Ada Desakan Penundaan, Relokasi PKL Malioboro Tetap Dilakukan dalam Waktu Dekat
Meski ada desakan penundaan, Pemda DIY tetap akan merelokasi PKL di kawasan Malioboro dalam waktu dekat. Menurut rencana, proses relokasi bakal dimulai pekan depan dan ditargetkan selesai pada awal Februari 2022.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS – Meski ada desakan untuk melakukan penundaan, Pemerintah Daerah DI Yogyakarta tetap akan merelokasi pedagang kaki lima di kawasan wisata Malioboro, Kota Yogyakarta, dalam waktu dekat. Menurut rencana, proses relokasi PKL Malioboro bakal dimulai pekan depan dan ditargetkan selesai pada awal Februari 2022.
Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji, Selasa (18/1/2022), menyatakan, proses persiapan relokasi PKL Malioboro terus berjalan. Dia menyebutkan, seluruh proses relokasi itu ditargetkan selesai pada awal Febrùari 2022.
”Februari awal diharapkan sudah selesai semua. Minggu depan kita mulai (proses relokasi),” kata Kadarmanta saat ditemui di kompleks kantor Gubernur DIY, Kota Yogyakarta.
Seperti diberitakan, Pemda DIY dan Pemkot Yogyakarta berencana merelokasi para PKL yang selama ini berjualan di trotoar kawasan Malioboro. Relokasi itu dilakukan sebagai bagian dari penataan kawasan Sumbu Filosofi Yogyakarta. Sumbu Filosofi merupakan garis lurus yang membentang dari tiga bangunan penting di Yogyakarta, yakni Tugu Golong Gilig atau Tugu Yogyakarta, Keraton Yogyakarta, dan Panggung Krapyak.
Sumbu Filosofi itu melambangkan perjalanan manusia sejak lahir hingga meninggal atau kembali kepada Tuhan. Sejak beberapa tahun lalu, Pemda DIY berencana mengajukan kawasan Sumbu Filosofi agar ditetapkan sebagai warisan budaya dunia. Usulan disampaikan kepada Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).
Menurut rencana, para PKL itu akan dipindahkan ke dua tempat berbeda yang masih berada di kawasan Malioboro. Tempat pertama adalah bangunan di lahan bekas Bioskop Indra yang berada di seberang Pasar Beringharjo. Adapun tempat kedua adalah los atau lapak yang telah dibangun di lahan bekas kantor Dinas Pariwisata DIY.
Kadarmanta memaparkan, pada pekan depan, akan ada pembagian tempat bagi para PKL yang selama ini berjualan di kawasan Malioboro. Setelah pembagian tempat selesai, para PKL itu akan mulai direlokasi ke dua tempat yang sudah disiapkan. Proses relokasi itu membutuhkan waktu beberapa hari karena jumlah PKL di kawasan Malioboro mencapai sekitar 2.000 orang.
”Minggu depan kita mulai pembagian tempat. Lalu setelah itu baru mulai geser. Kan, enggak bisa sebanyak itu geser dalam waktu satu dua hari. Kan, pasti perlu waktu,” ujar Kadarmanta.
Menurut Kadarmanta, proses relokasi itu akan membawa manfaat bagi PKL yang selama ini berjualan di kawasan Malioboro. Setelah relokasi dilakukan, para PKL bisa mendapat tempat berjualan yang tetap dan lebih legal. ”Saya kira, kenyamanan berusaha bagi teman-teman PKL akan menjadi lebih baik,” ucapnya.
Minggu depan kita mulai pembagian tempat. Lalu, setelah itu baru mulai geser.
Permintaan PKL
Dalam kesempatan sebelumnya, sejumlah PKL di kawasan Malioboro meminta Pemda DIY dan Pemkot Yogyakarta untuk menunda rencana relokasi itu. Pada Senin (17/1/2022), ratusan PKL Malioboro mendatangi Gedung DPRD Kota Yogyakarta untuk menyampaikan aspirasi mereka.
”Kami tidak menolak kebijakan relokasi, tetapi meminta penundaan pelaksanaannya untuk jangka waktu satu sampai tiga tahun,” kata Ketua Paguyuban Angkringan Malioboro Yati Dimanto.
Menurut Yati, ada sejumlah alasan kenapa PKL meminta rencana relokasi itu ditunda. Salah satunya, kondisi perekonomian para PKL Malioboro belum sepenuhnya pulih setelah terkena dampak pandemi Covid-19.
Yati juga menyebutkan, berdasarkan informasi yang diterima para PKL, ukuran lapak di tempat relokasi tersebut tidak memadai. Selain itu, ukuran lapak tersebut juga dinilai tidak mengakomodasi kebutuhan pedagang lesehan makanan yang selama ini berjualan di kawasan Malioboro.
Yati memaparkan, para PKL juga keberatan karena masa sosialisasi rencana relokasi itu sangat pendek. Dia menuturkan, proses sosialisasi baru mulai dilakukan pada pertengahan November 2021. Padahal, proses relokasi direncanakan dimulai pada Januari 2022.