Stabilkan Harga Minyak Goreng, Lampung Gelar Operasi Pasar
Harga minyak goreng di Lampung masih melambung, yakni Rp 18.000-Rp 19.000 per liter. Pemprov Lampung menggelar operasi pasar untuk mengendalikan harga.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Lampung menggelar operasi pasar untuk menstabilkan harga minyak goreng yang melambung. Pada tahap awal, pemda menyiapkan 43.000 liter minyak goreng yang akan dijual dengan harga murah di pasar tradisional dan ritel modern.
Pada Selasa (14/12/2021), operasi pasar digelar di Pasar Perumnas Way Halim, Bandar Lampung. Kegiatan itu dipantau langsung Pelaksana Tugas Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Lampung Kusnardi dan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lampung Elvira Umi Hanni.
”Pemerintah harus mencegah kenaikan harga minyak goreng karena termasuk dalam bahan pokok yang dikendalikan harganya, terutama menjelang Natal dan Tahu Baru. Lampung mendapat kuota 43.000 liter minyak goreng untuk kegiatan operasi pasar pada tahap awal ini,” kata Kusnardi.
Di Bandar Lampung, operasi pasar dilakukan di empat lokasi. Selain Pasar Perumnas Way Halim, operasi pasar juga akan digelar di Pasar Kangkung, Pasar Pasir Gintung, dan Pasar Rabu yang digelar tiap pekan di halaman kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lampung.
Dalam operasi pasar itu, 1 liter minyak goreng dijual dengan harga Rp 14.000. Harga itu lebih murah dibandingkan dengan harga minyak goreng di pasaran yang saat ini Rp 18.000-Rp 19.000 per liter. Pembelian dibatasi maksimal 2 liter per orang.
Pembatasan jumlah itu untuk mencegah pembelian dalam jumlah banyak oleh spekulan. Selain itu, diharapkan operasi pasar minyak goreng murah itu bisa menjangkau lebih banyak warga di Lampung.
Selain pasar tradisional, minyak goreng dengan harga murah itu juga akan didistribusikan ke sejumlah ritel modern di Bandar Lampung. Operasi pasar serentak juga segera digelar di 15 kabupaten/kota lainnya secara bertahap.
Kusnardi menerangkan, operasi pasar minyak goreng ini adalah upaya pemerintah untuk menstabilkan harga bahan pokok menjelang Natal dan Tahun Baru. Pasalnya, permintaan minyak goreng diprediksi meningkat dalam dua pekan ke depan. Hal itu dikhawatirkan bakal memicu lonjakan harga yang lebih tinggi jika tidak dikendalikan lewat operasi pasar.
Sementara itu, Elvira menuturkan, Pemprov Lampung bekerja sama dengan PT Tunas Baru Lampung dalam pengadaan minyak goreng untuk kegiatan operasi pasar tersebut. Pemda juga mendapat dukungan dari Kementerian Perdagangan untuk kegiatan operasi pasar minyak goreng.
Menurut dia, kenaikan harga minyak goreng di pasaran merupakan dampak kenaikan harga CPO atau minyak sawit dunia. Kondisi ini terjadi karena menurunnya pasokan CPO selama pandemi Covid-19. Sementara permintaan masyarakat terhadap komoditas ini cenderung meningkat jelang Natal dan Tahun Baru.
Indah (35), warga Perumnas Way Halim, menilai operasi pasar minyak goreng ini dapat meringankan beban masyarakat di tengah melonjaknya harga bahan pokok. Sejak tiga bulan terakhir, Indah membeli minyak goreng dengan harga Rp 17.000-Rp 19.000 per liter. Ia berharap harga minyak goreng di pasaran bisa kembali turun di harga Rp 13.000-Rp 14.000 per liter.