2.000 Rumah di Zona Bahaya Gunung Semeru Bakal Direlokasi
Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja sehari ke Lumajang, Jawa Timur untuk memastikan penanganan darurat korban guguran awan panas Gunung Semeru berjalan baik.
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo memastikan penanganan darurat korban guguran awan panas Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, berjalan dengan baik. Sekitar 2.000 rumah penduduk yang berada di lokasi yang dinilai berbahaya untuk dihuni akan direlokasi.
Presiden Jokowi mengunjungi langsung lokasi terdampak erupsi Gunung Semeru, Selasa (7/12/2021). Dalam kunjungan kerja sehari ke Lumajang, Presiden meninjau wilayah-wilayah yang rusak akibat erupsi Gunung Semeru dan lokasi pengungsian.
Bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, serta Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Presiden salah satunya mengunjungi lokasi di Desa Sumberwuluh. Dalam kunjungan pada pukul 10.21 itu, Presiden sempat berbincang dengan para pengungsi.
Terdapat 2.000 rumah yang terletak di lokasi berbahaya dan rentan saat terjadi erupsi Gunung Semeru.
Presiden juga bertemu dengan anak-anak serta menyerahkan santunan kepada ahli waris korban meninggal akibat guguran awan panas Gunung Semeru. Didampingi Kepala BNPB Letnan Jenderal Suharyanto, Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan/Basarnas Marsekal Madya Henri Alfiandi, Kepala Polri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, serta Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Lumajang Thoriqul Haq, Presiden memantau kegiatan di dapur umum serta posko pelayanan kesehatan.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga sempat meninjau Jembatan Besuk Kobokan yang runtuh akibat erupsi Gunung Semeru. Jembatan ini berada di jalur arteri Malang-Lumajang yang dibangun tahun 1998 dengan panjang bentang 192 meter dan lebar 9,6 meter. Masyarakat menyebut jembatan yang berlokasi di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang itu sebagai Jembatan Gladak Perak.
Dalam keterangan pers yang direkam dan diterima Kompas, Selasa (7/12/2021) siang, Presiden Jokowi menyampaikan dukacita atas meninggalnya warga pada erupsi Gunung Semeru, Sabtu (4/12/2021). Presiden juga menyatakan kehadirannya di Lumajang untuk memastikan seluruh kekuatan sudah di lapangan untuk mencari korban yang hilang, untuk mengevakuasi, serta melakukan penanganan darurat. Pengungsi di lokasi pengungsian juga diharapkan tertangani baik serta mendapatkan makanan secara memadai serta mendapatkan layanan kesehatan yang layak. .
Sejauh ini, menurut Presiden, diidentifikasi 2.000 rumah yang terletak di lokasi berbahaya dan rentan saat terjadi erupsi Gunung Semeru. Pemerintah merencanakan untuk merelokasi rumah warga ke tempat yang dinilai lebih aman. Pembangunan rumah warga akan segera dilakukan setelah lokasi baru untuk relokasi sudah diputuskan.
Hingga Selasa ini, BNPB mengoordinasikan 985 personel gabungan untuk mencari warga yang masih hilang, serta mengevakuasi dan memberi layanan kesehatan kepada penyintas. BNPB juga menyiagakan tiga unit helikopter, sementara PMI mengerahkan dua unit hagglund yang dapat menembus medan berat di lokasi terdampak material vulkanik.
Kementerian PUPR, menurut Kepala Pusat Data dan Informasi Nazib Faizal, juga mengerahkan personel untuk membersihkan jaringan jalan, memulihkan konektivitas baik jalan nasional, provinsi, dan kabupaten serta mencari jalur alternatif penghubung Lumajang-Turen-Malang setelah jembatan Besuk Koboan runtuh.
Erupsi Gunung Semeru berupa guguran awan panas membuat 2.004 warga mengungsi, selain itu 22 orang meninggal, 22 hilang, dan 56 lainnya luka-luka.
Senin (6/12/2021), guguran awan panas masih terjadi dengan jarak luncur 4 km dan mengarah ke Besuk Kobokan. Direktur Operasi Basarnas Brigjen (TNI) Wuryanto dalam keterangannya mengatakan bila cuaca baik Selasa ini, pencarian dan penyisiran daerah diharap lebih mudah.
Dalam kunjungan kerja ini, Presiden dan rombongan terbatas bertolak dari Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, sekitar pukul 07.00 pagi. Tiba di Bandara Internasional Juanda, Presiden melanjutkan perjalanan menggunakan helikopter Super Puma TNI AU menuju Lumajang.
Setelah 30 menit perjalanan dengan helikopter, Presiden dan rombongan terbatas tiba di helipad Stadion Srikandi, Kelurahan Tempeh Tengah, Kecamatan Tempeh, Lumajang pukul 09.30. Presiden disambut Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Kepala BNPB Letnan Jenderal Suharyanto, Kepala Polda Jatim Inspektur Jenderal Nico Afinta.