Vaksinasi dosis penguat diperlukan untuk meningkatkan antibodi melawan penularan Covid-19, terutama bagi kelompok rentan. Meski begitu, cakupan vaksinasi primer bagi seluruh penduduk juga perlu diutamakan.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Pelaksanaan vaksinasi dosis penguat mulai berjalan di sejumlah daerah. Respons masyarakat pun cukup baik untuk mendukung percepatan vaksinasi penguat. Namun, cakupan vaksinasi dosis primer harus tetap didorong, terutama pada daerah dengan cakupan yang masih minim.
Kementerian Kesehatan mencatat per 13 Januari 2022 jumlah masyarakat yang sudah mendapatkan dosis primer atau dosis lengkap vaksin Covid-19 mencapai 118,6 juta orang atau 56,9 persen dari sasaran vaksinasi. Meski begitu, cakupan dosis lengkap di sejumlah daerah masih minim.
Data per 30 Desember 2021 menunjukkan, cakupan vaksinasi dosis lengkap di 21 provinsi di bawah 50 persen. Cakupan terendah terlihat di Provinsi Papua (20,74 persen), Maluku (26,85 persen), Aceh (29,2 persen), Papua Barat (32,82 persen), dan Sulawesi Tenggara (33,35 persen).
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih saat dihubungi di Jakarta, Kamis (13/1/2022) mengatakan, vaksinasi berperan penting dalam upaya pengendalian pandemi Covid-19. Vaksinasi dapat mengurangi risiko infeksi dari virus. Selain itu, vaksinasi menekan risiko keparahan dan risiko rawat inap ketika tertular Covid-19.
“Pemberian dosis lengkap dari vaksinasi Covid-19 bagi seluruh masyarakat amat penting. Itu kemudian baru perlu diperkuat dengan pemberian vaksinasi booster (penguat) terutama pada masyarakat yang sudah lebih dari enam bulan mendapatkan vaksin,” ucapnya.
Antibodi yang terbentuk dari pemberian vaksin Covid-19 dapat menurun. Karena itu, pada orang yang sudah lebih dari enam bulan mendapatkan vaksin dosis lengkap dikhawatirkan kadar antibodi yang berfungsi untuk melindungi dari penularan virus sudah berkurang. Ini terutama pada kelompok rentan, seperti tenaga kesehatan, lansia, dan masyarakat dengan komorbid.
Daeng menambahkan, pelaksanaan vaksinasi penguat yang mulai berjalan untuk lansia dan masyarakat dengan gangguan imunitas saat ini seharusnya juga menjadi momentum menuntaskan cakupan vaksinasi penguat untuk tenaga kesehatan. Pemberian vaksinasi penguat pada tenaga kesehatan dimulai sejak pertengahan Juli 2021 tapi saat ini masih ada tenaga kesehatan yang belum mendapatkan dosis penguat.
Pemberian dosis lengkap dari vaksinasi Covid-19 bagi seluruh masyarakat menjadi amat penting. Itu kemudian baru perlu diperkuat dengan pemberian vaksinasi booster (penguat) terutama pada masyarakat yang lebih dari enam bulan mendapatkan vaksin.
Cakupan dosis penguat untuk tenaga kesehatan kini sebesar 90,8 persen atau 1,3 juta orang. Pemberian dosis penguat pada tenaga kesehatan amat penting karena besarnya risiko yang dialami. Risiko paparan virus penyebab Covid-19 tinggi karena tenaga kesehatan berhubungan langsung dengan pasien.
“Kami mengimbau pada tenaga kesehatan yang belum mendapatkan vaksin booster untuk segera mengaksesnya,” kata Daeng.
Secara terpisah, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu menuturkan, vaksinasi penguat yang berjalan saat ini akan diprioritaskan pada lansia dan penderita imunokompromais atau gangguan imunitas yang berusia di atas 18 tahun. Pelaksanaan vaksinasi penguat bagi lansia dapat dilaksanakan secara serentak di seluruh kabupaten/ kota.
Sementara itu, sasaran non-lansia dilaksanakan di wilayah yang cakupan dosis pertama secara umum minimal 70 persen dan cakupan dosis pertama lansia minimal 60 persen. Dari data 12 Januari 2022, jumlah lansia yang mendapatkan vaksinasi penguat sebanyak 6.480 orang dan masyarakat rentan dengan komorbid sebanyak 480 orang.
Pelaksanaan vaksinasi ini dapat dilakukan di puskesmas, rumah sakit milik pemerintah, dan pos pelayanan vaksinasi yang dikoordinasi oleh dinas kesehatan provinsi ataupun dinas kesehatan kabupaten/ kota. Sasaran vaksinasi dapat mendaftar di aplikasi Peduli Lindungi atau langsung datang ke tempat vaksinasi dengan menunjukkan KTP dan bukti sudah mendapatkan vaksinasi dosis primer.
“Pelaksanaan vaksinasi booster dapat dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan vaksinasi primer dengan vaksinator yang berbeda. Vaksinator diharapkan bisa mendahulukan penggunaan vaksin yang sudah dekat masa kedaluarsanya terlebih dahulu,” tutur Maxi.
Sejumlah daerah mulai menggelar vaksinasi Covid-19 dosis ketiga, Kamis (13/1). Di Daerah Istimewa Yogyakarta, sekitar 472.800 warga lansia jadi prioritas mendapat vaksin penguat dan ditargetkan selesai akhir Januari 2022.
Sementara Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, ingin mempercepat vaksinasi penguat untuk warga lansia dan kelompok rentan dengan memanfaatkan balai rukun warga.
Di Bandung, puluhan fasilitas kesehatan siap memberikan vaksin penguat kepada masyarakat. Di Kabupaten Sidoarjo, vaksinasi penguat baru bisa direalisasikan pekan depan karena menipisnya stok vaksin.
Sementara itu, di Kota Palembang, Sumatera Selatan, animo warga lansia mengikuti vaksinasi Covid-19 masih rendah, karena khawatir dampak vaksinasi, terutama mereka yang memiliki penyakit penyerta.
Di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, selain melaksanakan vaksinasi penguat untuk warga lansia, Dinas Kesehatan setempat mengejar target vaksinasi dosis pertama lansia dari rumah ke rumah.
Vaksin Merah Putih
Percepatan vaksinasi Covid-19 di Indonesia yang menyasar lebih dari 208 juta jiwa membutuhkan stok vaksin melimpah. Ini membuat produksi vaksin Merah Putih dinantikan. Ada enam pengembang vaksin itu antara lain Universitas Airlangga bersama PT Biotis Pharmaceutical dan Universitas Indonesia bersama PT Etana, serta Institut Teknologi Bandung.
”Perkembangan riset dan hilirisasi vaksin produksi dalam negeri ini dilakukan pemerintah, industri farmasi, dan lembaga riset/perguruan tinggi,” kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, dalam keterangan tertulis, Kamis (13/1).
Vaksin Covid-19 yang dikembangkan Unair bersama PT Biotis Pharmaceutical ditargetkan mulai diproduksi secara massal pada pertengahan 2022. (TAM/RTG/IKI/HRS/NIK/BRO/RAM/NDU/ESA/OKA/GIO)