Bantuan ”Mobile” PCR untuk Sambas, Perkuat Pelacakan Kasus Covid-19 di Perbatasan
Pelacakan kasus Covid-19 di perbatasan Indonesia-Malaysia di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, diperkuat dengan adanya bantuan ”mobile” PCR dari Kementerian Dalam Negeri.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·2 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, mendapat bantuan satu unit mobile PCR dari Kementerian Dalam Negeri. Adanya mobile PCR tersebut diharapkan memperkuat pelacakan kasus di pintu perbatasan Indonesia-Malaysia dan mengantisipasi masuknya varian baru Covid-19.
Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji, saat menyerahkan mobile PCR dari Kementerian Dalam Negeri kepada Pemerintah Kabupaten Sambas di halaman Kantor Gubernur Kalbar, Selasa (14/12/2021), menuturkan, mobile PCR tersebut akan difungsikan khususnya di Aruk, perbatasan Indonesia-Malaysia. Untuk di perbatasan lain yaitu Entikong, Kabupaten Sanggau, sudah ada alat pemeriksaan.
”Jika empat alat pemeriksaan di dalam mobile PCR untuk Kabupaten Sambas tersebut difungsikan, bisa memeriksa 32 sampel per 1,5 jam. Jika satu hari bisa enam kali pemeriksaan, artinya ada 200 sampel yang diperiksa,” ujar Sutarmidji.
Dengan adanya mobile PCR tersebut, pekerja migran Indonesia (PMI) yang pulang dari Malaysia bisa segera menjalani tes usap PCR di lokasi dengan cepat. Pemeriksaan PCR tidak perlu dilakukan di Pontianak, ibu kota Kalbar.
”Sekitar satu jam sudah diketahui hasil pemeriksaannya. Pelayanan lebih cepat,” ujarnya.
Adanya mobile PCR tersebut juga merupakan bentuk mewaspadai varian baru Covid-19 dari luar negeri. Orang yang masuk dari perbatasan harus diperiksa secara ketat sehingga varian baru Covid-19 jangan sampai masuk ke daerah.
Sekitar satu jam sudah diketahui hasil pemeriksaannya. Pelayanan lebih cepat.
Selain itu, keberadaan mobile PCR juga untuk mengantisipasi banyaknya penduduk yang masuk pada momen libur Natal dan Tahun Baru.
Warga yang datang dari pintu resmi di pos lintas batas negara (PLBN) mudah diawasi. Namun, yang dikhawatirkan adalah jika ada yang pulang melintasi pintu tidak resmi. Hal itu yang perlu diwaspadai juga.
Mempermudah
Wakil Bupati Sambas Fahrur Rofi mengatakan, adanya mobile PCR mempermudah penanganan Covid-19. Apalagi, Kabupaten Sambas adalah salah satu pintu gerbang masuknya warga dari luar negeri ataupun dari dalam negeri ke luar negeri.
Kondisi lalu lintas di perbatasan masih rendah. Aktivitas di perbatasan Indonesia-Malaysia di Aruk sejauh ini sebatas pekerja migran Indonesia (PMI) yang pulang dari Malaysia.
Adapun kedatangan warga asing ke dalam negeri belum ada karena Pemerintah Malaysia juga masih memberlakukan pembatasan. Namun, arus balik PMI melintasi Aruk diwaspadai.
Catatan Kompas, kasus PMI yang pulang dari Malaysia terkonfirmasi positif Covid-19 pernah terjadi. Sebelumnya, 29 PMI asal Kabupaten Sambas yang baru pulang dari Malaysia pada 20 Oktober lalu positif Covid-19.
Mereka warga Sambas yang kala itu baru pulang dari Sarawak, Malaysia, melalui PLBN Aruk-Sajingan di Kabupaten Sambas. Kabupaten-kabupaten yang memiliki wilayah perbatasan hendaknya berhati-hati, terutama menjaga pelintasan batas di jalur tikus.