Puluhan titik di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, dilanda banjir. Proses evakuasi masih berlangsung. Belum ada laporan korban jiwa akibat kejadian tersebut.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Hujan lebat yang mengguyur sejak Minggu (5/12/2021) hingga Senin (6/12/2021) ini mengakibatkan banjir di puluhan titik di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Proses tanggap darurat seperti evakuasi dan distribusi kebutuhan pokok warga menjadi fokus pemerintah setempat. Belum ada laporan korban jiwa dan korban luka, termasuk kerusakan bangunan, akibat bencana tersebut.
”Dari kemarin hingga hari ini, curah hujan luar biasa. Tanpa henti. Di Lombok Barat, ada puluhan titik banjir dan beberapa di antaranya parah,” kata Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid saat meninjau penanganan banjir di Desa Ranjok, Kecamatan Gunungsari, Senin pagi.
Menurut Fauzan, dari puluhan titik banjir, kondisi terparah berada di Desa Kekait, Kecamatan Gunungsari; Desa Ranjok, Kecamatan Gunungsari; Lembah Sari, Kecamatan Batulayar; dan di Pelangan, Kecamatan Sekotong. ”Alhamdulillah sampai saat ini belum ada laporan warga yang luka atau meninggal,” katanya.
Menurut Fauzan, fokus mereka sekarang adalah penanganan darurat, khususnya evakuasi warga dan distribusi kebutuhan pokok seperti makanan. ”Kami sudah menurunkan tim. Saya sudah arahkan ke semua organisasi perangkat daerah terkait, paling penting tanggap darurat, yakni menyelamatkan warga dan menyiapkan konsumsi,” katanya.
Pantauan Kompas, hingga Senin siang, banjir di berbagai titik di Lombok Barat belum surut. Pada saat yang sama, hujan belum reda. Salah satunya di kompleks perumahan Bhayangkara Residence di Desa Ranjok, Gunungsari yang berada sekitar 5,7 kilometer utara Kota Mataram, ibu kota NTB.
Di kompleks perumahan tersebut, banjir mencapai ketinggian lebih dari 2 meter. Ratusan rumah warga terendam akibat jebolnya tanggul di wilayah hulu permukiman tersebut.
Handiana (36), warga, mengatakan, banjir terjadi pada Senin pukul 02.00 Wita. Sekitar pukul 05.00 Wita, banjir semakin tinggi. ”Saya bersama bayi saya terjebak lama sekali. Sudah tidak tahu lagi kondisi rumah dan isinya. Sekarang yang penting saya dan anak selamat,” ucapnya.
Proses evakuasi warga hingga pukul 12.00 Wita masih terus berlangsung. Selain terkendala ketinggian air, arus juga deras karena kiriman air tidak kunjung berkurang. Untuk sementara, warga memutuskan naik ke atap rumah dan menunggu evakuasi.
Meski banjir telah berlangsung sejak dini hari, proses evakuasi terpantau berjalan lambat karena keterbatasan alat. Hal ini ditambah lagi dengan banyaknya warga yang harus dievakuasi. Sejak pagi, hanya perahu dari dinas sosial yang berada di lokasi.
Perahu dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tiba sekitar pukul 10.00. Kemudian, disusul perahu-perahu evakuasi dari instansi terkait lainnya.
Distribusi bantuan juga mulai terlihat. Posko pengungsian sementara dibuka, misalnya, di tempat ibadah dan rumah-rumah warga yang tidak terdampak. Bantuan seperti makanan dan minuman juga mulai disalurkan.
Waspada
Fauzan mengatakan, penanganan bencana alam di Lombok Barat akan terus dilakukan. Hal ini termasuk mengantisipasi kondisi yang lebih parah mengingat musim hujan masih akan berlangsung lama. Oleh karena itu, ia meminta warga untuk tetap waspada.
”Sesuai penjelasan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan dengan intensitas tinggi akan berlangsung dari Desember-Januari. Puncaknya juga belum. Semua pihak, mulai dari pemerintah daerah hingga yang terkait, harus bersiap,” kata Fauzan.
Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid, Yudhit Adiyatma, menjelaskan, dari pantauan radar, hujan pada Senin ini masih berpotensi terjadi hingga sore hari. Hal ini terutama untuk wilayah Lombok Barat, Mataram, Lombok Utara, sebagian Lombok Tengah, dan Lombok Timur.
”Dari pantauan data pos hujan, ada beberapa yang masuk kategori ekstrem, seperti wilayah Cakranegara dan Mataram,” kata Yudhit.