Pembangunan Huntara Penyintas Erupsi Semeru Terus Dipercepat
Pembangunan hunian sementara bagi penyintas bencana awan panas guguran Gunung Semeru terus dipercepat. Kebijakan itu agar masyarakat yang sudah sebulan tinggal di pengungsian segera menempati hunian yang nyaman.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
Kompas/Bahana Patria Gupta
Sukarelawan memotret denah lokasi hunian sementara (huntara) bagi korban erupsi Gunung Semeru di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jumat (31/12/2021).
SURABAYA, KOMPAS — Pembangunan hunian sementara atau huntara bagi penyintas bencana awan panas guguran Gunung Semeru, Jawa Timur, terus dipercepat. Kebijakan itu ditempuh agar masyarakat yang sudah sebulan ini tinggal di pengungsian segera bisa menempati tempat tinggal yang lebih layak dan nyaman bersama keluarga.
Percepatan pembangunan huntara dimulai sejak proses penentuan lahan relokasi permukiman warga. Setelah melalui kajian mendalam dari berbagai sisi, terutama ancaman bencana erupsi Gunung Semeru, lahan relokasi diputuskan berada di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, dan Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo.
Lahan yang dipilih sebagai tempat relokasi itu berada di kawasan hutan yang dikelola oleh Perum Perhutani. Pemda Lumajang kemudian mengurus perizinan lahan di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Setelah mengantongi izin pemanfaatan lahan hutan produksi, dilakukan proses pembersihan.
Proses pembersihan secara fisik dilakukan dengan membersihkan lahan dari seluruh tanaman yang tumbuh. Selain itu, pembersihan lahan dilakukan dengan menuntaskan persoalan penggarapan oleh pihak ketiga. Sejauh ini, para petani penggarap lahan hutan yang digunakan sebagai tempat relokasi pengungsi tidak berkeberatan.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, saat ini proses penyiapan lahan relokasi memasuki tahap pemadatan lahan sebelum pembangunan huntara. Bahkan, pembangunan fondasi untuk kawasan hunian juga mulai dikerjakan.
Kompas/Bahana Patria Gupta
Sukarelawan melintas di lokasi huntara bagi korban erupsi Gunung Semeru di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jumat (31/12/2021).
”Kita semua harus memberikan apresiasi yang luar biasa. Saya sendiri tidak menyangka bahwa ada percepatan yang luar biasa dan penyiapan huntara ini mulai dari proses perizinan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, land clearing juga sangat cepat hingga sekarang sampai pada proses pemadatan akhirnya siap bangun,” tutur Khofifah saat berkunjung ke Lumajang, Rabu (5/1/2022).
Khofifah mengatakan, setiap keluarga penyintas erupsi Semeru akan mendapat bagian tanah kavling dengan ukuran 10 meter x 14 meter lengkap dengan bangunan ukuran 10 meter x 14 meter. Pemda Lumajang menyiapkan lahan seluas 81 hektar di Desa Sumbermujur dan 9 hektar di Desa Oro-Oro Ombo. Proses pemadatan di Desa Sumbermujur sudah mencapai 41 hektar dengan kondisi siap dibangun.
Kita semua harus memberikan apresiasi yang luar biasa.
Hunian sementara dan hunian tetap (huntap) yang akan dibangun merupakan bangunan tipe 60. Adapun desainnya, huntara akan dibangun di bagian belakang tanah kavling dengan luas bangunan ukuran 6 meter x 4 meter. Sementara huntap akan dibangun di kavling bagian depan dengan ukuran 6 meter x 6 meter.
Di atas lahan relokasi seluas 81 hektar di Desa Sumbermujur, menurut rencana, dibangun 2.000 unit rumah. Kompleks hunian itu akan dilengkapi dengan fasilitas umum, fasilitas sosial, hingga fasilitas ekonomi. Pada tahap pertama, akan dibangun huntara seluas 40 ha terlebih dahulu. Nantinya, dilanjutkan pembangunan tahap II pada lahan seluas 41 hektar.
Terkait lahan relokasi yang berada di Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo, saat ini masih proses pengurusan perizinan. Hal itu karena izinnya harus diajukan ulang karena ada pergeseran atau pemindahan lokasi. Pemindahan lokasi itu dilakukan setelah menyerap aspirasi para petani penggarap lahan hutan.
Kompas/Bahana Patria Gupta
Anggota TNI melakukan pembersihan lahan untuk lokasi huntara bagi korban erupsi Gunung Semeru di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jumat (31/12/2021).
Gubernur Khofifah menambahkan, selain menyiapkan hunian atau tempat tinggal bagi penyintas bencana awan panas guguran Semeru, pemda juga memikirkan kelangsungan ekonomi masyarakat yang kehilangan pekerjaan. Mayoritas mereka petani dan petambang pasir di daerah aliran lahar Semeru.
Pelaksana Harian Sekretaris Daerah Provinsi Jatim Heru Tjahjanto mengatakan, pihaknya memastikan permukiman baru penyintas erupsi Semeru akan memiliki infrastruktur yang memadai, seperti jalan dan jaringan listrik. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan pemda dan PLN untuk penyediaan listrik.
Sementara itu, Bupati Lumajang Thoriqul Haq menyebutkan, percepatan pembangunan hunian sementara terwujud berkat sinergi yang terjalin antara pemda dan Pemprov Jatim, termasuk pihak swasta yang memiliki empati dan kepedulian tinggi terhadap masyarakat korban bencana.
”Berkat dukungan dan kerja sama kita semua, alhamdulillah upaya-upaya yang kita lakukan untuk masyarakat dapat terlaksana dengan baik dan cepat,” ucap Thoriq.