Masyarakat Surabaya Antusias Membeli Minyak Goreng lewat Operasi Pasar
Pemerintah Kota Surabaya menggelar operasi pasar minyak goreng di sejumlah lokasi sejak Rabu (12/1/2022) sebagai upaya menstabilkan harga minyak goreng terutama curah.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Sampai Kamis (13/1/2022), konsumen masih menunggu penurunan harga minyak goreng termasuk yang sudah dikemas. Harga minyak goreng diharapkan lebih murah dari sekarang yang masih bertahan pada kisaran Rp 19.000 per liter.
Pemerintah Kota Surabaya menggelar operasi pasar minyak goreng di sejumlah lokasi sejak Rabu (12/1/2022) sebagai upaya menstabilkan harga minyak goreng terutama curah. Lokasi operasi pasar minyak goreng itu berada di RW 009 di Jalan Tambak Dukuh 1, Kelurahan Kepasari, Kecamatan Genteng, dan Balai RW 003 di Jalan Peneleh Gang 3, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, Surabaya.
Dalam operasi pasar kali ini, Pemkot Surabaya menggelontorkan minyak goreng yang harganya sangat terjangkau, yaitu Rp 14.000 per liter. Warga pun sangat antusias memanfaatkan operasi pasar itu.
Kamis (13/1/2021), operasi pasar minyak goreng digelar di Pasar Wonokromo. Di pasar itu minyak goreng dijual dengan harga Rp 14.000 per liter sebanyak 17.000 liter. Minyak goreng dibuat dalam kemasan 250 gram, 1 liter, dan 2 liter. Warga Surabaya rela antre untuk mendapatkan minyak goreng maksimal 2 liter per orang.
Operasi pasar minyak goreng masih terus digelar hingga harga benar-benar stabil di kisaran Rp 14.000 per liter dengan lokasi operasi pasar berpindah-pindah.
”Tujuan operasi pasar ini untuk menstabilkan harga pasar. Operasi digelar hingga beberapa hari ke depan,” kata Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan Kota Surabaya Fauzie Mustaqiem.
Menurut Fauzie, dalam operasi pasar kali ini, pihaknya bekerja sama dengan produsen atau distributor dari PT Mega Suryamas yang menyediakan 700 karton sebanyak 8.400 liter dan PT Smart 500 karton atau setara 25.000 liter.
Ia juga menjelaskan bahwa operasi pasar ini sebenarnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Surabaya terutama yang terdampak langsung kenaikan harga minyak goreng itu, seperti pelaku usaha kecil yang bahan bakunya menggunakan minyak goreng dan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Dibatasi
Pembelian minyak goreng dibatasi dalam operasi pasar itu maksimal setiap orang membeli 2 liter. Setiap pembeli juga harus membawa dan menyerahkan KTP supaya tidak ada pembelian ganda atau berulang.
”Kami juga berharap tetap menerapkan protokol kesehatan dan diharapkan membawa tas kantong sendiri serta membawa uang pas,” tegasnya.
Fauzie berharap kepada warga Kota Surabaya untuk memanfaatkan operasi pasar tersebut sebab ini adalah salah satu cara untuk menstabilkan harga minyak goreng di pasaran.
Nuraini adalah salah satu warga Tembok Dukuh yang memanfaatkan operasi pasar. ”Alhamdulillah, ada operasi pasar semacam ini jadi lebih ringan. Apalagi keluarga saya sering goreng-goreng, tentu sangat membantu ini,” ujarnya.
Tujuan operasi pasar ini untuk menstabilkan harga pasar. Operasi digelar hingga beberapa hari ke depan. (Fauzie Mustaqiem)
Najib (40), pedagang toko kelontong di Gunung Anyar, mengatakan, saat ini harga minyak goreng kemasan masih berkisar Rp 38.000-Rp 40.000 per 2 liter.
Adapun harga minyak goreng curah di tingkat pengecer saat ini Rp 19.000-Rp 21.000 per liter. Salah satu upaya pemerintah menstabilkan harga minyak goreng dengan menggelar operasi pasar minyak goreng di sejumlah lokasi, terutama di pasar tradisional yang dikelola PD Pasar. Harga minyak goreng curah dipatok Rp 14.000 per liter.