Uji Nyali di Jalur Jip ”Off Road” Baturraden, Banyumas
Jalur esktrem jip wisata Baturraden bisa jadi pilihan melepas penat pada akhir pekan. Siapkan nyali dan body untuk bisa menikmati jelajah lereng Gunung Slamet di jalur ”off road” ini.
Jalur ekstrem jip wisata Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, bisa jadi pilihan untuk melepas penat di akhir pekan. Siapkan nyali dan bodi untuk bisa menikmati jelajah lereng Gunung Slamet di jalur off road ini.
Halimun tipis menyelimuti lereng Gunung Slamet. Deru jip wisata memecah keheningan kawasan Wanawisata Baturraden. Kelokan dan tanjakan di jalan wisata dengan ringan dilalui.
Setibanya di jalur off road, tanah berbatu curam juga berlumpur dalam siap menguji keterampilan pengemudi sekaligus meletupkan teriakan keseruan dari para penumpang.
Rute sepanjang 14 kilometer, dengan 5 kilometer di antaranya berupa jalur off road, jadi primadona wisatawan minat khusus di Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Jalur long trip yang bisa ditempuh dalam waktu 3-4 jam ini menyajikan sensasi menantang sekaligus penasaran.
Lihat juga : Memacu Adrenalin di Pantai Selatan Kebumen
Alur yang sempit dan terjal membuat hati dag-dig-dig, penasaran mampukah jip-jip era 1990-an ini melibasnya. Adapun deretan pohon pinus yang menjulang tinggi menaungi jalur memberikan sensasi kesejukan serta kedamaian.
Pada Sabtu (18/12/2021), rombongan jurnalis Kabupaten Banyumas mendapat kesempatan menjajal jalur ekstrem ini dalam rangkaian Gathering Media yang digelar Otoritas Jasa Keuangan Purwokerto. Sembilan jip, mulai dari Suzuki Katana hingga Taft, siap menembus kawasan hutan pinus di kaki Gunung Slamet.
Setiap jip bisa mengangkut satu pengemudi dan tiga penumpang. Yang satu duduk di samping pengemudi dan dua lainnya di bangku belakang. Jip dengan penggerak roda 4x4 ini dilengkapi pula dengan winch atau alat yang bisa membantu jip keluar dari kubangan atau menariknya di tanjakan terjal.
Dimulai dari kompleks Palawi Baturraden sekitar pukul 09.11, jip beriringan ke arah utara melintasi Kebun Raya Baturraden. Di simpang tiga menuju Pancuran Pitu, jip tidak belok ke kiri, tetapi tetap lurus menuju arah Serang, Purbalingga.
Baca juga : Menikmati Lereng Slamet dengan Jip
Selepas pertigaan itu, jalur yang semula aspal halus sudah berganti dengan aspal hancur nan terkelupas. Setelah sekitar 30 menit berkendara di jalur jalan rusak itu, mobil kemudian berbelok ke selatan, berhenti antre untuk mulai melumpur di jalur off road.
Di sinilah wisatawan mulai bersiaga mengatur posisi duduk. Kaki menjejak pangkal kursi di bagian depan dan kedua tangan erat menggenggam besi atau apa pun pegangan yang ada di depannya.
Jika tidak awas, tubuh pasti terlempar-lempar terhantam sisi dalam jip, atau berbenturan dengan penumpang di sebelahnya. Salah satu tips yang disampaikan oleh pemandu jip di area start adalah ikuti saja arah jip, jangan dilawan. Helm pengaman pun disediakan untuk dipakai agar mengurangi risiko benturan di kepala.
Kompas berkesempatan menaiki jip Suzuki Katana tahun 1991 dan dikemudikan oleh Paryoko (49) atau biasa disapa Om Yoko. Di kemudi Om Yoko, jip menderu-deru menembus alur sedalam 1 meter. Bodi luar jip terus beradu dan bersender pada dinding tanah ketika jip miring ke kiri ataupun ke kanan. Permainan kopling dan rem Om Yoko yang sudah hobi jip sejak 2010 ini konsisten menjaga jip tidak terguling atau terjungkal.
