3.182 Personel Gabungan Dikerahkan untuk Awasi Mobilitas Warga di Sumsel
Sebanyak 3.182 personel gabungan disiagakan untuk mengamankan pelaksanaan Natal dan Tahun Baru di Sumatera Selatan. Mereka ditugasi mengawasi mobilitas masyarakat guna mencegah penularan Covid-19.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Sebanyak 3.182 personel gabungan disiagakan untuk mengamankan pelaksanaan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 di Sumatera Selatan, terutama terhadap risiko peningkatan kasus Covid-19. Warga diimbau tetap menerapkan protokol kesehatan ketat di tengah mobilitas masyarakat jelang hari raya yang diprediksi meningkat.
Hal ini disampaikan Kapolda Sumatera Selatan Inspektur Jenderal Toni Harmanto seusai menghadiri Apel Gelar Pasukan Operasi Lilin Musi 2021 di Palembang, Kamis (23/12/2021).
Tim pengamanan itu terdiri dari 1.508 personel Polri dan 1.518 personel dari tim gabungan, yakni TNI, dinas perhubungan, dinas kesehatan, dan beberapa instansi terkait lainnya.
Toni mengatakan, pihaknya akan berfokus pada pengamanan pelaksanaan peribadatan Natal di semua gereja, aktivitas di tempat wisata, lalu lintas tol dan non-tol, serta di fasilitas publik lainnya. Selain itu, didirikan juga 76 posko pengamanan dan pelayanan yang disebar di beberapa kawasan publik.
Pihaknya terus mengimbau warga agar benar-benar menerapkan protokol kesehatan secara ketat saat Natal dan Tahun Baru. ”Bahkan, untuk acara Tahun Baru tidak boleh ada kerumunan,” ucapnya. Hal itu untuk mencegah penyebaran Covid-19 varian baru Omicron yang sudah ada di beberapa daerah di Indonesia.
Percepatan vaksinasi
Toni juga mendorong percepatan vaksinasi di Sumatera Selatan. Hingga saat ini, cakupan vaksinasi di Sumsel mencapai 68,18 persen. Vaksinasi akan terus kita kejar agar bisa mencapai 70 persen pada akhir tahun.
Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Lesty Nurainy berharap tidak terjadi kerumunan pada masa Natal dan Tahun Baru kali ini. Sebab, jika berkaca pada tahun lalu ada peningkatan kasus yang signifikan setelah hari raya.
Untuk itu, semua pihak, termasuk penyelenggara kegiatan, diminta berkomitmen untuk dapat melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat. ”Aktivitas di dalam ruangan diharapkan tidak lebih dari 50 persen kapasitas ruangan,” ucapnya.
Selain itu, pemasangan fasilitas Peduli Lindungi juga harus ada di setiap tempat publik karena dari sana bisa diketahui status seseorang, termasuk mereka yang masih menjalani isolasi. ”Yang terpenting adalah tidak melepas masker dan tidak berkerumun ketika berada di tempat umum,” katanya.
Sampai saat ini, ucap Lesty, belum ada kasus Omicron di Sumsel. Secara rutin, pihaknya selalu mengirimkan sampel kepada Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan untuk diperiksa dengan metode whole genome sequencing guna melacak penyebaran virus. Dia berharap masyarakat tidak gegabah karena tingkat penularan varian ini sangat tinggi.
Dia berharap masyarakat tidak gegabah karena tingkat penularan varian ini sangat tinggi.
Adapun untuk vaksinasi, ujar Lesty, saat ini pasokan vaksin dari pusat sudah cukup memadai jika dibandingkan dengan beberapa bulan lalu. ”Saat ini, rata-rata pengiriman vaksin ke Sumsel sekitar 700.000 dosis vaksin lebih banyak dibanding pertengahan tahun lalu yang hanya sekitar 300.000 dosis vaksin,” katanya.
Terkait cakupan vaksinasi, ada beberapa daerah di Sumsel yang cakupan vaksinasinya sudah di atas 70 persen, yakni Ogan Komering Ulu (70,38 persen), Pagaralam (71,88 persen), Penukal Abab Lematang Ilir (72,35 persen), Lubuk Linggau (72,40 persen), Palembang (81,07 persen), dan Prabumulih (85,22 persen). Adapun untuk dosis kedua di Sumsel masih rendah, yakni 40,22 persen.
Direktur Lalu Lintas Polda Sumsel Komisaris Besar Pratama Adhyasastra menegaskan, tidak ada pembatasan ataupun penyekatan di Sumatera Selatan. Hanya saja, jika ada pelaku perjalanan yang keluar daerah Sumsel harus ada persyaratan administrasi yang harus dipenuhi, misalnya keterangan sehat dari ketua RT yang dibawa oleh pelaku perjalanan.
”Hal ini juga berlaku di daerah lain, jadi pelaku perjalanan sudah akan diperiksa ketika akan keluar dari wilayahnya,” kata Pratama.
Selain itu, pihaknya juga akan melakukan mengawasi lalulintas kendaraan di jalur tol dan non tol. Apalagi, di masa puncak di mana diperkirakan akan terjadi lonjakan pengguna jalan utamanya satu hari sebelum Natal dan Tahun Baru.