Rombongan Wisatawan ”Rafting” Terkena Tanah Longsor, Dua Korban Ditemukan Meninggal
Sebanyak dua orang meninggal dan satu orang lainnya masih hilang ketika serombongan wisatawan arung jeram, yang terdiri dari enam orang, tertimbun tanah longsor di Payangan, Gianyar, Bali, Kamis (25/11/2021) siang.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Sebanyak dua orang meninggal dan satu orang lainnya masih hilang ketika serombongan wisatawan arung jeram, yang terdiri dari enam orang, tertimbun tanah longsor di Desa Melinggih Kelod, Kecamatan Payangan, Gianyar, Bali, Kamis (25/11/2021) siang.
Keterangan dari Kepolisian Sektor Payangan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gianyar, dan Kantor SAR Denpasar, dua korban meninggal teridentifikasi satu perempuan berusia dewasa dan seorang anak laki-laki. Adapun seorang anak lainnya menjadi korban tanah longsor belum ditemukan hingga upaya pencarian dan pertolongan dihentikan sementara pada Kamis malam.
”Dua korban ditemukan selamat, satu orang luka, dan satu orang belum ditemukan. Korban jiwa sementara ini dua orang,” kata Kepala Polsek Payangan Ajun Komisaris Polisi I Putu Agus Ady Wijaya yang dihubungi pada Kamis malam.
Musibah tanah longsor yang merenggut korban jiwa itu dilaporkan terjadi pada Kamis (25/11) siang. Dihubungi terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Gianyar Ida Bagus Putu Suamba mengatakan, BPBD Kabupaten Gianyar menerima informasi kejadian tanah longsor di tebing Sungai Ayung di Banjar Begawan, Desa Melinggih Kelod, Kecamatan Payangan, pukul 14.30 Wita.
Dari keterangan warga setempat, korban merupakan rombongan wisatawan arung jeram (rafting) yang terdiri dari dua kelompok, yakni satu kelompok terdiri dari empat orang dan satu kelompok lainnya terdiri dari dua orang. Empat orang dari kelompok wisatawan rafting itu adalah satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan dua anak mereka. Adapun kelompok lainnya adalah seorang warga negara asing bersama istrinya. Mereka diantar seorang pemandu rafting.
”Rombongan ini hendak naik ke tempat parkir karena mereka batal rafting,” kata Suamba. Suamba menambahkan, kegiatan rafting siang itu dibatalkan karena air Sungai Ayung sedang keruh dan arusnya deras akibat hujan.
Rombongan ini hendak naik ke tempat parkir karena mereka batal rafting.
Dalam perjalanan naik ke tempat parkir, tebing sungai tersebut tiba-tiba longsor. Material tanah dan pepohonan menimbun rombongan wisatawan dan pemandunya yang sedang dalam perjalanan naik menuju tempat parkir.
Tim gabungan pencarian dan pertolongan (SAR) bergerak mengevakuasi dan menyelamatkan korban tanah longsor itu. Enam orang, termasuk pemandunya, dapat ditemukan dengan kondisi dua orang selamat dan dua orang mengalami cedera. Adapun dua korban ditemukan meninggal. Semua korban, termasuk korban yang cedera, dievakuasi ke Rumah Sakit Umum (RSU) Payangan, Gianyar. Sementara itu, satu korban lainnya belum ditemukan dan diduga masih tertimbun.
Korban
Keterangan dari Kantor SAR Kelas A Denpasar (Basarnas Bali), tiga wisatawan yang dapat dievakuasi dalam kondisi selamat adalah pasangan suami dan istri asal Tangerang, Banten; serta seorang laki-laki warga negara Swedia. Dua korban selamat itu mengalami cedera. Adapun korban meninggal ialah seorang perempuan berusia dewasa dan seorang anak laki-laki berusia 10 tahun.
Korban yang belum ditemukan adalah seorang anak berusia 8 tahun. Tim gabungan SAR menunda operasi SAR terhadap korban yang belum ditemukan itu pada Kamis malam dan akan melanjutkannya mulai Jumat pagi.
”Kondisi tidak memungkinkan melanjutkan pencarian malam ini mengingat jarak pandang dan lokasi longsor yang masih labil,” kata Kepala Kantor SAR Kelas A Denpasar (Basarnas Bali) Gede Darmada dalam siaran pers dari Basarnas Bali, Kamis. ”Besok (Jumat) pagi kami kembali melakukan pencarian,” ujar Darmada.
Lebih lanjut Suamba mengatakan, Bali sudah masuk musim hujan, bahkan wilayah Gianyar sering turun hujan. Terkait dengan hal itu, Suamba mengimbau pihak pengelola usaha rafting dan masyarakat betul-betul memperhatikan kondisi cuaca dan mempertimbangkan faktor keselamatan dan keamanan.