Meski berada di mobil dengan pengemudi andal nan berpengalaman, menjajal jip off road di jalur ekstrem bagi pemula tentu diperlukan keberanian sekaligus kepasrahan. Di sinilah teriakan histeris para penumpang memeriahkan hutan pinus yang sunyi.
”Kesannya, ya ampun gokil banget. Tanjakannya curam. Mobilnya miring-miring kayak mau jatuh. Adrenalinnya terpacu jadi inginnya teriak, jadi sekalian bisa melepaskan stres,” kata Dyah Sugesti, salah satu jurnalis yang ikut dalam rombongan ini.
Di jalur yang punya kemiringan hingga 45 derajat ini, beberapa kali jip saling bantu, tarik-menarik menggunakan kawat seling. Jip di bagian depan mengaitkan kawat seling ke batang pohon pinus. Kemudian setelah berhasil melewati jalur licin dan berlumpur terjal, jip ini gantian menjadi tumpuan tarikan bagi jip di belakangnya.
Salah satu titik paling sulit dilewati adalah berada di kawasan padang rumput gajah dan perkebunan jagung. Di sini jip yang dikemudikan Om Yoko harus kehilangan spion sisi kanan.
Selain itu, kaki-kaki jip ini juga sempat tersangkut bongkahan batu. Setelah berkali-kali mencoba menancap gas dan gagal, akhirnya jip ini didorong oleh jip yang ada persis di belakangnya. Batuan cadas yang membuat kaki-kaki jip ini tersangkut tampak berasap ketika jip Om Yoko ini berhasil melewatinya.
Di lokasi ini pula terdapat tanjakan terjal sepanjang sekitar 30 meter. Tidak semua jip bisa melewatinya karena tanah yang gembur dan bongkahan batu yang justru menghambat pengemudi dalam mengambil ancang-ancang saat menarik gas di kaki tanjakan.
Di sini, salah satu jip harus dicoba ditarik menggunakan kawat seling. Namun, karena curam dan sulitnya medan, kawat seling sampai terputus dua kali.
Jip itu akhirnya bisa melewati jalur ini setelah dua orang dari tim pembuka jalan mencangkul jalur untuk meratakan tanah serta memindahkan bongkahan batu besar yang jadi penghalang jip untuk tancap gas. Di kawasan ini butuh waktu sekitar 1 jam untuk bisa meloloskan sembilan jip rombongan kami.
Imam Sujono (47), koordinator lapangan dari Komunitas Mitra Jaga Wana Jeep Wisata Baturraden, mengatakan, ada dua paket wisata jip di Baturraden, yaitu short trip dengan durasi 1-1,5 jam bertarif Rp 350.000 per jip untuk tiga penumpang, serta long trip dengan durasi 3-4 jam bertarif Rp 650.000 per jip untuk tiga penumpang.
Sebelum pandemi Covid-19, tempat wisata yang dibuka mulai 2019 dengan 30 jip ini bisa melayani 3-4 kali trip setiap akhir pekan. Saat pandemi, jumlah jip yang melayani berkurang drastis, hanya 3-5 unit setiap akhir pekan, seiring dengan melorotnya jumlah wisatawan.
Kini, jumlah wisatawan berangsur pulih kembali seiring ditetapkannya Banyumas sebagai daerah dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 1.
”Alhamdulillah, jumlah wisatawan kembali bergeliat mulai November ini,” ujar Imam.
Layanan jip wisata di area Jawa Tengah bagian selatan juga ada di Kebumen. Di sana, jalur jip melintasi bibir pantai dan sensasi yang diberikan adalah menyusuri gumuk pasir.
Di lereng Gunung Slamet bagian timur ada pula layanan jip wisata yang siap mengantar wisatawan menyambangi tempat wisata, seperti Owabong, Goa Lawa, dan juga D’Las atau Lembah Asri Serang, Purbalingga.
Jika ingin jalur yang ekstrem, jip off road Baturraden bisa menjadi pilihan wisatawan. Siapkan mental dan baju ganti.
Meskipun ada di dalam jip, lumpur sering kali beterbangan mengenai penumpang. Siapkan pula makanan serta minuman ringan secukupnya karena paket ini tidak menyediakannya.
Penasaran dengan sensasi off road ini? Mari dijadwalkan untuk uji nyali di sini!