Sebelum Ditolong, Awak Kapal Kalimas 4 Makan Gabus dan Kayu Lapuk
Enam awak Kapal Kalimas 4 berhasil diselamatkan dan dibawa ke Timika setelah terapung di laut selama berhari-hari. Cuaca buruk jadi penyebab Kapal Kalimas 4 tenggelam di Muara Agats, Kabupaten Asmat.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Tim Pencarian dan Pertolongan berhasil mengevakuasi enam awak Kapal Kalimas 4 ke Timika, Papua, Jumat (17/12/2021). Kapal pengangkut BBM untuk PLN di Kabupaten Asmat ini tenggelam pada Minggu (12/12/2021) di Perairan Muara Agats. Sebelum ditolong kapal ikan, para awak kapal bertahan dengan makan gabus dan kayu lapuk.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Timika George LM Randang, dalam jumpa pers di Timika, mengatakan, enam korban Kapal Kalimas 4 yang tenggelam diselamatkan awak kapal pencari ikan tuna di arah tenggara perairan Asmat, Rabu (15/12/2021). Adapun identitas awak yang selamat ialah Ansar, Ruslan, Supliansyah, Hikmat, Haswan, dan Mirzan.
Tim SAR Timika mengerahkan dua tim dari Agats, ibu kota Asmat, dan Timika. Pencarian difokuskan di perairan Pulau Tiga yang rawan kecelakaan kapal akibat gelombang di wilayah ini tergolong tinggi. Akhirnya, tim mendapatkan informasi para korban telah diselamatkan sebuah kapal pencari ikan.
”Tim pun menggelar rapat di Asmat dan memutuskan menjemput para korban di kapal ikan tersebut pada Kamis. Proses evakuasi pun berhasil dan tim tiba di Timika pada Jumat pagi sekitar pukul 07.00 WIT,” ujar George.
Ia menambahkan, perjalanan dari lokasi evakuasi ke Pelabuhan Pomako di Timika berjalan lancar tanpa gangguan gelombang tinggi. ”Keberhasilan penyelamatan enam awak Kapal Kalimas 4 berkat dukungan jajaran TNI dan Satuan Polairud di Timika serta Asmat,” ujar George.
Selama terapung di laut, kami bertahan hidup dengan menggunakan pelampung dan mengonsumsi kayu lapuk, gabus, serta minum air laut.
Ansar selaku nakhoda Kapal Kalimas 4 mengungkapkan, kapal tenggelam setelah dihantam ombak tinggi saat berjarak 25 mil atau sekitar 40 kilometer dari Muara Agats, sekitar pukul 15.00 WIT. Ansar bersama lima awak kapal terapung di laut hingga ditemukan kapal pencari ikan pada Rabu sekitar pukul 16.00 WIT.
”Selama terapung di laut, kami bertahan hidup dengan menggunakan pelampung dan mengonsumsi kayu lapuk, gabus, serta minum air laut. Kami sangat bersyukur ketika ada kapal ikan yang berhasil menemukan kami,” ujar Ansar.
Kepala Stasiun Klimatologi Merauke Sulaiman. Kepala Stasiun Klimatologi Merauke Sulaiman mengatakan, dari hasil analisis, diketahui bahwa terjadi cuaca buruk pada saat kejadian tenggelamnya Kapal Kalimas 4 di Muara Agats. Ketinggian gelombang di wilayah itu mencapai 2,5 meter disertai kecepatan angin 20 hingga 30 knot atau sekitar 55 kilometer per jam. ”Kecepatan angin mencapai 30 knot atau 55,56 kilometer per jam, termasuk kategori angin kencang. Terdapat pertumbuhan awan cumulunimbus di sekitar lokasi kejadian kapal tenggelam di perairan Asmat,” kata Sulaiman.
Ia pun mengimbau agar para pelaku jasa transportasi laut dan nelayan yang melaut mewaspadai gelombang tinggi di perairan selatan Papua, yakni perairan Agats-Amamapare, perairan Merauke, dan Laut Arafuru. Diperkirakan, selama bulan ini, tinggi gelombang mencapai 2 meter.
”Kami mengimbau para nelayan tidak beraktivitas ketika tinggi gelombang laut mencapai 2 meter. Cuaca seperti ini dampak dari fenomena La Nina dan perpindahan angin monsun dari Laut China Selatan hingga memasuki perairan Indonesia,” kata Sulaiman.