Kapal Pengangkut Pekerja Migran Indonesia Kembali Tenggelam di Selat Malaka
Sebuah kapal pengangkut pekerja migran kembali tenggelam di Selat Malaka pada Sabtu (25/12/2021). Kecelakaan ini menambah daftar panjang kasus perdagangan manusia yang berujung tragis.
Oleh
AUFRIDA WISMI WARASTRI
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Kapal pengangkut pekerja migran dari Batubara, Sumatera Utara, tenggelam di Selat Malaka pada Sabtu (25/12/2021). Kasus ini semakin menambah daftar panjang kasus perdagangan manusia yang berujung tragis.
Sejauh ini pihak berwenang di Sumatera Utara masih berkoordinasi terkait penanganan kasus, termasuk penanganan korban yang selamat dan diduga hilang. Data jumlah penumpang kapal, korban yang selamat, dan korban yang hilang belum tersedia pasti.
Sebelumnya, kapal pekerja migran juga tenggelam di Selat Malaka, tepatnya di perairan Tanjung Balau, Kota Tinggi, Johor, Malaysia, Rabu (15/12/2021). Puluhan orang ditemukan tewas akibat peristiwa itu.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Sumatera Utara Komisaris Besar Hadi Wahyudi kepada Kompas, Rabu (29/12/2021), membenarkan adanya kapal yang mengalami kecelakaan itu. ”Betul ada kejadian itu. Berdasarkan informasi yang kami dapat dari sumber dan saksi-saksi yang terus kami selidiki, kapal berangkat dari perairan Batubara pada 24 Desember 2021 pukul 04.00 menjelang subuh,” kata Hadi.
Memasuki perairan perbatasan Indonesia-Malaysia, kapal mengalami masalah dan beberapa saat terobang-ambing di laut. Nakhoda kapal lalu memutuskan kembali ke perairan Batubara. Di perairan itu, penumpang dipindahkan ke dua kapal yang ukurannya lebih kecil. Dua kapal itu kemudian melanjutkan kembali perjalanan ke Malaysia.
Namun, sesampainya di Malaysia, tidak ada pihak Malaysia yang merespons kedatangan kapal itu. Para calon pekerja itu pun kebingungan dan akhirnya terpencar-pencar. Saat satu kapal kembali ke Indonesia pada 25 Desember subuh, sejumlah pekerja itu pun ikut kembali meskipun kondisi penumpangnya sudah tidak sama dengan seperti saat berangkat. ”Kapal yang kembali ini yang mengalami kecelakaan,” kata Hadi.
Sejauh ini pihaknya bekerja sama dengan berbagai instasi masih mendalami kasus ini. Berapa jumlah penumpang di kapal, koordinat terjadinya kecelakaan, berapa korban hilang dan selamat, termasuk bagaimana kondisi kapal satunya, belum ada keterangan.
Mekanisme pemberangkatan
Penyelidikan kasus juga masih berjalan terkait mekanisme pemberangkatan para pekerja itu, siapa pemilik kapal, hingga bagaimana penampungan para pekerja itu masih didalami.
Namun, kepolisian telah menyiapkan posko identifikasi korban (DVI) di Rumah Sakit Bhayangkara, Medan, dan saluran pengaduan bagi keluarga yang kehilangan anggotanya.
Penyelidikan kasus juga masih berjalan terkait mekanisme pemberangkatan para pekerja itu, siapa pemilik kapal, hingga bagaimana penampungan para pekerja itu masih didalami.
Kepala Seksi Perlindungan dan Pemberdayaan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Medan Moh Fuat Wahyudi mengatakan, pihaknya juga belum mendapatkan informasi detail mengenai kasus itu, tetapi berdasarkan informasi yang ia terima, kurang lebih ada 50 orang yang berangkat ke Malaysia dari perairan Batubara.
Pihaknya sudah dikontak kepolisian untuk menyediakan shelter bagi korban yang selamat. Direncanakan ada 10 orang yang akan ditampung di shelter BP2MI Medan. Menurut informasi sementara, kata Yudi, kebanyakan korban yang selamat berasal dari Madura, Jawa Timur. Korban selamat diduga dibantu oleh nelayan-nelayan yang berada di perairan itu.
Pemberangkatan pekerja migran secara diam-diam dari pantai timur Sumatera sekitar Batubara-Tanjung Balai memang kerap terjadi. Pada 20 Desember, misalnya, BP2MI Medan memulangkan 15 pekerja migran yang digerebek petugas di sebuah penampungan di Tanjung Balai sehari sebelumnya.
Mereka berasal dari Lampung, Jakarta, Aceh dan Jawa Timur. Sejauh ini proses hukum penampung dan pelaku perdagangan orangnya belum berlanjut.
Adapun pada 2021, BP2MI Medan memulangkan 184 PMI bermasalah, baik dalam keadaan selamat, sakit, maupun meninggal, ke Sumut dan berbagai daerah di Tanah Air.
Humas Kantor Basarnas Medan Sariman Sitorus mengatakan, bersama pihak terkait, tim SAR telah mengikuti rapat koordinasi pencarian korban pada Senin (27/12/2021) malam. Namun, karena belum diketahui lokasi pasti kecelakaan terjadi, dua kapal SAR masih bersiaga di Belawan, Medan.
”Kami belum mengetahui lokasi pastinya sehingga belum mengetahui alur masuknya (kapal) dari mana. Data masih belum jelas karena keberangkatan mereka ilegal. Namun, kami pastikan kekuatan SAR siap bergerak,” kata Sariman.