PTM Penuh di Surakarta, Murid Nongkrong dan Tak Langsung Pulang ke Rumah
Sejumlah sekolah di Kota Surakarta, Jawa Tengah, mulai menggelar pembelajaran tatap muka 100 persen. Namun, siswa tak langsung pulang dan ditemukan nongkrong seusai sekolah.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·2 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Sejumlah sekolah di Kota Surakarta, Jawa Tengah, mulai menggelar pembelajaran tatap muka 100 persen. Menurut peraturan, para murid diharuskan langsung pulang ke rumah seusai aktivitas pembelajaran. Dalam praktiknya, mereka justru nongkrong dan menimbulkan kerumunan.
Hal tersebut diketahui dari patroli yang dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Surakarta sejak Senin (10/1/2021) hingga Kamis (13/1/2021). Dari Senin hingga Kamis, terdapat 270 murid yang didapati nongkrong di sejumlah ruang publik sepulang sekolah.
”Mereka ditemukan di ruang-ruang publik, seperti warung makan, tempat gim online, alun-alun, dan tempat nongkrong lainnya,” kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Surakarta Arif Darmawan saat dihubungi, Kamis (13/1/2021).
Para murid tampak nongkrong dengan seragam sekolah masing-masing. Sebagian ditemukan sudah berganti kaus. Namun, mereka masih mengenakan celana seragam sekolah.
Arif menjelaskan, murid diharuskan langsung pulang ke rumah masing-masing demi mengantisipasi penularan di lingkungan sekolah. Sebab, selama bersekolah, protokol kesehatan diterapkan ketat. Belum tentu protokol kesehatan diterapkan sama ketatnya di luar lingkup sekolah.
Murid diharuskan langsung pulang ke rumah masing-masing demi mengantisipasi penularan di lingkungan sekolah. (Arif Darmawan)
”Di sekolah itu dibatasi jamnya juga untuk menghindari mereka berkontak terlalu lama dengan rekan-rekannya. Malah setelah PTM (pembelajaran tatap muka) diperbolehkan mereka nongkrong di luar. Jangan sampai nanti ada kluster dituduhkan ke sekolah,” kata Arif.
Lebih lanjut, Arif mengungkapkan, rindu dengan teman-teman sekolah menjadi alasan para murid tak langsung pulang ke rumah. Mereka pun memutuskan untuk nongkrong dulu. Terlebih lagi, rumah sebagian murid cukup jauh dari sekolahnya.
Arif menyampaikan, pihaknya juga memberikan pembinaan kepada murid-murid yang ketahuan nongkrong sepulang sekolah. Pembinaan itu bertujuan untuk mengingatkan para murid bahwa pandemi belum selesai sepenuhnya. Kesempatan bisa melakukan pembelajaran tatap muka perlu disikapi secara bijak.
”Kami beri pemahaman bahwa kita belum bebas Covid-19. Apalagi sebagian daerah kasusnya bertambah. Jangan sampai euforia, nanti pembelajaran tatap muka malah ditunda lagi,” kata Arif.
Secara umum, penularan Covid-19 di Kota Surakarta sudah sangat melandai. Dalam dua hari terakhir, tidak ada penambahan kasus terkonfirmasi positif baru. Namun, jumlah pasien yang masih harus menjalani isolasi dan perawatan sebanyak empat orang. Tiga orang menjalani isolasi mandiri, sedangkan seorang lainnya harus dirawat di rumah sakit.
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menyatakan akan meminta jajarannya untuk mengawasi pelajar yang tak langsung pulang seusai sekolah. Peraturan harus ditegakkan lagi demi mencegah terjadinya penularan Covid-19.
”Nanti akan kami tegaskan lagi. Harus langsung pulang. Pengawasan rutin akan dilakukan. Biar dimonitor lagi nanti,” ujar Gibran.