Tingkatkan Kekebalan Kelompok, Percepatan Vaksinasi Penguat dan Anak Dilakukan di Sumut
Sumut melaksanakan vaksinasi penguat di 31 kabupaten/kota dan vaksinasi anak 6-11 tahun di 19 daerah. Vaksinasi memperkuat kekebalan kelompok terhadap penyebaran Covid-19, khususnya varian Omicron.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
KOMPAS/NIKSON SINAGA
Mahasiswa Universitas Sumatera Utara mengikuti vaksinasi di kampusnya, di Medan, Rabu (29/9/2021).
MEDAN, KOMPAS — Sumatera Utara melaksanakan vaksinasi penguat di 31 dari 33 kabupaten/kota. Vaksinasi untuk anak 6-11 tahun pun dilakukan di 19 kabupaten/kota. Vaksinasi diharapkan bisa memperkuat kekebalan kelompok di Sumut terhadap penyebaran Covid-19 varian Omicron yang sudah ditemukan di Tanah Air.
”Kapasitas pembelajaran tatap muka pun akan dievaluasi untuk ditingkatkan seiring dengan capaian vaksinasi yang terus meningkat,” kata Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi di Medan, Sabtu (15/1/2022).
Edy mengatakan, Sumut siap melaksanakan vaksinasi penguat dan vaksinasi anak, baik dari segi persediaan vaksin, fasilitas kesehatan, maupun tenaga kesehatan. Pelaksanaan akan dilaksanakan petugas kesehatan, mulai dari Pemerintah Provinsi Sumut, pemkab/pemkot, TNI, hingga Polri.
Sebanyak 19 kabupaten/kota pun kini sudah mulai melaksanakan vaksinasi untuk anak 6-11 tahun, antara lain Kota Medan, Deli Serdang, Dairi, Tapanuli Utara, Toba, dan Samosir. Daerah-daerah tersebut sudah memenuhi syarat vaksinasi anak, yakni vaksinasi umum sudah mencapai minimal 70 persen dosis pertama dan 60 persen untuk warga lansia.
Siswa mendapatkan susu saat mengikuti vaksinasi Covid-19 di Sekolah Dasar Negeri 1 Tukmudal, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Senin (10/1/2022).
Seiring dengan dengan dimulainya vaksinasi untuk anak, Pemprov Sumut pun akan mengkaji untuk meningkatkan kapasitas pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas yang saat ini dilaksanakan maksimal 50 persen. ”Kami akan kaji kembali agar bisa ditingkatkan sampai 75 persen dari kapasitas,” kata Edy.
Edy mengatakan, vaksinasi penguat pun kini bisa dilaksanakan di 31 kabupaten kota di Sumut. Dua daerah yang belum memenuhi kriteria, yakni Kota Padangsidempuan dan Padang Lawas. Sebelumnya, dua daerah dengan populasi terbesar di Sumut, yakni Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang, juga tidak memenuhi kriteria.
Kapasitas pembelajaran tatap muka pun akan dievaluasi untuk ditingkatkan seiring dengan capaian vaksinasi yang terus meningkat (Edy Rahmayadi).
Namun, dua daerah itu kini bisa melaksanakan vaksinasi penguat seiring dengan diubahnya kriteria. Vaksinasi penguat sebelumnya hanya bisa dilaksanakan di daerah dengan capaian vaksinasi dosis pertama minimal 70 persen dan dosis kedua 60 persen lalu diubah menjadi vaksinasi dosis pertama 70 persen dan warga lansia 60 persen.
Semua kelompok
Kepala Dinas Kesehatan Pemprov Sumut Ismail Lubis mengatakan, di tingkat provinsi, capaian vaksinasi Covid-19 dosis pertama sudah mencapai 83,01 persen dan dosis kedua 52,60 persen dari sasaran 11,42 juta orang. Vaksinasi warga lansia pun sudah mencapai 72,9 persen. ”Percepatan vaksinasi terus dilakukan di semua kelompok,” kata Ismail.
KOMPAS/NIKSON SINAGA
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi (tengah) memberikan keterangan tentang evaluasi penanganan Covid-19, di Medan, Jumat (29/10/2021).
Ismail menyebut, kasus Covid-19 di Sumut sudah terkendali dalam beberapa bulan terakhir dengan penambahan kasus baru sekitar 5 kasus per hari. Fasilitas kesehatan pun tetap disiagakan untuk merawat kasus positif dengan gejala sedang hingga berat. Protokol kesehatan pun harus tetap dilaksanakan untuk mengendalikan penyebaran Covid-19, terutama dari ancaman varian Omicron.
Mariati Saragih (50), warga Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, mengatakan, anaknya yang saat ini duduk di kelas VI SD sudah mengikuti vaksinasi. ”Saya sudah merasa tenang karena selama ini hanya anak saya yang masih SD yang belum mendapat vaksinasi di keluarga kami. Itu sangat penting untuk melindunginya karena sudah mulai aktif bersekolah dalam beberapa bulan ini,” kata Mariati.
Mariati menyebut, anaknya tidak mengalami kejadian ikutan pasca-vaksinasi yang cukup berarti. Anaknya hanya mengalami pegal di daerah sekitar suntikan. Gurunya pun terus memonitor lewat telepon kondisi anaknya setelah menjalani vaksinasi.