Relokasi Pengungsi Semeru Dipercepat, Huntara Dibangun Pekan Depan
Relokasi hunian bagi pengungsi erupsi Gunung Semeru akan dipercepat. Pengerjaan hunian sementara ditargetkan dimulai pekan depan. Lokasi hunian baru nantinya dipastikan aman dari ancaman erupsi.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·2 menit baca
Wacana percepatan relokasi mengemuka dari kunjungan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, di Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Minggu (12/12/2021). Dalam kunjungan tersebut, Erick juga meninjau salah satu tempat yang diusulkan menjadi titik relokasi di desa tersebut.
”Ini coba kami petakan yang terbaik. Yang terpenting begini, memang masyarakat harus bisa mendapatkan alternatif. Tidak mungkin kehidupan mereka terhambat akibat kebijakan birokrasi. Kita harus solutif,” kata Erick.
Erick juga meminta dilakukan pemetaan risiko bencana di kawasan tersebut. Ia tak ingin bencana serupa terulang kembali pada masa mendatang. Dialog antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat perlu ditingkatkan. ”Saya kembali ke sini ingin diskusi secara terbuka. Kalau kawasan-kawasan itu sering terjadi (bencana), kita batasi lingkarannya,” kata Erick.
Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengungkapkan, pihaknya telah bersurat dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk persoalan relokasi tersebut. Pasalnya, calon-calon lahan relokasi yang diusulkan merupakan milik Perum Perhutani. Apabila usulan tersebut disetujui, pengerjaan akan segera dilakukan.
”Yang utama dari kunjungan Pak Erick adalah percepatan. Minggu depan, sudah harus dikerjakan. Begitu sudah ada persetujuan dari beliau (KLHK), nanti pengerjaan bisa langsung dimulai sambil melengkapi administrasi,” kata Thoriqul.
Adapun total kebutuhan lahan demi keperluan relokasi itu seluas 6-8 hektar. Lahan-lahan yang diusulkan berada di Desa Penanggal dan Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, dan Desa Oro-Oro Ombo di Kecamatan Pronojiwo.
Thoriqul mengungkapkan, menurut data sementara yang diperoleh, terdapat lebih kurang 2.900 keluarga yang akan direlokasi. Namun, data tersebut berpotensi bertambah. Pihaknya bersama jajaran tengah melakukan verifikasi data guna mendapatkan jumlah pasti.
Dana pembangunan relokasi, kata Thoriqul, sebagian akan menggunakan donasi terpusat lewat Badan Amil Zakat Nasional. Hingga Minggu (12/12/2021), total dana yang terkumpul sudah mencapai Rp 4 miliar.
”Uang itu tidak akan kami gunakan untuk keperluan posko pengungsian dan lain-lain. Uang itu nanti akan digunakan untuk membangun hunian sementara di lahan relokasi. Untuk hunian tetapnya, pemerintah pusat yang akan membangunnya,” kata Thoriqul.
Aris (34), warga Dusun Curah Kobokan, mengaku, rumahnya sudah tak bersisa lagi akibat erupsi Gunung Semeru. Ia bersedia sepenuhnya untuk direlokasi. Ia berharap relokasi bisa sesegera mungkin dilakukan. Sudah satu pekan lamanya ia mengungsi di Lapangan Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro.
”Saya sudah tidak mau kembali ke sana lagi. Bahaya sekali kalau kembali ke sana. Semoga relokasi bisa cepat. Ini anak-anak kalau tinggal di tenda terus, saya kasihan melihatnya,” kata Aris.