Gempa tektonik M 1,5 mengguncang wilayah Dataran Tinggi Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, Kamis (6/1/2022). Meski sempat membuat panik warga, hingga kini tidak ada laporan kerusakan bangunan akibat gempa ini.
Oleh
·3 menit baca
BANJARNEGARA, KOMPAS — Gempa tektonik M 1,5 mengguncang Dataran Tinggi Dieng di area Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Kamis (6/1/2022) pukul 12.36. Meski sempat membuat panik warga, hingga kini belum ada laporan kerusakan akibat gempa ini.
”Iya gempanya terasa. Gempa terasa 3-4 detik dan dilanjut gempa susulan 2 detik. Untuk kerusakan, Alhamdulillah tidak ada. Warga tadi sempat panik dan banyak yang keluar rumah untuk mencari tempat yang aman,” kata Ahmad Mahfudin (23), warga Desa Karangtengah, Batur, saat dihubungi dari Purwokerto, Kamis.
Secara terpisah, Kepala UPT Objek Wisata Dieng Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara Sri Utami mengatakan, dirinya tidak merasakan adanya gempa bumi. ”Tidak ada apa-apa di sini, saya sedang di Kawah Sikidang,” kata Utami.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Banjarnegara Andri Sulistyo menyampaikan, kekuatan gempa cukup kecil dan hingga kini belum ada laporan dari masyarakat mengenai kerusakan bangunan akibat gempa. ”Sampai saat ini belum ada informasi kerusakan dari masyarakat,” ujar Andri.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie dalam siaran pers menyampaikan, gempa tektonik berkekuatan M 1,5 yang mengguncang wilayah Kepakisan terjadi pukul 12.36.10 WIB. Episenter gempa bumi terletak di darat pada jarak 23 kilometer barat laut dari Kabupaten Wonosobo dengan kedalaman 10 kilometer.
”Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi ini merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar lokal,” tutur Setyoajie.
Belum ada laporan
Menurut Setyoajie, guncangan gempa bumi ini dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang. ”Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi itu. Hingga pukul 13.30, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan,” paparnya.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi ini merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar lokal. (Setyoajie Prayoedhie)
Setyoajie mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. ”Warga juga diimbau menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah,” tuturnya.
Dari catatan Kompas, gempa di Dataran Tinggi Dieng juga pernah terjadi pada Kamis (3/9/2020) dengan berkekuatan Magnitudo 2,2 pukul 05.00. Gempa bumi dangkal itu terjadi akibat aktivitas sesar lokal. Gempa ini tidak menyebabkan kerusakan (Kompas.id, 3/9/2020).
Selain itu, pada 29 September 2021, gempa yang berpusat di Batang, Jawa Tengah, juga dirasakan hingga ke Dataran Tinggi Dieng. Gempa tektonik M 2,2 pada pukul 10.20 WIB terasa hingga Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, Rabu (29/9/2021).
Gempa ini bersumber di darat, 11 kilometer arah selatan Batang, Jawa Tengah, dengan kedalaman 31 kilometer. Meski diguncang gempa, warga di Dieng tetap beraktivitas seperti biasa dan tidak ada laporan kerusakan akibat gempa ini (Kompas.id, 29/9/2021).