Borobudur Marathon 2021 Digelar dengan Protokol Kesehatan Ketat
Borobudur Marathon 2021 tetap dilaksanakan dengan protokol kesehatan ketat. Berbagai upaya dalam rangkaian penyelenggaraan dilakukan demi memastikan lomba ini terselenggara aman bagi semua.
Oleh
REGINA RUKMORINI/KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Borobudur Marathon 2021 Powered by Bank Jateng digelar dengan standar protokol kesehatan ketat. Tujuannya, memastikan keamanan dan keselamatan semua pihak yang terlibat. Sejauh ini, Borobudur Marathon mampu ikut meningkatkan pertumbuhan ekonomi warga sekitar.
Borobudur Marathon 2021 digelar dalam tiga lomba, yaitu Borobudur Marathon Elite Race, Bank Jateng Tilik Candi, dan Borobudur Marathon Virtual Challenge (BMVC). Bank Jateng Elite Race yang akan digelar Sabtu (27/11/2021) diikuti 42 atlet lari yang akan menempuh rute full marathon. Mereka akan mengelilingi rute di dalam Taman Wisata Candi Borobudur sebanyak 12 kali.
Sementara ajang Bank Jateng Tilik Candi yang akan dilaksanakan Minggu (28/11/2021) diikuti 128 pelari dari masyarakat umum. Mereka akan menempuh half marathon atau enam kali mengelilingi rute di dalam Taman Wisata Candi Borobudur.
Pada Minggu, sebanyak 8.008 pelari BMVC juga akan berlari di daerah asal di seluruh Nusantara. Dalam BMVC, pelari terbagi dalam tiga kategori lari, yaitu full marathon (42 kilometer), half marathon (21 km), dan 10 km.
Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas Budiman Tanuredjo mengatakan, penyediaan air yang biasanya diberikan dengan gelas-gelas plastik kali ini menggunakan botol yang telah diberi nama pelari. ”Dengan mengacu standar protokol kesehatan ketat, kami berharap bisa meminimalkan kontak antarpelari atau petugas di lapangan,” ujar Budiman saat konferensi pers di Grand Artos Hotel and Convention, Magelang, Jateng, Jumat (26/11/2021).
Kondisi kesehatan pelari dari kategori elite race bahkan dipantau ketat sejak dua minggu sebelum dijadwalkan berangkat ke Magelang. Selain pemeriksaan tes antigen sebelum berangkat, ada juga tes usap PCR setelah tiba di Magelang.
”Tes usap PCR kami wajibkan juga kepada panitia dan semua orang yang terlibat serta hadir dalam ajang Borobudur Marathon 2021,” ujarnya.
Medical Director Borobudur Marathon 2021 dr Andi Kurniawan mengatakan, semua peserta elite race berada dalam kondisi sehat. Namun, ia mengingatkan agar semua pihak harus tetap melaksanakan protokol kesehatan ketat.
Menurut Race Director Borobudur Marathon 2021 Andreas Kansil, dari 42 pelari elite race, lebih dari 10 orang baru saja mengikuti PON 2021 di Papua. Namun, mereka disebut siap berlomba karena sudah beristirahat dan melalui masa pemulihan selama sekitar sebulan.
Andreas tidak memungkiri, sebelumnya ada pelari yang khawatir sulit mencapai finis karena latihan yang minim akibat pandemi. ”Namun, karena sudah kali kedua berlari di tengah pandemi, banyak atlet terlihat lebih rileks,” ujarnya.
Dampak ekonomi
Sejauh ini, Borobudur Marathon berdampak pada perputaran uang warga sekitar. Pada tahun 2017, misalnya, pengeluaran uang di kawasan Borobudur mencapai Rp 15,1 miliar.
Setahun kemudian, jumlahnya meningkat 74 persen menjadi Rp 26,5 miliar dan tahun 2019 menjadi Rp 30,5 miliar. Kreativitas warga terbukti semakin hidup. Salah satu contohnya muncul pasar malam di sejumlah titik saat Borobudur Marathon digelar.
Saat pandemi tahun 2020 dan saat ini, Budiman mengatakan, perputaran uang sulit terukur karena sejumlah pembatasan. Namun, menurut dia, ajang ini tetap memberikan perubahan perilaku. Salah satu contohnya, pelari dan pelancong yang semula banyak menginap di Yogyakarta kini mulai menginap di sejumlah tempat di sekitar Borobudur.
Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno mengatakan, pihaknya terus mendampingi pelaku UMKM yang ada di sekitar Borobudur. ”Di masa pandemi, kami arahkan mereka bergerak memanfaatkan teknologi digital, baik untuk promosi, pemasaran, maupun metode pembayaran,” ujarnya.