Bencana Kepung NTB, Empat Warga Meninggal dan Satu Hilang di Lombok
Bencana alam melanda sejumlah wilayah di NTB. Di Lombok Barat, empat warga meninggal dan satu orang hilang akibat banjir bandang. Warga diimbau siaga karena bencana masih mengancam seiring puncak musim hujan.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Banjir bandang dan longsor melanda sejumlah daerah di Nusa Tenggara Barat, Senin (6/12/2021). Ribuan warga terdampak, termasuk 4 orang meninggal dan 1 orang lainnya masih dalam pencarian.
Empat warga meninggal dan satu hilang adalah korban banjir bandang di Dusun Batulayar Utara, Desa Batulayar Barat, Kecamatan Batulayar, Lombok Barat. Seluruh korban meninggal adalah perempuan, yakni Papuq Temah (80), Sumiyati (50), Sumiahana (32), dan Ladenia (5). Sementara korban hilang diketahui laki-laki atas nama Haji Suri (65).
”Hujan lebat sekitar delapan jam melanda kawasan ini. Hal itu menyebabkan banjir bandang. Sekitar pukul 08.00, air dari pegunungan menghanyutkan material berupa kayu yang sudah ditebang, kayu yang sudah tumbang, juga pohon yang masih utuh di pinggir sungai,” kata Camat Batulayar Afgan Kusuma Negara, saat ditemui di Batulayar Barat, Senin sore.
Menurut Afgan, material banjir bandang itu menumpuk dan menutup jembatan sehingga air meluap. Air yang terbendung kemudian berbelok dan menghantam permukiman warga.
Saat kejadian, empat warga yang meninggal sedang berada di rumah karena kondisi kala itu hujan deras. Sementara warga yang belum ditemukan sedang berada di sekitar jembatan yang dilanda banjir bandang tersebut.
Setelah ditemukan, keempat warga yang meninggal tersebut kemudian dibawa ke rumah kerabat dan dimakamkan pada Senin sore. Adapun pencarian warga yang hilang hingga sore masih berlangsung. ”Selain itu, ada satu warga lagi yang mengalami patah kaki. Korban sudah dievakuasi ke puskesmas terdekat untuk dirawat,” kata Afgan.
Pantauan Kompas, dampak banjir bandang masih terlihat di dusun yang berada sekitar 12 kilometer arah utara Mataram, ibu kota NTB itu. Gelondongan kayu, batang enau, pohon-pohon yang masih utuh, dan juga batu besar menumpuk di beberapa titik.
Beberapa rumah warga, termasuk rumah ibadah, rusak, jebol dihantam banjir bandang. Lumpur juga memenuhi jalan, termasuk rumah warga dan sekolah.
Pada Senin sore, tim gabungan dari TNI, Polri, BPBD, dan instansi terkait, serta masyarakat, bergotong royong mencari satu warga yang hilang. Alat berat sulit masuk ke lokasi sehingga pencarian dilakukan dengan memotong dan memindahkan gelondongan kayu.
Komandan Resor Militer 162/Wira Bhati Brigadir Jenderal Ahmad Rizal Ramdhani menduga posisi korban yang belum ditemukan berada di area tumpukan besar kayu yang sedang dibersihkan. Selain karena sudah menyisir area lain, di lokasi tersebut juga ditemukan sepeda motor dan sapi milik korban.
Selain Danrem, Gubernur NTB Zulkieflimansyah dan Wakil Bupati Lombok Barat Sumiatun juga meninjau lokasi banjir bandang tersebut pada Senin sore. Mereka memastikan bantuan untuk warga menjadi prioritas terkini.
Ribuan warga
Selain di Lombok Barat, banjir bandang juga dilaporkan terjadi di Lombok Utara, yakni di Desa Manggala dan Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang. Tidak ada korban jiwa, tetapi sekitar 115 keluarga terdampak dan satu jembatan penghubung antardusun rusak.
Di Lombok Barat, hujan deras sejak Minggu (5/12/2021) juga memicu jebolnya tanggul yang menyebabkan tiga kecamatan terdampak, yakni Gunungsari, Batulayar, dan Sekotong.
Banjir bandang juga dilaporkan terjadi di Lombok Utara, yakni di Desa Manggala dan Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang.
Data sementara, 1.167 keluarga terdampak. Hingga Senin sore, banjir belum surut, terutama di wilayah pesisir.
”Ini banjir terparah sejak beberapa puluh tahun terakhir. Sebelumnya, mungkin tidak pernah ada yang seperti ini. Kami berharap semoga penanganan dari pemerintah daerah bisa lebih cepat,” kata Yaqin (33), warga Meninting, Lombok Barat.
Banjir di kawasan Meninting juga menutup ruas jalan raya sehingga akses dari Mataram-Senggigi terputus. Menjelang Senin petang, jalur tersebut baru bisa dilewati kendaraan.
Banjir juga melanda empat kecamatan di Kota Bima, Pulau Sumbawa, yakni di Asakota, Rasanae Barat, Raba, dan Mpunda. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat saat ini masih melakukan pendataan.
Selain itu, juga terjadi longsor di jalur pusuk Lombok Utara dan di jalur menuju kawasan Selong Belanak di Lombok Tengah. ”Saya belum bisa menyebutkan angka pastinya, tetapi warga yang terdampak mencapai ribuan jiwa,” kata Kepala Pelaksana BPBD NTB Sahdan.
Sahdan mengimbau masyarakat agar selalu siaga menghadapi bencana hidrometeorologi, terutama memasuki puncak musim hujan saat ini. Warga juga diimbau selalu memperbarui informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid juga meminta hal serupa. Menurut dia, berdasarkan perkiraan BMKG, puncak curah hujan akan terjadi akhir Desember 2021 hingga awal Januari 2022.
”Kami meminta semua pihak siaga menghadapi bencana banjir dan longsor. Sementara untuk wilayah yang sudah terdampak banjir dan longsor saya perintahkan agar semua pihak bergerak cepat membantu dan mengevakuasi warga terdampak,” kata Fauzan saat meninjau lokasi banjir di Gunungsari.