Dataran Tinggi Dieng Beku Lebih Awal, BMKG: Anomali
Dataran Tinggi Dieng kembali diselimuti embun es. Karena terjadi lebih awal dibandingkan biasanya, BMKG menyebut fenomena ini sebagai suatu anomali.
Oleh
MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
BANJARNEGARA, KOMPAS — Embun es atau dikenal juga dengan embun upas kembali terjadi di Dataran Tinggi Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (4/1/2022) pagi. Meski suhu terpantau 3 derajat celsius, embun upas tipis sudah tampak menyelimuti rerumputan. BMKG menyebutkan fenomena ini merupakan sebuah anomali cuaca.
”Dieng berselimut salju tipis. Suhu 3 derajat celsius, tetapi sudah muncul embun salju,” kata Kepala UPT Obyek Wisata Dieng Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara Sri Utami saat dihubungi dari Purwokerto, Banyumas, Selasa.
Embun upas menjadi salah satu daya tarik wisatawan selain sejumlah kawah, telaga, dan pemandangan indah di sekitar Dieng. Menurut Utami, pada libur Tahun Baru 2022 ini, khususnya tanggal 1 Januari tercatat ada 14.446 wisatawan yang datang ke Dieng dan pada 2 Januari tercatat ada 12.489 wisatawan.
Tour Guide dari Lintas Dieng Tour dan Travel Isdiyanto mengatakan, meski dirinya tidak menjumpai embun es di sekitarnya karena bangun kesiangan, tapi suhu di Dieng, Selasa ini memang lebih dingin dibandingkan hari –hari sebelumnya. ”Pagi hari tadi memang dingin banget,” tutur Isdiyanto.
Dieng berselimut salju tipis. Suhu 3 derajat celsius, tetapi sudah muncul embun salju. (Sri Utami)
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang Sutikno dalam siaran pers yang diterbitkan BMKG menyampaikan, umumnya fenomena embun upas terjadi pada saat puncak kemarau, yaitu periode Juni-Juli-Agustus. Dengan munculnya di awal Januari, berarti menandakan adanya suatu anomali.
”Hal ini memang merupakan suatu anomali karena massa udara pada saat musim hujan umumnya lembab dan basah serta pengaruh Monsum Asia cukup besar,” tutur Sutikno.
Sutikno memaparkan, menurut pantauan BMKG dari data AWS (Automatic Weather Station), yang terpasang di Kawasan Candi Arjuna dalam 3 hari belakangan ini, memang kondisi cuaca di wilayah pegunungan Dieng didominasi kondisi cerah berawan sehingga pemanasan cukup maksimal.
Pada 1-4 Januari 2022 curah hujan yang rendah di bawah 1 mm, dengan tutupan awan sedikit, sementara kelembaban udara terjadi perbedaan yang sangat signifikan pada siang hari yang rendah sekitar 75 persen dan malam-dini hari mencapai di atas 98 persen, dengan kecepatan angin cenderung lemah/calm (di bawah 5 m/s).
Menurut dia, embun upas biasa terjadi akibat pengaruh menurunnya temperatur terhadap ketinggian, dan akan terjadi bila kondisi tutupan awan oktasnya rendah dan perbedaan kelembaban udara maksimum dan minimum cukup lebar pada daerah tersebut, juga lebih didominasi angin kecepatan lemah cenderung calm. ”Untuk wilayah dengan vegetasi yang bagus dengan tutupan tanaman rendah potensi terjadi embun upas cukup besar,” ujarnya.
Hal lain yang membuat adanya embun upas, lanjut Sutikno, adalah adanya pusat tekanan rendah di belahan bumi selatan katulistiwa dan pola angin yang terbentuk di wilayah Jawa Tengah divergen (menyebar), sehingga pembentukan awan tidak maksimal dan kecepatan angin cenderung lemah.
Kemudian, cuaca cerah berawan mendominasi beberapa tempat di wilayah Jawa Tengah termasuk sekitar pegunungan Dieng. Berdasarkan data-data AWS di atas mengindikasikan bahwa dinamika atmosfer lokal di kawasan Dieng dalam rentang waktu tanggal 1-4 Januari 2022 kondisinya mendukung terjadinya embun upas karena hampir serupa saat musim kemarau (Juni, Juli dan Agustus).
”Dengan kondisi dinamika atmosfer seperti ini potensi terjadinya kabut yang bisa meningkat menjadi embun upas sangat besar terjadi,” paparnya.