Banjir sudah terjadi di sejumlah daerah, termasuk Kudus dan Pati. Pada Selasa (30/11/2021) dini hari, banjir terjadi di Desa Golantepus, Kudus, akibat tanggul jebol. Sementara di Wonosoco, Kudus, terjadi banjir bandang.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·4 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Banjir melanda sejumlah daerah di pantura Jateng, seperti Kabupaten Kudus dan Pati, dalam beberapa hari terakhir. Tingginya curah hujan membuat debit sungai meningkat, bahkan menyebabkan tanggul jebol. Air meluap hingga menggenangi jalan dan permukiman.
Pada Selasa (30/11/2021) pukul 03.00, misalnya, banjir melanda Desa Golantepus, Kecamatan Mejobo, Kudus. Sejak Senin (29/11/2021) pukul 16.00 hingga 23.00, terjadi hujan lebat yang membuat debit Sungai Dawe meningkat. Hal tersebut membuat tanggul sungai, sepanjang sekitar 40 meter jebol sehingga air melimpas.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus, 50 rumah terendam. Luapan sungai juga membuat sejumlah ruas jalan tergenang, berkisar 20-40 sentimeter, terutama di RW 001, RW 002, dan RW 003. Namun, pada Selasa pagi, banjir mulai surut.
”Kondisi terkini, pukul 09.30, (banjir) sudah mulai surut dan warga bersama TNI Polri serta sukarelawan sedang melakukan kerja bakti,” kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Kudus Budi Waluyo, dihubungi dari Semarang, Selasa.
Ia menambahkan, telah melakukan assessment data serta koordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam penanganan banjir tersebut. Terkait tanggul yang jebol, kata Budi, sudah didatangkan tanah uruk dalam karung. Hal tersebut sebagai upaya sementara menguatkan tanggul.
Kepala Desa Golantepus Nur Taufiq mengemukakan, nyaris semua wilayah yang terdampak banjir sudah surut sehingga pihaknya bersama TNI, Polri, BPBD Kudus, dan masyarakat bekerja bakti membersihkan sisa-sisa banjir. Sementara di RW 002, masih ada sebagian titik yang tergenang.
Menurut dia, kondisi tanggul Sungai Dawe di wilayahnya memang perlu ditinggikan. ”Kondisinya sudah sangat kritis. Ada sebagian yang sudah ditanggul, tetapi semalam terkikis karena tingginya debit sungai, hingga jebol. Ke depan, menurut rencana akan dibangun parapet (dinding penahan) oleh BBWS Pemali Juana,” kata Nur.
Banjir bandang
Sekitar 26 kilometer di sebelah selatan Golantepus, banjir bandang terjadi di Desa Wonosoco, Kecamatan Undaan, Kudus, Senin pukul 17.25. Diawali hujan lebat, aliran sungai dari Pegunungan Kendeng melaju deras hingga melebihi kapasitas saluran serta meluap.
Berdasarkan data BPBD Kudus, total ada 62 rumah dan satu tempat wisata di desa tersebut yang terdampak, baik rusak maupun digenangi lumpur. Kerusakan berat terjadi pada dapur rumah Yayuk Iriani serta dapur rumah Sumarno. Fondasi rumah Sumarno berserta isinya terbawa arus.
”Pagi hingga siang ini, kami masih melakukan gerakan pembersihan,” kata Kepala Desa Wonosoco Setiyo Budi, Selasa siang.
Sementara di Pati, sejumlah desa di tujuh kecamatan, yakni Pati, Wedarijaksa, Jakenan, Winong, Pucakwangi, Tambakromo, dan Gabus, juga tergenang. Khusus di Gabus, terdata 14 desa yang sudah tergenang.
”(Banjir) karena luapan air sungai akibat tingginya curah hujan. Lalu diperparah dengan aliran sungai yang tersumbat sampah, yang dibuang ke sungai dan saluran air,” ujar Kepala Pelaksana Harian BPBD Pati, Martinus Budi, Selasa.
Ia menambahkan, ke depan, perlu ada upaya kuat dari semuah pihak untuk menjaga Pegunungan Kendeng maupun Muria. ”Juga, upaya penguatan tanggul dengan tanaman rumput vetiver (akar wangi) serta mengubah perilaku masyarakat dalam membuang sampah ke sungai dan saluran air,” katanya.
Sebelumnya, berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir melanda lima kecamatan di Pati pada Kamis (25/11/2021) pukul 20.00. Tinggi muka air bervariasi, berkisar 10-140 cm. Kejadian itu menyebabkan 673 rumah tangga atau 1.195 jiwa terdampak.
Dikutip dari situs BNPB, BPBD Kabupaten Pati telah melakukan penanganan darurat dengan berkoordinasi dengan musyawarah pimpinan kecamatan di lima daerah terdampak. Hal itu dilakukan guna menyiapkan titik-titik kumpul atau tempat evakuasi sementara, apabila genangan air semakin meningkat.
BNPB mengimbau warga untuk hati-hati apabila melakukan aktivitas di sekitar sungai yang meluap dan titik-titik lokasi banjir. ”Kewaspadaan dalam berkendara juga harus ditingkatkan saat melewati jalan-jalan yang masih tergenang air,” kata Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.
Berdasarkan data Stasiun Meteorologi Kelas IIA Ahmad Yani Semarang, ada potensi cuaca ekstrem hujan sedang-lebat yang dapat disertai kilat atau petir serta angin kencang di sejumlah wilayah di Jateng. Pantura timur Jateng seperti Rembang, Pati, Kudus, dan Demak termasuk di dalamnya.