Warga NTB diimbau waspada dampak cuaca buruk, terutama saat beraktivitas di sungai atau laut. Apalagi belakangan banyak terjadi kecelakaan atau musibah yang merenggut nyawa.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·2 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Semua pihak diminta menghindari aktivitas di sekitar sungai atau laut saat terjadi cuaca buruk di Nusa Tenggra Barat. Setidaknya dalam lima bulan terakhir 10 orang tewas terkait dengan cuaca buruk di NTB.
Selasa (21/12/2021) pukul 06.00, tim SAR gabungan menemukan Gede Arthana (22), warga Lunyuk, Sumbawa, sudah tidak bernyawa. Sebelumnya, ia terseret ombak saat berenang di Pantai Sepang, Minggu (19/12/2021). Jenazahnya ditemukan 4 kilometer dari lokasi kejadian.
Kepala Kantor SAR Mataram Nanang Sigit mengatakan, bukan perkara mudah mencari korban di tengah ombak dan gelombang tinggi. Bersama personel TNI-Polri, pihaknya mencari korban di laut menggunakan perahu karet serta melakukan penyelaman dan penyisiran pantai.
I Gusti Lanang Wiswananda dari bagian Humas Kantor SAR Mataram meminta masyarakat menghindari aktivitas di perairan, baik itu sungai maupun laut. ”Jika penting atau harus berangkat, gunakan jaket keselamatan,” kata Gusti Lanang.
Kematian Gede menambah panjang daftar warga meninggal di NTB akibat cuaca buruk. Pada 17 Agustus 2021, Makrifuddin (37) asal Kecamatan Masbagik, Lombok Timur, juga meninggal akibat terseret ombak. Saat itu, dia tengah memancing di Pantai Tanjung Ringgit.
Selanjutnya, H Nadok (45), warga Lombok Barat, terseret ombak Pantai Teluk Memaki saat mencari siput pada 24 Agustus 2021. Dia tewas akibat kejadian ini. Pada 5 November 2021, tiga wisatawan meninggal setelah terseret air bah saat mandi di kawasan Air Terjun Tibu Atas, Lombok Barat.
Duka belum berhenti di bulan Desember. Pada 16 Desember 2021, tiga warga Mareje, Kecamatan Lembar, Lombok Barat, meninggal setelah sebelumnya mandi hujan di Bendungan Kondong. Sehari kemudian, jenazah Wil (25), warga Sekarbela, Mataram, ditemukan. Sebelumnya, dia terseret arus Sungai Berenyok, Pagesangan.
Imbauan berhati-hati saat cuaca buruk itu sejalan dengan peringatan dini cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid (ZAM) untuk tiga hari ke depan.
Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi ZAM, Agastya Ardha Chadra Dewi, mengatakan, periode 21-23 Desember 2021 ada potensi hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang di Pulau Lombok dan Sumbawa. Warga diimbau waspada dan berhati-hati karena banjir, tanah longsor, genangan air, angin kencang, petir, hingga pohon tumbang rentan terjadi.
Selain itu, kata Agastya, pengguna dan operator jasa transportasi laut, nelayan, wisata bahari, dan masyarakat pesisir juga diminta waspada gelombang tinggi. Diperkirakan, gelombang di atas 2 meter ada di Selat Lombok bagian utara dan selatan, Selat Alas bagian utara dan selatan, perairan utara Sumbawa, Samudra Hindia Selatan NTB, dan Selat Sape bagian selatan.