Pertamina Optimistis Pengembangan Kilang Minyak Balikpapan Selesai 2024
Proyek pengembangan kilang minyak Pertamina di Balikpapan dan Lawe-lawe terus berjalan di tengah pandemi Covid-19. Meskipun menemukan kendala, proyek strategis nasional ini ditargetkan selesai tepat waktu pada 2024.
Oleh
Sucipto
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Proyek pengembangan kilang minyak Pertamina di Kota Balikpapan dan Lawe-lawe di Penajam Paser Utara terus berjalan di tengah pandemi Covid-19. Meskipun menemukan kendala, proyek strategis nasional ini ditargetkan selesai tepat waktu pada November 2024.
Hal itu disampaikan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati saat berkunjung ke Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (8/1/2022). Ia meninjau lokasi pembangunan program pengembangan kilang minyak atau refinery development master plan (RDMP) Pertamina Refinery Unit V Balikpapan yang tetap bisa berjalan meski di tengah pandemi Covid-19.
”Saat ini, progres fisik secara kesuluruhan mencapai 47 persen. Ini sekaligus pencapaian di tahun 2021. Tim melakukan pemasangan unit yang beratnya ribuan ton,” ujar Nicke.
Ia melihat langsung pembangunan kilang yang nantinya akan menjadi yang terbesar di Indonesia ini. Nicke juga berbincang dengan penanggung jawab kontraktor dari Korea Selatan dan dalam negeri di antara kilang-kilang dan pipa puluhan meter yang sudah terpasang di sekitar pesisir Balikpapan tersebut.
Ia menyebutkan, pengembangan kilang minyak ini sempat terkendala pada 2020. Saat itu, seluruh dunia melakukan karantina wilayah dan membatasi pengiriman barang ke luar negeri. Padahal, sejumlah perlengkapan kilang harus didatangkan dari beberapa negara. Itu membuat sejumlah perlengkapan proyek RDMP tak bisa dikirim ke Indonesia.
Pihaknya kemudian melakukan penyesuaian pengerjaan. Sejumlah perlengkapan dan unit yang tak berdampak signifikan terhadap proyek, misalnya, disisihkan dan tidak dibeli. Selain itu, pihaknya juga mencari sejumlah bahan mentah alternatif dari negara lain yang masih bisa dijangkau.
”Akhirnya, nilai proyek hemat dari estimasi 9 miliar dollar AS menjadi 7 miliar dollar AS (setara Rp 100,5 triliun dengan kurs Rp 14.300 per dollar AS). Kita tidak perlu menyediakan unit yang tak perlu kita beli,” katanya.
Dengan melihat progres tersebut, Nicke yakin pengerjaan seluruh proyek ini selesai sesuai rencana, November 2024. Berlangsungnya proyek itu selama pandemi juga turut meyerap tenaga kerja lokal di Balikpapan dan Indonesia.
Project Coordinator RDMP Refinery Unit V Balikpapan & Lawe-lawe Djoko Koen Soewito menjelaskan, pekerja lokal diutamakan dalam proyek ini. Selama pandemi, seluruh pekerja dari luar Balikpapan dikarantina terlebih dahulu dan dicek berlapis sebelum turun ke lapangan.
”Total pekerja yang saat ini sudah bekerja ada 10.160 orang. Dari jumlah tersebut, 42,7 persen dari Balikpapan, 56,2 persen pekerja lokal dari luar Balikpapan, dan 1,1 persen dari luar negeri. Pada Agustus 2022 diperkirakan akan menyerap 19.468 pekerja,” kata Djoko.
Menambah mutu dan kapasitas
Proyek RDMP Balikpapan dilaksanakan PT Kilang Pertamina Balikpapan. Adapun kontraktor proyek ini terdiri dari empat perusahaan dalam dan luar negeri, yakni SK Engineering & Construction Co Ltd, Hyundai Engineering Co Ltd, PT Rekayasa Industri, dan PT PP (Persero) Tbk.
Pembangunan RDMP dilakukan untuk menambah kapasitas produksi untuk bisa mencapai kemandirian energi nasional. Kapasitas kilang minyak Pertamina RU V Balikpapan yang sebelumnya 260.000 barel per hari ditargetkan naik 38 persen menjadi 360.000 barel per hari. Total area proyek RDMP adalah 80,64 hektar. Luasan ini akan menambah area kilang yang sudah tersedia menjadi 313,64 hektar.
Penambahan kapasitas itu diharapkan mampu mengurangi beban impor solar hingga 17 persen. Alasannya, produksi solar meningkat 23 persen atau 30.000 barel per hari. Selain itu, RDMP Kilang Balikpapan juga akan menghasilkan produk baru propilen sebesar 230.000 ton per tahun.
Pengembangan proyek ini juga bertujuan meningkatkan mutu produk BBM. Kilang di Balikpapan yang selama ini menghasilkan produk BBM Euro-II akan ditingkatkan menjadi Euro-V atau beroktan lebih tinggi. Selain itu, Pertamina juga menjanjikan seluruh kilang dalam program ini terintegrasi dengan produk petrokimia.
Refinery Unit V Balikpapan selama ini memasok sekitar 26 persen dari total kebutuhan BBM di seluruh Indonesia. Pengembangan kilang minyak ini diharapkan membantu penyaluran produk minyak dan gas yang sebagian besar disalurkan di Kalimantan dan kawasan Indonesia bagian Timur.