Transaksi yang dapat dicatat antara lain adalah transaksi utang dan piutang juga pembayaran kebutuhan usaha antar bank. Selain itu, ada pula pencatatan penjualan, manajemen utang seperti pencatatan, penagihan, juga penerimaan pembayaran.
Aplikasi lain adalah BukuWarung. Buku digital ini sudah diluncurkan 2019. Menurut penelitian Indef, BukuWarung memberikan dampak positif terhadap perkembangan bisnis UMKM. Peneliti Indef Nailul Huda menyebutkan, pelaku UMKM yang memanfaatkan catatan digital BukuWarung mendapatkan manfaat seperti peningkatan produktivitas, pencatatan terintegrasi, serta perluasan pangsa pasar. Pencatatan keuangan warung lainnya adalah Buku Kas.
Pelaku UMKM yang memanfaatkan catatan digital BukuWarung mendapatkan manfaat seperti peningkatan produktivitas, pencatatan terintegrasi, serta perluasan pangsa pasar
Pencatatan digital ini memberikan kemudahan dalam mencatat kegiatan bisnis yang terlihat kecil. Walaupun bisnis kecil, pencatatan yang rapi tetap diperlukan. Dengan menggunakan aplikasi digital untuk mengelola keuangan warung, para pemilik warung menghemat waktu antara 2 dan 4 jam per hari, menghemat biaya hingga 20 persen, sekaligus mengurangi kesalahan perhitungan manual.
Baik BukuKas atau BukuWarung awalnya memang membantu para pengelola warung mencatat uang keluar dan masuk. Lama kelamaan fiturnya semakin bertambah. Data uang masuk dan keluar ini merupakan aset penting yang dapat digunakan di kemudian hari. Arus kas dapat menjadi dasar analisis untuk meneliti kelayakan pemberian kredit, juga untuk mengetahui kredit skor.
Pendanaan
Kelak, data ini dapat menjadi salah satu dasar pertimbangan bank atau perusahaan peminjam lain untuk menyalurkan kredit. Sebagian pengelola warung memang merupakan warga yang belum terjamah produk perbankan seperti kredit usaha, karena tidak memiliki catatan keuangan dan agunan untuk mengakses pendanaan dari lembaga keuangan.
Menata pembukuan warung tidak hanya menjadi perhatian para pemilik warung, tetapi juga perusahaan-perusahaan rintisan. Sederet perusahaan rintisan mendapatkan pendanaan dari para investor untuk mengembangkan layanan kepada pemilik warung.
Warung saat ini bukan lagi bisnis ecek-ecek yang dipandang sebelah mata. Warung punya potensi besar untuk dikembangkan, sekaligus menjadi pasar bagi perusahaan rintisan berbasis digital.
Warung punya peluang luas untuk dimonetasi lebih jauh. BukuWarung misalnya, mendapatkan pendanaan seri A senilai Rp 870 miliar dari Vala Ventures dan Goodwater Capital. Sejak 2019, aplikasi BukuWarung sudah diunduh 6,5 juta pengguna yang sebagian besar berada di kota kedua atau ketiga.
Warung punya potensi besar untuk dikembangkan, sekaligus menjadi pasar bagi perusahaan rintisan berbasis digital. Warung punya peluang luas untuk dimonetasi lebih jauh.
Sementara BukuKas mendapatkan pendanaan seri B sebesar Rp 709 miliar serta pendanaan seri A sebesar Rp 141 miliar. Hingga April 2021, BukuKas sudah digunakan oleh 6,3 juta UMKM dengan 3 juta pengguna aktif bulanan. Akumulasi pencatatan nilai transaksinya hampir Rp 360 triliun. Hingga akhir tahun 2022 mendatang, BukuKas menargetkan dapat menjangkau 20 juta pengguna.
Guyuran pendanaan ini menunjukkan, digitalisasi bisnis warung merupakan hal yang menjanjikan. Ekosistem perusahaan rintisan makin lengkap mendukung warung, mulai dari pencatatan keuangan, pembelian barang dagangan, hingga akses kredit.
Bisnis warung telah menjadi perhatian banyak pihak. Semoga saja para ahli digital tidak hanya memanfaatkan para pengelola warung untuk memperbesar bisnis, tetapi juga benar-benar memberi layanan bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan para pengelola warung.