Petang Pilu di OKU, Lima Warga Tewas Setelah Dianiaya Diduga ODGJ
Seorang warga berinisial OE (25) di Kecamatan Peninjauan, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, menganiaya lima warga yang ditemuinya hingga tewas. Sampai saat ini, polisi masih mendalami motif penganiayaan,
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
Penyebab OE (25) nekat mencabut nyawa lima warga Desa Bunglai, Kecamatan Peninjauan, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, masih buram. Polisi tengah mendalami motif terduga pelaku sekaligus memeriksa kondisi kejiwaannya.
Jumat (26/11/2021) petang di Bunglai itu seharusnya menyenangkan. Panorama sore bisa jadi tengah menawan karena berhasil menggoda OE pergi ke luar rumah menggunakan sepeda motor. Dia bahkan membumbui suasana sore itu dengan makan siomay di pinggir jalan.
Akan tetapi, semua berubah pilu. Entah kenapa, OE beringas saat bertemu Hendri (33), petani sekaligus tetangga. Tidak lama setelah menyantap siomay, OE bahkan menusukan pisau ke perut Hendri. Belum diketahui dari mana OE mendapatkan pisau itu.
Keributan itu dilihat dan berusaha didamaikan Ikrom (48), warga Bunglai lainnya. Namun, niat warga sedesa itu sepertinya tidak diterima OE.
Bukannya tenang, dia malah kembali menusukan pisaunya ke tubuh Ikrom. Tidak menolong kedua korban yang terluka parah, OE justru pergi ke sebuah sumur, tidak jauh dari lokasi pertikaian.
Di sana ternyata ada Erni (35), ibu rumah tangga, yang tengah mengambil air. Naas, OE tiba-tiba menusukan pisau yang sama ke tubuh Erni. Endang (40), suami Erni, melihat peristiwa itu. Namun, saat hendak menyelamatkan istrinya, ia menjadi korban OE lainnya.
Melihat keributan di sumur, Sari (45), warga lainnya, keluar dari rumahnya. Namun, ulah OE sudah tidak terkendali. Dia mendekap Sari dan menganiaya lagi. Seperti korban lainnya, Sari tewas dengan sejumlah luka tusukan di tubuhnya.
Setelah menganiaya, OE tidak lantas kabur ke luar desa, tetapi pulang ke rumah. Dia seperti tidak cemas bakal diciduk aparat penegak hukum. Benar saja, tidak lama kemudian, polisi menangkapnya di rumah itu.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Ogan Komering Ulu Ajun Komisaris Hilal Adi Imawan, Sabtu (27/11/2021), mengatakan, keterangan dari sejumlah saksi masih minim. Keluarga korban masih dirundung duka.
Akan tetapi, Hilal mengatakan, muncul informasi menarik meski kebenarannya masih harus diuji lebih lanjut. Kabarnya, OE mengalami gangguan jiwa. Dia disebut hanya tinggal di dalam rumah setidaknya setahun terakhir.
”Kami belum bisa memastikan pelaku adalah penyandang gangguan jiwa. Dia sedang menjalani pemeriksaan kejiwaan,” katanya.
Psikolog di RSUD Siti Fatimah Palembang, Syarkoni, menjelaskan, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berpotensi mencederai orang yang ditemuinya. Hal ini disebabkan munculnya persepsi curiga. Beberapa pemicunya seperti mulai dari konflik, tekanan dari luar, hingga keturunan.
Menurut dia, gejala gangguan jiwa bisa diminimalisasi dengan obat dan perawatan khusus. Selain itu, perlu dukungan keluarga untuk menjauhi faktor-faktor pemicunya.
Pengamat sosial dari Universitas IBA Palembang, Tarech Rasyid, mengatakan, apabila pelaku memang ODGJ, dia tidak bisa dituntut proses hukum. Alasannya, pelaku bertindak di luar kesadarannya. Ke depan, untuk mencegah hal ini terulang, dia mengatakan, peran pemerintah sangat vital memantau kesehatan mental warga.
”Jika memang ada ODGJ yang meresahkan warga lainnya, seharusnya segera mendapat perawatan di rumah sakit,” kata Tarech.
Titik terang kasus ini harus segera ditemukan. Korban tidak akan hidup lagi. Namun, besar harapan banyak pihak agar tragedi ini tidak terjadi kembali. Semoga petang lainnya di Bunglai tetap indah tanpa harus berubah jadi tragedi yang memilukan.