Siklon tropis menyebabkan tinggi gelombang di perairan Papua bagian selatan, yakni Merauke dan Asmat, berpeluang mencapai 2,5-6 meter. Kecepatan angin tertinggi juga mencapai 64 kilometer per jam.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Fenomena siklon tropis dari utara Australia berdampak pada tinggi gelombang laut di wilayah perairan Papua bagian selatan. Tinggi gelombang berpeluang mencapai 2,5 meter hingga 6 meter dengan kecepatan angin mencapai 25-35 knot atau 64 kilometer per jam.
Kepala Stasiun Meteorologi Mopah Merauke Gatot Rudiantoro, saat dihubungi dari Jayapura, Rabu (29/12/2021), mengatakan, pihaknya telah mengeluarkan peringatan tinggi gelombang di wilayah selatan Papua sejak Selasa. Cuaca ekstrem di perairan selatan Papua diperkirakan terjadi pada Rabu ini hingga Kamis (30/12/2021).
Dari pantauan Stasiun Meteorologi Mopah Merauke, kecepatan angin berkisar 25-35 knot atau 64 kilometer per jam terjadi di Laut Arafuru. Wilayah perairan selatan Papua yang terdampak tinggi gelombang laut adalah Kabupaten Asmat dan Kabupaten Merauke.
Tinggi gelombang hingga mencapai 2,5 meter berpeluang terjadi di perairan Amampere Agats bagian selatan, perairan Yos Sudarso bagian utara, dan perairan Merauke.
Sementara tinggi gelombang 2,5-4 meter berpeluang terjadi perairan Amampere Agats bagian barat, Laut Arafuru di Kepulauan Aru, dan perairan Yos Sudarso bagian selatan. Adapun tinggi gelombang 4-6 meter berpeluang terjadi di Laut Arafuru bagian timur dan Laut Arafuru di selatan Merauke.
”Bibit siklon tropis terpantau di utara Australia dan bergerak ke arah timur-tenggara menuju timur Australia. Hal ini berdampak secara tidak langsung terhadap kondisi cuaca di perairan Papua bagian selatan dan sekitarnya,” papar Gatot.
Ia pun mengimbau masyarakat yang bekerja sebagai nelayan, pelaku jasa transportasi laut, dan awak kapal nelayan dengan kapasitas muat 15 gros ton di wilayah yang terdampak tinggi gelombang untuk sementara tidak melaut. Masyarakat juga diminta selalu memantau informasi cuaca dari BMKG.
”Wilayah yang terdampak tinggi gelombang merupakan jalur kapal penumpang, kapal pengangkut barang, dan kapal nelayan yang berkapasitas 15 gros ton. Selain itu, nelayan tradisional juga sering melaut di lokasi tersebut,” ujar Gatot.
Kepala Stasiun Klimatologi Merauke Sulaeman menambahkan, berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, fenomena siklon tropis dapat terjadi selama tiga hari hingga sepekan. Ia pun meminta nelayan dan pelaku usaha jasa pengangkutan penumpang serta barang mewaspadai dampak siklon tropis.
Syahbandar Pelabuhan Perikanan Nusantara Merauke Susanto Masita, saat dihubungi, mengakui telah mengetahui peringatan dini perihal meningkatnya tinggi gelombang laut di perairan Papua bagian selatan. Ia pun telah mengeluarkan surat imbauan kepada semua nelayan di Merauke untuk tidak melaut hingga kondisi cuaca membaik.
Sementara itu, Bupati Asmat Elisa Kambu menegaskan, pihaknya akan mengeluarkan instruksi untuk menghentikan semua aktivitas pelayaran hingga beberapa hari ke depan. Hal ini untuk mencegah kecelakaan laut terjadi lagi di perairan Asmat, seperti yang terjadi pada Minggu (12/12/2021).
Saat itu cuaca buruk mengakibatkan Kapal Kalimas 4 tenggelam di perairan Muara Agats, Asmat. Tim Pencarian dan Pertolongan (SAR) berhasil mengevakuasi enam awak kapal pengangkut BBM untuk PLN Kabupaten Asmat itu pada Jumat (17/12/2021).