Harga Minyak Goreng Stabil Tinggi, DKI Jamin Stok Aman
Dalam dua pekan terakhir, harga minyak goreng di Jakarta terus naik. Kenaikan harga terjadi akibat permintaan dunia yang meningkat di tengah pembatasan di masa pandemi.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dalam dua pekan terakhir, harga minyak goreng di Jakarta mengalami kenaikan. Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan DKI Jakarta menyatakan permintaan pasar dunia membuat kenaikan harga terjadi. Meskipun demikian, DKI menjamin pasokan aman.
Berdasarkan pantauan di sejumlah minimarket, Kamis (11/11/2021), di Grogol, Jakarta Barat, harga minyak goreng ukuran 2 liter dijual dengan harga Rp 42.000. Kemudian, dari situs resmi info pangan Jakarta, harga minyak goreng tertinggi di Pasar Pademangan Timur, Rp 20.000 per kilogram.
Harga minyak goreng curah di Pasar Senen, Jakarta Pusat, pada 10 November terpantau Rp 15.000 per kilogram, pada 11 November 2021 naik menjadi Rp 18.000 per kg.
Lonjakan harga terjadi karena imbas kenaikan harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dunia serta kurangnya pasokan bahan baku.
Suharini Eliawati, Kepala DKPKP DKI Jakarta, Kamis (11/11/2021), menjelaskan, kenaikan harga minyak goreng di pasaran terjadi secara bertahap. Harga eceran rata-rata minyak goreng pada September 2021 sebesar Rp 15.749 per liter, menjadi Rp 16.146 per liter pada Oktober 2021 atau naik 2,52 persen.
Jika harga eceran tertinggi (HET) ditetapkan Rp 11.000 per liter, saat ini di tingkat eceran harga minyak curah berkisar Rp 16.000-Rp 16.800 per liter. Sementara harga minyak kemasan berkisar Rp 17.500-Rp 19.000 per liter.
”Lonjakan harga terjadi karena imbas kenaikan harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dunia serta kurangnya pasokan bahan baku di pasar minyak nabati dan lemak secara global akibat pandemi dan cuaca buruk,” kata Eliawati.
Onny Widjanarko, Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta, membenarkan, saat ini situasi perdagangan dunia mulai menggeliat, termasuk permintaan pasar dunia akan CPO. Namun, karena masih pandemi, pengiriman dengan kapal belum normal sehingga memicu kenaikan harga.
Akan tetapi, imbuh Eliawati, Pemprov DKI Jakarta terus memastikan ketersediaan minyak goreng di pasaran. DKI memastikan ketersediaan minyak goreng dalam negeri dengan meminta pelaku usaha untuk tetap memproduksi dan memprioritaskan kontinuitas pasokan dalam negeri serta rutin melakukan monitoring harga secara kontinu.
Di DKI Jakarta melalui PT Food Station, stok minyak goreng tercatat 25.900 liter. Sedangkan stok yang ada di Bulog Divre Jakarta Banten berkisar di posisi 10.000 liter.
”Stok ini masih di batas aman untuk kebutuhan konsumsi masyarakat DKI Jakarta beberapa waktu ke depan,” katanya.
Intervensi dari pemerintah, lanjut Eliawati, selain memastikan stok di BUMD dan Bulog serta pelaku usaha aman dan cukup, DKPKP DKI Jakarta juga berkoordinasi dan bersinergi dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM DKI serta Satuan Tugas Pangan untuk saling bekerja sama menjaga kestabilan harga dan pasokan agar selalu aman. Selain itu tentu memastikan agar tidak ada oknum yang memanfaatkan kesempatan dalam masalah ini.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Balai Kota DKI Jakarta menyatakan, minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan yang diperlukan. Di tengah kenaikan harga, ia berharap tidak ada oknum-oknum yang menyalahgunakan situasi.
”Karena minyak goreng itu kebutuhan masyarakat banyak, menjadi tugas kita bersama untuk memastikan kestabilan harga pokok, termasuk minyak goreng. Kita bisa memantau dengan operasi pasar,” kata Ahmad Riza.